40+ Contoh Teks Anekdot Singkat Beserta Struktur Hingga Kaidah Kebahasaannya

40+ Contoh Teks Anekdot Singkat Beserta Struktur Hingga Kaidah Kebahasaannya

Ni Made Maheswari Anindya Putri - detikBali
Kamis, 19 Okt 2023 08:45 WIB
Teks Anekdot Adalah
Teks anekdot. Foto: Istimewa
Denpasar -

Saat mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia, detikers pasti tidak asing lagi dengan materi Teks Anekdot. Melansir e-modul dari laman repositori.kemdikbud.go.id, anekdot merupakan cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, dan biasanya menceritakan orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Untuk dapat memahami teks anekdot lebih dalam, berikut adalah 40+ contoh teks Anekdot beserta strukturnya yang sudah detikBali rangkum dari berbagai sumber.

Contoh Teks Anekdot Singkat Beserta Strukturnya

1. Contoh Teks Anekdot: Hukuman

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abstrak

Di pagi hari yang cerah, di sebuah ruang kelas, sedang berlangsung proses pembelajaran. Karena kondisinya santai, guru kelas bercakap-cakap dengan salah satu siswa.

ADVERTISEMENT

Orientasi

"Bu, Ibu Guru! Mau bertanya, Bu!" kata seorang siswa bernama Meta.

"Ya, silahkan, mau bertanya apa, Ta?" jawab Bu Guru.

Krisis

"Bu Guru, sebenarnya boleh tidak, seseorang dihukum karena perbuatan yang belum dia lakukan?" tanya Meta.

"Jelas tidak boleh, ya. Seseorang baru boleh dihukum saat dia terbukti bersalah," terang Bu Guru.

Reaksi

"Syukurlah Bu, jadi saya bebas hukuman, ya, Bu? Soalnya saya belum mengerjakan PR," sahut Meta.

Koda

"Hahahahaha, dasar!" gelak Bu Guru dan siswa-siswa kelas.


2. Contoh Teks Anekdot: Reaksi Kimia

Abstrak

Seorang guru mengajarkan reaksi kimia di kelas. Ia menerangkan, proses pembuatan makanan merupakan proses kimiawi. Ia pun memulai sesi pertanyaan.

Orientasi

"Susi, sebutkan contoh reaksi kimia yang sudah kamu tahu!" kata Bu Guru.

"Dalam pembuatan etanon, glukosa diubah jadi alkohol lewat fermentasi, rumusannya C6H12O6 -> 2C2H5OH + 2CO2 + 1NADH2 + energi," jelas Susi.

"Bagus, Susi!" Puji Bu Guru. Sekarang Juki, sebutkan contoh yang lain!"

Krisis

Juki waktu itu sedang melamun. Maklum, ia belum sarapan karena bangun kesiangan. Padahal, ibunya sudah menyiapkan nasi pecel ayam yang sangat enak untuk ia dan adiknya. Juki pun tidak berkonsentrasi dengan pertanyaan Bu Guru sehingga menjawab sekenanya.

"Beras dimasak jadi nasi, Bu. Lalu tempe mentah dicampur garam, bawang, dan ketumbar, kemudian digoreng jadi gurih. Kalau nasi dan tempe dicampurkan, ditambah sambal pecel, rebusan sayur, dan kecambah, perpaduan unsur ini menjadi sarapan enak, Bu," sahut Juki.

Reaksi

Seisi kelas tertawa kencang, termasuk Bu Guru.

"Tenang..tenang..hahaha. Juki, kenapa jawabanmu demikian?" tanya Bu Guru.

"Itu reaksi kimiawi, Bu," jawab Juki.

"Maksudnya bagaimana?"

"Tadi kata Ibu, semua proses makanan adalah proses kimiawi. Saya jawab proses sederhananya, Bu, tidak pakai rumus kimia. Soalnya susah, nanti bikin lapar," jelasnya.

Koda

Sekali lagi siswa tertawa karena jawaban Juki yang sedang lapar.

3. Contoh Teks Anekdot: Mimpi

Abstrak

Tiga orang musafir dalam perjalanan jauh kelelahan. Mereka bersama-sama melanjutkan perjalanan.

Orientasi

Setelah berhari-hari, mereka menyadari bahwa makanan yang tersisa hanya satu helai roti dan seteguk air di kendi. Mereka bertengkar soal siapa yang berhak makan dan minum sisa perbekalan tersebut.

Malam tiba. Seseorang dari musafir mengusulkan agar semuanya tidur.

"Saat bangun besok, kita ceritakan mimpi kita. Orang yang punya mimpi paling menakjubkan, berhak atas bekal ini," katanya.

Krisis

Pagi berikutnya, mereka bangun.

"Aku mimpi begini, berada di tempat yang indah dan tenang, berjumpa dengan orang bijaksana. Ia bilang bahwa aku berhak atas makanan kita karena kehidupan masa lalu dan masa depanku berharga," kata musafir pertama.

"Aneh sekali," kata musafir kedua. "Di mimpiku, aku melihat orang serba tahu, ia bilang aku berhak atas makanan itu karena aku lebih berpengetahuan. Aku perlu makan karena ditakdirkan menuntun," tuturnya.

Reaksi & Koda

Musafir ketiga berkata, "Dalam mimpiku, tidak ada yang kulihat. Aku hanya merasakan kekuatan yang memaksaku bangun, mencari roti dan air, lalu makan di situ juga. Itulah yang kulakukan semalam."


4. Contoh Teks Anekdot: Lampu Merah

Abstraksi

Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia berdomisili di sebuah kota. Di suatu pagi yang lengang, Dodi diajak mencari sarapan oleh Allan. Mereka naik mobil yang dikendarai Allan. Di perempatan jalan, lampu merah menyala, tetapi Allan melaju terus. Dodi pun menegur sepupunya itu.

Orientasi

Dodi: "Lampu merah, kenapa kamu melaju terus?!"

Allan: "Alah..., tenang saja, di negeri ini aku bisa bikin undang-undang kok."

Dodi: "Bagaimana bisa?! Bukankah yang membuat undang-undang itu DPR plus pemerintah?!"

Allan: (Meminggirkan mobilnya)

Krisis

Dodi: "Mengapa meminggir?!"

Allan: "Mau menjawab pertanyaanmu!!" (ketus)

Dodi: "Mengapa harus meminggir?!"

Reaksi

Allan: (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya) "Ini jawabannya!!" (Menaruh dompet berisi uang di depan Dodi)

Koda

Dodi: "Oh...!!!"

5. Contoh Teks Anekdot: Soeharto Anak Siapa?

Abstraksi

Pada suatu hari Tutut, putri dari mantan presiden Soeharto, melewati salah satu jalan tol di Jakarta.

Penjaga Tol: "Rp 3.000."

Pada waktu tersebut kebetulan Tutut tidak memiliki uang ribuan sehingga ia mengeluarkan uang pecahan 50 ribu rupiah dan langsung menyodorkannya ke petugas tol.

Penjaga Tol: "Ini Bu, kembaliannya 47 ribu rupiah."

Bu Tutut: "Sudah simpan saja itung-itung rezeki tambahan buat keluarga Anda."

Penjaga tol merasa sangat senang karena menerima uang lebih 47 ribu rupiah dan langsung mengungkapkan rasa terima kasih kepada Tutut.

Setelah beberapa waktu Tommy yang juga merupakan anak dari Pak Soeharto datang melewati jalan tol tersebut. Lagi-lagi Tommy tidak memiliki uang ribuan sebesar 3000 untuk membayar tol, akhirnya Tommy mengeluarkan uang 20 ribuan ke petugas tol.

Penjaga Tol: "Ini Pak, kembaliannya jadi 17 ribu."

Tommy: "Sudah, simpan saja itung-itung buat tambahan sekolah anak anda."

Petugas tol tersebut langsung memasukkan kembalian itu ke saku bajunya dan berterima kasih banyak ke Tommy. Setelah beberapa jam kini giliran Pak Soeharto datang dengan mobilnya lewat jalan tol.

Orientasi

Soeharto yang kebetulan mempunyai uang ribuan kecil mengeluarkan uang 5.000 rupiah dan langsung disodorkan ke penjaga tol. Soeharto menunggu uang kembaliannya itu, namun setelah menunggu 5 menit, Pak Soeharto bertanya kepada penjaga tol.

Krisis

Soeharto: "Lho, mana uang kembalian saya?"

Penjaga Tol: "Ah Bapak, masa kembalian uang 2.000 rupiah saja minta dibalikin. Tadi sebelumnya Bu Tutut dan Pak Tommy lewat kembaliannya 47 ribu dan 17 ribu saja mereka berikan ke saya, masa Bapak yang 2.000 aja minta kembalian?"

Reaksi

Soeharto: "Wah tunggu dulu, Mas! Saya tanya kepada Anda tau sapa Tutut dan Tommy?"

Penjaga Tol dengan percaya dirinya menjawab: "Ya tentu tahu lah Pak! Orang jawabanya jelas, jelas Tutut dan Tommy tuh Anaknya Presiden."

Soeharto: "Nah tuh pinter kamu, tahu kalo mereka anak Presiden. Nah sedangkan sekarang coba pikir saya kan cuma Anak Petani!! Sekarang, mana kembaliannya?"

Koda

Penjaga Tol: ...

6. Contoh Teks Anekdot: Sekolah Bertarif Internasional (SBI)

Abstraksi

Suatu ketika, di sebuah sekolah negeri "Entah Di mana", seorang Bapak guru memberi tahu kepada anak didiknya bahwa sekolah mereka akan berubah status menjadi sekolah SBI.

Orientasi

"Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Tidak lama lagi Sekolah kita akan menjadi sekolah SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Nah, untuk menyambut hal ini, saya mau tanya apa yang akan kalian siapkan?" tanya sang guru.

"Joni, apa yang akan kamu lakukan untuk menyambut ini?" tanya guru tersebut lebih lanjutnya.

Dengan sigap si Joni pun menjawab pertanyaan guru, "Belajar bahasa Inggris agar mampu berbicara bahasa Inggris, Pak," jawab Joni.

"Bagus sekali. Kalau kamu, Jono?" tanya guru kepada Jono.

Krisis

"Harus siapkan uang, Pak," jawab Jono.

"Lho kok uang?" tanya guru lebih lanjut.

"Ya, Pak. Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal. Masa sih bayarnya sama kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta iuran untuk ini itu", jelas Jono lebih lanjut.

Reaksi

"Jawabanmu kok sinis sekali? Begini lho, kalau sekolah kita bertaraf internasional, artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti sekolah di luar negeri", sang guru melanjutkan penjelasannya.

Koda

"Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional", Jono juga melanjutkan penjelasannya.

7. Contoh Teks Anekdot: Rokok

Abstraksi

Suatu hari, anak-anak SMA sedang berkumpul di warung depan sekolah. Mereka hendak coba-coba merokok.

Orientasi

"Gue bawa rokok, tapi nggak ada koreknya," kata Andi.

"Gue ada korek. Ada asbak, nggak?" tanya Beni.

Krisis

"Nih asbak. Lu bawa apa, Don?" tanya Carli sambil menoleh ke Doni.

Reaksi & Koda

"Gue cuma bawa paru-paru doang" sahut Doni.

Contoh Teks Anekdot (6): Sombong
Sombong

Abstraksi

Seorang ahli tata bahasa yang sombong naik perahu tambang. Ia melihat tukang perahu bersiap melajukan perahu.

Orientasi

"Naik! Berangkat!" seru tukang perahu.

Menganggap seruan tukang perahu tidak jelas, ia berseru pada tukang perahu, "Hei, sudahkah kamu mempelajari tata bahasa?"

"Belum," kata tukang perahu.

Krisis

Ahli bahasa itu berkata lagi, "Kalau begitu, hidupmu sia-sia."

Tukang perahu itu sedih. Angin tiba-tiba bertiup kencang dan terjadi gelombang di danau. Tukang perahu itu berseru pada si ahli bahasa.

Reaksi

"Hei, sudahkah kamu belajar berenang?"

"Belum," jawab si ahli bahasa.

"Kalau begitu, seluruh hidup dan kepandaianmu akan sia-sia," jawab tukang perahu.

Koda

"Sebentar lagi perahu ini akan tenggelam."

8. Contoh Teks Anekdot: Rokok

Abstraksi

Suatu hari, anak-anak SMA sedang berkumpul di warung depan sekolah. Mereka hendak coba-coba merokok.

Orientasi

"Gue bawa rokok, tapi nggak ada koreknya," kata Andi.

"Gue ada korek. Ada asbak, nggak?" tanya Beni.

Krisis

"Nih asbak. Lu bawa apa, Don?" tanya Carli sambil menoleh ke Doni.

Reaksi & Koda

"Gue cuma bawa paru-paru doang" sahut Doni.

9. Contoh Teks Anekdot: Ditipu Penjual Minyak Wangi

Abstrak

Nasruddin pernah mendengar bahwa candu bisa membuat orang kehilangan akal bagi yang menghirupnya.

Orientasi

Tiba-tiba timbul keinginannya untuk membuktikannya. Dia lalu membelinya sedikit dari penjual minyak wangi.

Nasruddin lalu pergi ke pemandian, untuk menikmatinya sambil mandi. Setelah menikmati candu itu, tiba-tiba terlintas dalam pikirannya pendapat bahwa candu itu dapat merusak akal budi sebagai bohong.

Krisis

Maka gumamnya "Ucapan omong kosong! Kenyataannya aku kini tetap tidak kehilangan akal. Atau barangkali candu ini palsu?"

Untuk membuktikan kebenarannya, dengan seketika Nasruddin keluar dari pemandian tanpa menyadari dirinya tidak memakai baju.

Orang-orang yang kebetulan melihatnya bertanya dengan terheran-heran, "Sedang apa Anda ini, Mullah?"

Reaksi

Setelah menceritakan pengalamannya kepada mereka, Nasruddin lalu mengatakan: "Penjual minyak wangi itu pasti telah menipuku. Sebab candunya ternyata tidak memabukkan."

10. Contoh Teks Anekdot: Buang Sampah di Singapura

Abstraksi

Singapura termasuk salah satu negara yang bersih. Siapa pun yang membuang sampah sembarangan bisa didenda meskipun hanya membuang puntung rokok.

Orientasi

Suatu ketika, si Azam sedang berlibur, tetapi tampaknya ia tak tahu akan adanya peraturan itu. Ia merokok sendirian sambil duduk di bangku.

Karena rokoknya sudah hampir habis, ia membuang puntung rokoknya begitu saja dan jatuh persis di sisi kaki kanannya.

Krisis

Tanpa disangka-sangka, tiba-tiba datang petugas dan menegur Azam dengan suara tegas.

"Tahukah Anda bahwa Anda telah melakukan pelanggaran?"

"Tidak tahu. Apa gerangan yang telah saya perbuat?" jawab Azam.

"Anda telah membuang sampah sembarangan, yaitu puntung rokok," tegas petugas itu.

Reaksi

Dengan sigap Azam menjawab, "Oh..., maaf terjatuh." Lalu, diambilnya puntung rokok itu serta langsung diisapnya lagi.

Koda

Petugas itu hanya terbelalak keheranan. Kemudian, ia pergi meninggalkan Azam.

11. Contoh Teks Anekdot: Sarjana

Abstrak

Seorang turis asing tersesat di Jakarta.

Orientasi

Karena bingung, ia bertanya pada seorang penjual kopi keliling, "Apa betul ini Jalan Sudirman?"

"Ho-oh," jawab penjual kopi.

Krisis

Karena bingung dengan jawaban tersebut, ia bertanya lagi ke polisi yang sedang mengatur lalu lintas, "Apa ini Jalan Sudirman?"

"Betul," jawab sang polisi.

Mendapat jawaban berbeda, ia bertanya pada seorang pejalan yang melintas, "Apa ini Jalan Sudirman?"

Si pejalan menjawab, "Benar."

Bingung mendapat tiga jawaban berbeda, ia menanyakannya pada si pejalan.

Reaksi

Si pejalan terdiam berpikir, lalu berkata, "Begini, kalau Anda bertanya pada tamatan SD, jawabannya adalah ho-oh. Kalau bertanya pada tamatan SMA, jawabannya adalah betul. Kalau ke tamatan perguruan tinggi, jawabannya benar."

Turis itu mengangguk dan memastikan, "Jadi, Anda ini seorang sarjana?"

Koda

Dengan spontan si pejalan menjawab, "Ho-oh!"

12. Contoh Teks Anekdot: Kotak Amal

Abstrak

Seorang pemuda sedang mendengar khotbah dari khatib saat salat Jumat. Beberapa saat kemudian, kotak amal diedarkan dan tiba di hadapannya.

Orientasi

Pemuda ini lalu merogoh-rogoh saku belakangnya, lalu memasukkan uang Rp 1.000 untuk sedekah Jumatnya.

Tidak lama, ada seorang kakek yang duduk di belakangnya. Si kakek menepuknya sambil memberikan uang Rp 100.000.

Krisis

Tanpa pikir panjang, ia memasukkannya ke kotak amal. Ia lalu menengok si Kakek sambil mengagumi kemuliaan hati si kakek dalam hati.

Reaksi

Setelah kotak amal berlalu, kakek itu berkata pada si pemuda sambil tersenyum, "Nak, itu tadi uangmu yang jatuh dari kantung celana belakang."

13. Contoh Teks Anekdot: Penjual Kue yang Hebat

Abstrak

Caca membeli beberapa kue dari seorang nenek di pinggir jalan, namun ia tidak bisa melanjutkan perjalanan pulangnya karena tiba-tiba hujan turun deras sekali. Akhirnya Caca dan si nenek penjual kue pun sama-sama berteduh.

Orientasi

Agar tidak terlalu terasa canggung, Caca pun memulai obrolan "Nek, sudah lama jualan kue?"

"Sudah sekitar 35 tahun, Nak", jawab nenek.

Krisis

Caca kembali bertanya, "Memangnya tidak ada yang membantu, Nek? Anak-anak nenek kemana?"

"Anak-anak saya sibuk kerja, ada yang di Polda, rumah sakit, dan juga sekolah."

Reaksi

Caca pun kagum mendengar jawaban nenek itu, "Wow, hebat! Walau hanya berjualan kue, namun anak-anak nenek sukses semua, ya?"

Koda

"Ya sama saja Nak, kerjanya seperti saya, jualan kue.

14. Contoh Teks Anekdot: Blusukan

Abstrak

Pada malam Jumat, sejumlah politisi melakukan "blusukan" ke daerah-daerah banjir. Mereka membawa sembako untuk dibagi-bagikan kepada korban banjir.

Orientasi

Tidak ketinggalan, Darman juga meninjau salah satu daerah yang menjadi korban banjir. Ia menebar senyum dan menjadi pusat perhatian warga.

Krisis

Akan tetapi, Darman sial. Ia terperosok ke selokan dan terseret oleh banjir. Darman ditolong oleh regu penyelamat.

Reaksi

Darman pingsan setelah melihat tulisan "Ya Allah, hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas" yang menempel di dinding.

Koda

Lalu, ia dibawa ke tempat yang aman.

15. Contoh Teks Anekdot: Tenda Hilang

Abstrak

Justin dan Harry sedang mengikuti perkemahan musim semi. Di tengah malam, Justin terbangun dan membangunkan Harry.

Orientasi

"Hush.. Harry.. lihat ke langit dan katakan apa yang kamu lihat."

"Saya melihat jutaan bintang, Justin," kata Harry.

"Dan apa kesimpulannya, Harry?" Harry berpikir sejenak.

Krisis

"Baik, berdasarkan astronomi, ada jutaan galaksi dan mungkin miliaran planet. Menurut astrologi, saya mengamati bahwa planet Saturnus berada di dalam Leo. Sementara menurut horologi, saya menyimpulkan bahwa waktu mendekati tiga seperempat pagi, menurut meteorologi, saya kira besok harinya bagus. Menurut teologi, saya lihat bahwa Tuhan Maha Kuasa dan kita begitu kecil tak berarti. Menurutmu sendiri apa, Justin?" tanya dia.

Reaksi

"Harry, tenda kita dicuri orang!" ungkap Justin, sambil menepuk dan memegang bahu Harry.

Koda

Keduanya pun baru menyadari, bahwa tendanya dicuri hingga panik ke sana ke mari mencari tendanya. Demikianlah cerita berakhir.

16. Contoh Teks Anekdot: Salurkan Hobi, di Tempat yang Salah

Abstrak

Pada suatu hari, ada seorang pria petugas kebersihan yang sedang menyapu di pinggir jalanan kota.

Orientasi

Tiba-tiba dari arah Barat, ada pengendara mobil yang melemparkan botol plastik, keluar kaca jendela mobil.

Petugas itu pun kesal, akhirnya ia pun menghentikan kegiatan menyapunya dan berteriak kencang.

Krisis

"Woy.. kalo buang sampah liat-liat dong, jangan buang sampah seenaknya mentang-mentang pakai mobil, hargai saya, nggak liat kalau saya lagi kerja!".

Lalu, mobil itu pun berhenti, dan keluarlah seorang pria berpenampilan rapih berkemeja dan berdasi. Akhirnya, petugas kebersihan memilih untuk menghampiri orang itu.

"Pak, bisa kagak sih kalo buang sampah nggak di jalan? Ini saya susah bersihinnya tau yeh!" kata petugas dengan perasaan kesal.

"Sebelumnya maaf Pak, saya tadi tidak bermaksud gitu," jawab pria itu berdasi itu.

"Masih aja ngeles lu, alasan padahal udah ketahuan," lanjut petugas kebersihan.

Reaksi

"Jadi gini Pak, saya ini hobi main basket, dan saya tadi sedang mencoba latihan dengan melempar botol ke tong sampah di sana," jawab pria berdasi menjawab sambil menunjuk tong sampah di dekatnya.

Koda

Akhirnya petugas kebersihan meninggalkan pembicaraan sambil bergumam dan berbicara dalam hati.

"Duh, orang kaya ada-ada aja ye, dasar orang-orang zaman sekarang tambah aneh aja".

17. Contoh Teks Anekdot: Lampu

Abstrak & Orientasi

Seorang buta membawa gentong di atas pundak sambil menenteng lampu. Ia berjalan ke sungai untuk mengisi gentong itu.

Krisis

Seseorang yang melihatnya berkata, "Wahai, orang buta. Malam dan siang hari sama saja bagimu. Mengapa kau gunakan lampu?"

Reaksi

Orang buta itu menjawab, "Hai, orang yang suka mencampuri urusan orang lain! Lampu ini kuperuntukkan bagi orang yang buta pikiran agar tidak terpeleset atau menabrakku!"

18. Contoh Teks Anekdot: Umur Dinosaurus

Abstrak

Anak-anak TK mengunjungi Museum Purbakala pada suatu sore.

Orientasi

Di museum itu, ada petugas berdiri di samping kerangka dinosaurus. Seorang anak TK menghampiri petugas museum.

"Pak, berapa umur dinosaurus ini?"

"Satu juta tahun, lebih empat bulan," terang si petugas.

Krisis

"Wah kok tahu?" tanya si anak TK.

Reaksi

"Soalnya ketika saya pertama kali kerja di sini, umurnya sudah satu juta tahun."

19. Contoh Teks Anekdot: Mengajari Adik Berenang

Abstrak

Pagi hari di sebuah kolam renang, seorang kakak sedang mengajari adiknya berenang.

Orientasi

"Aku tidak mau malu karena tidak bisa berenang ka," kata sang adik.

"Kakak akan ajari dari gaya tersulit sampai termudah dik," jawab sang kakak.

Mendengar hal itu, sang adik pun gembira.

Krisis

Setelah beberapa hari latihan renang itu, sang kak tampak bersedih, sementara sang adik tampak gembira.

"Terima kasih kak, akhirnya kakak bisa mengajari gaya berenang yang paling aku kuasai, tapi kenapa kakak bersedih?" tanyanya.

Reaksi

"Yang kamu kuasai itu gaya batu, dik!" pungkas sang kakak.

20. Contoh Teks Anekdot: Racun dalam Kendi

Abstrak

Ketika masih muda, Abu Nawas pernah bekerja di sebuah perusahaan jasa jahit pakaian.

Orientasi

Suatu hari majikannya datang membawa satu kendi madu dan karena kuatir madu itu diminum Abu Nawas, maka majikannya berbohong dengan berkata, "Abu, kendi ini berisi racun dan saya tidak mau kamu mati karena meminumnya!!!"

Sang majikan pun pergi keluar, pada saat itu Abu Nawas menjual sepotong pakaian, lalu menggunakan uangnya untuk membeli roti dan menghabiskan madu itu dengan rotinya.

Krisis

Majikannya pun datang dan sadar bahwa pakaian yang dijualnya ternyata kurang satu sedangkan madu dalam kendi juga telah habis. Bertanyalah dia pada Abu Nawas, "Abu!!! Apa sebenarnya yang telah terjadi..?"

Reaksi

Abu Nawas menjawab, "Maaf tuan, tadi ada seorang pencuri yang mencuri pakaian tuan, lalu karena saya takut akan dimarahi tuan, jadi saya putuskan untuk bunuh diri saja menggunakan racun dalam kendi itu."


21. Contoh Teks Anekdot: Menteri Pendidikan

Abstrak

Saat jam istirahat, sambil menyantap makanan mereka mengobrol. Arbi menyodorkan gawainya ke arah Diki.

Orientasi

"Dik, lihat deh. Katanya kurikulum mau berubah nih. Cuma ada lima mata pelajaran di SMA. Makin santai dong."

"Keren ya menterinya. Bisa jadi nanti kita dilarang pakai motor. Tapi wajib pakai Gojek buat mengurangi macet. Mau jajan tinggal Go-Food. Guru ngajar dapat bintang tiap selesai ngajar."

Krisis

"Nanti kita bayar SPP bisa pakai Gopay dong? Bisa dapat cashback 50%. Lumayan bisa buat traktir pacar."

Reaksi

"Pacaran mulu otak lu. Iya nanti murid suka bolos kaya lu langsung ketahuan di aplikasi, terus dianterin paksa lagi ke sekolah sama driver Gojek."

22. Contoh Teks Anekdot: Tak Punya Latar Belakang Jadi Presiden

Abstrak

Mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memang unik. Dalam situasi genting, ia pun masih bisa sering meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan. Seperti yang dituturkannya ke Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD pada saat itu, saat diinterview salah satu televisi swasta.

Orientasi

"Waktu itu saya hampir menolak penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan," kata Pak Mahfud.

Krisis

Tak disangka, jawaban Gus Dur saat itu pun tidak kalah cerdiknya. "Pak Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tak perlu memiliki latar belakang presiden kok," kata Gus Dur dengan santai.

Reaksi

Lalu, Pak Mahfud MD pun tidak sanggup berkutik. "Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan," tutup Pak Mahfud.

23. Contoh Teks Anekdot: Salah Arti

Abstrak

Seorang dosen fakultas hukum di suatu Universitas, sedang memberi kuliah tentang hukum pidana.

Orientasi

Setelah memaparkan materi, dibuka sesi tanya jawab. Pada sesi itu si Dadang bertanya pada dosen, "Pak kalau kepanjangan dari KUHP itu apa?"

Lalu, dosen tidak menjawab, malah dilemparkannya pada si Andre, dan berkata, "Saudara Andre, coba bantu saya untuk menjawab pertanyaan dari temanmu saudara Dadang!"

Krisis

Dengan tegas si Andre menjawab, "Kasih Uang Habis Perkara, Pak!" jawab Andre sambil berdiri.

Mahasiswa lain yang ada di kelas pun tentu tertawa, sementara pak dosen geleng-geleng kepala, sambil menambahkan pertanyaan si Dadang.

"Saudara Andre, dari mana saudara tahu jawaban itu?" kata si dosen, sambil menatap arah Andre.

Reaksi

Pertanyaan tersebut dijawab Andre pula dengan tegas. "Peribahasa Inggris mengatakan 'Pengalaman adalah guru yang terbaik' begitu, Pak!"

Koda

Seisi kelas tertawa. Kemudian, 5 menit kemudian tawa itu mereda dan kelas kembali tenang.

24. Contoh Teks Anekdot: WC

Abstraksi

Ada tiga orang siswa di angkot, mereka menceritakan keunggulan sekolahnya masing-masing. Saat mereka menceritakan WC yang ada di sekolahnya, tidak ada yang mau kalah.

Orientasi

Siswa SMAN 1, "WC di sekolahku sangat wangi, karena ada pengharum ruangan, ada gantungan bajunya, serta ada toilet duduknya dong."

Siswa SMAN 2, "WC di sekolahku juga sangat bersih. Tersedia keran air tanpa disentuh, wadah sabun cuci tangan dengan sensor, juga pengering tangan elektrik. Tersedia tisu yang selalu penuh dan cermin yang selalu bersih."

Krisis & Reaksi

Siswa SMAN 3 tidak mau kalah, dengan santainya dia berkata, "Heleh, WC kalian semua kalah dong sama WC di sekolahku. Serba ada dan serba komplit. Tempat sampah penuh dengan sampahnya, air keran tersumbat, toilet yang penuh dengan isinya yang sudah mengering dan tidak disiram, membuat WC di sekolahku sangat wangi dengan pewangi alami."

Koda

Antara sedih dan lucu akhirnya mereka tertawa terbahak-bahak.

25. Contoh Teks Anekdot: Orang Tuaku Sayang, Anakku Malang

Abstraksi

Setiap hari orang tua Zaki selalu bekerja. Mereka jarang pulang di rumah karena harus banyak mengisi acara seminar. Sudah 1 bulan lamanya, mereka tidak bertemu anaknya.

Rasa kangen pun muncul. Sang bapak ingin menguji anaknya, apakah dia mencintai dan merindukannya atau tidak.

Orientasi

Bapak: Zak, apakah kamu sayang terhadap orang tuamu?

Zaki: sangat sayang dong. Aku selalu merindukan ayah dan ibu, ketika aku sendiri di rumah (jawan Zaki bohong).

Bapaknya lega mendengar perkataan Zaki. Beliau percaya kalau anaknya sangat menyayangi dirinya.

Krisis

Ayahnya kemudian berdoa, "Ya, Allah terima kasih kau telah titipkan hamba seorang anak yang sayang padaku. Berikan dia hukuman jika salah".

Reaksi

Seketika itu, Zaki jatuh dan pingsan. Bapaknya segera melarikannya, ke rumah sakit.

Koda

Zaki langsung mendapatkan pertolongan. Namun, sang ayah pun hanya menangis.

26. Contoh Teks Anekdot: Pemulung yang Buta Huruf

Abstraksi

Pada sore hari di sebuah kompleks perumahan, yang kelihatan mewah terjadi perdebatan antara ibu RT dan pemulung. Masalah yang mereka debatkan yaitu hal remeh, tentang tulisan yang banyak ditempel papan dengan tulisan "Pemulung Dilarang Masuk". Namun, masih saja ada pemulung yang tidak menaati aturan tersebut.

Orientasi

Ibu RT: "Pak sedang cari apa di tempat sampah?"

Pemulung: "Sudah tentu cari barang bekas atau botol plastik yang dapat didaur ulang bu"

Krisis

Ibu RT: "Maaf ya, Bapak bisa baca tulisan yang ada di depan pintu gerbang perumahan ini?"

Pemulung: "Bagaimana tulisannya?"

Ibu RT: "Di papan itu tertulis 'Pemulung Dilarang Masuk', kenapa bapak nekat masuk di perumahan ini?"

Reaksi

Pemulung: "Bagaimana, ini bagaimana sih... kalau saya bisa baca tulisan yang di papan itu, tentu saya tidak akan jadi pemulung, Bu!"

Koda

Ibu RT pun kemudian terdiam membisu. Ibu RT berpikir bahwa jawaban pemulung itu ada benarnya juga. Ternyata, pemulung tadi buta huruf, jelaslah dia tidak bisa baca papan larangan.

27. Contoh Teks Anekdot: Harta

Abstraksi

Suatu hari, Raja Harun Al-Rasyid mencari sahabatnya yang bernama Bahlul. Ia meminta nasihat pada Bahlul hal yang sangat penting bagi dirinya sebagai seorang raja.

Orientasi

Setelah bertemu Bahlul, ia berkata, "Hai Bahlul, berilah aku sebuah nasihat yang sangat penting bagiku sebagai seorang raja!"

Bahlul berkata, "Katakan padaku, kalau Tuan Raja kebetulan di padang pasir dan hampir mati karena kehausan, tuan akan membayar berapa untuk seteguk air?"

"Seratus dinar," kata sang Raja.

Krisis

"Kalau orang yang punya air itu tidak mau uang, maukah Tuan Raja menyerahkan setengah dari kerajaan Tuan kepadanya?"

"Tentu."

"Jika setelah minum air, Tuan terkena penyakit keras, Tuan mau memberikan apa untuk memulihkan kesehatan Tuan?"

"Ya, setengahnya lagi."

Reaksi & Koda

"Oh, kalau begitu, Tuan Raja janganlah sombong dengan kerajaan Tuan. Sebab, harga kerajaan Tuan itu sama dengan seteguk air."

28. Contoh Teks Anekdot: Rumah Sakit

Abstraksi

Siang ini suhu udara kota Manado sangat terik sekali, tiba tiba dari kejauhan datanglah seorang sopir minibus dimana ia akan menuju sebuah Rumah sakit yang tepat berada di depan mobilnya parkir.

Orientasi

Dia ke rumah sakit dengan tujuan utama untuk mengobati telinganya karena kemasukan semut. Pasien : Selamat siang dok, bisakah bantu saya menyembuhkan telinga saya Dokter : "Telinganya kenapa yapak ?"

Krisis

Pasien : "begini dokter ceritanya, ketika saya lagi asik mandiin motor kan saya lagi menggunakan cottonbud dok, sambil ngopi, abis itu cotton budnya saya taruh disamping kopi, dan saya tinggal nontoh bola. 1 jam kemudian saya mandikan motor lagi dan tiba tiba saya masukan cottonbud ke telinga saya dok, tak taunya banyak semutnya dan masuklah beberapa ke telinga saya"

Reaksi

Dokter : "oh, begitu toh ceritanya, sekarang masih sakit gak pak?"

Koda

Pasien : "masih dok" sambil dia mengambil cutenbadnya lagi dan memasukkannya ke telinganya

29. Contoh Teks Anekdot: Kuli dan Kyai

Abstraksi

Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jedah Arab Saudi.

Orientasi

Langsung saja kuli-kuli dari yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang mereka yang mereka bawa.

Krisis

Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serus dalam bahasa Arab.

Reaksi

Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka sambil berucap Amin, Amiin, Amiin.

Koda

Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka dan berkata, "Lho kenapa Anda berkerumun disini?" "Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai sorban, mereka itu pasti kyai", ucap jamaah haji.

30. Contoh Teks Anekdot: Becak Dilarang Masuk

Abstraksi

Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada menteri pertahanan Mahfud MD tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.

Orientasi

Ceritanya, ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu "Becak dilarang masuk".

Krisis

Tukang becak tersebut masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak. "Apa kamu tidak melihat gambar itu? itu kan gambar tak boleh masuk jalan ini", bentak Pak Polisi.

Reaksi

"oh, Saya melihat pak tapi itu kan gambar becak kosong tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk", jawab tukang becak. "Bodong, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk.", bentak Pak Polisi lagi.

Koda

"Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampean, bukan tukang becak begini," jawab tukang becak sambil cengengesan.

31. Contoh Teks Anekdot: Kursi

Abstraksi

Pada suatu hari, ada dua pemuda laki-laki yang sedang berbincang-bincang di warung kopi. Mereka adalah Yusuf dan Ridwan.

Orientasi

Ridwan: "Cup, saya punya tebakan." Yusuf: "Gimana, wan?"

Krisis

Ridwan: "Kursi, kursi apa yang buat orang jadi lupa ingatan?" Yusuf: "Kursi goyang! Soalnya kalau duduk di atasnya bikin ngantuk, lalu ketiduran. Jadi lupa kan mau ngapain." Ridwan: "Hahaha, bener, sih! Tapi jawabannya salah!"

Reaksi

Yusuf: "Terus apa jawabannya?" Ridwan: "Jawabannya kursi jabatan!" Yusuf: "Lah, kok bisa?"

Koda

Ridwan: "Coba, deh, liat para pejabat. Sebelum dilantik mereka banyak mengumbar janji manis kepada rakyat. Eh, waktu sudah terpilih, seperti lupa ingatan sama janji-janjinya. Bener, 'kan?" Yusuf: "Cocok!"

32. Contoh Teks Anekdot: UUD

Abstraksi

Pada suatu hari, Bapak Hendi menjelaskan tentang Undang-Undang Dasar (UUD) dari periode ke periode.

Orientasi

Saat menjelaskan kepada para murid, ia juga memaparkan alasan perubahan UUD Indonesia.

Krisis

Namun pada saat menerangkan, salah satu muridnya yang bernama Ilham tampak tertidur. Lantas Bapak Hendi menegur Ilham dan memberikan pertanyaan. "Ilham, jelaskan perubahan UUD dan apa maksud peraturan diatur di UUD," kata Bapak Hendi.

Reaksi

"Kalau alasan kenapa diatur di UUD, saya tahu Pak. Soalnya semua akhirnya memang UUD, ujung-ujungnya duit," jawab Ilham.

Koda

Murid sekelas kemudian tertawa lepas dan Bapak Hendi hanya bisa menggelengkan kepala.

33. Contoh Teks Anekdot: Pak Gendut dan Penelepon

Abstraksi

Suatu hari, Pak gendut yang tengah beristirahat mendapatkan telepon dari temannya yang ada di luar negeri.

Orientasi

Sang teman menanyakan keberadaan Pak Gendut. "Hallo Bos, sedang dimana sekarang?" ujar si penelepon Pak Gendut itu.

Krisis

"Ini bung, saya sedang istirahat di Lapas Suka Saya. Eh, maksudnya Hotel Sukasukasaya. Biasalah gara-gara ketahuan nilep duit negara," jawab Pak Gendut.

Reaksi

"Tapi, tenang. Nanti juga saya bisa ke negara tempat Bung tinggal sekarang. Soalnya, di saku saya masih ada duit buat menyuap sipir, sehingga saya bisa bebas dari langsung ke tempat saudara. Pokoknya tunggu sajalah saya ke sana," sambung Pak Gendut. "Oke Bos, saya tunggu kedatangan Anda Kemari," kata teman Pak Gendut

Koda

Pak Gendut pun lalu melanjutkan tidur siangnya di kasur empuk lapas Sukasukasaya.

34. Contoh Teks Anekdot: Cara Keledai Membaca Buku

Abstraksi

Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.

Orientasi

Namun, Timur Lenk memberi syarat agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah. Namun, jika tidak, maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.

Krisis

Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir.

Reaksi

Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.

"Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya," kata Nasrudin.

Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban "Bagaimana cara mengajari keledai membaca?"

Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku itu."

"Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?" tukas Timur Lenk.

Nasrudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya."

Koda

"Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?" kata Nashrudin dengan mimik serius.

35. Kaos Tahanan KPK

Abstraksi

Terdapat dua orang dari partai politik, sebut saja namanya Danu dan Zaky, yang mempunyai niat yang sama dengan maksud untuk mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Orientasi

Setelah selesai memberikan berkas-berkas pencalonannya ke KPU di wilayah masing-masing, Danu dan Zaky ngobrol sekaligus meminum kopi di sebuah kantin. Mereka kemudian terikat ke dalam sebuah percakapan yang sangat seru.

Krisis

Danu: Zak, kamu tahu kan di negara kita sudah terdapat banyak politis-politis yang kaya raya?!

Zaky: Emm, masalah itu aku juga udah tahu, Dan!

Danu: Dengan kekayaan yang mereka miliki, mereka semua sanggup untuk membeli baju yang termahal di Indonesia.

Zaky: Lho, maksud kamu apa ya?

Danu: Ya, apalagi kalo bukan baju tahanan KPK.

Reaksi

Zaky: Kok malah kaos tahanan KPK si dan, aku gak paham?

Danu: Ya iyalah, coba aja deh kamu pikir Zak, seorang politis terlebih dahulu harus bisa mengambil uang negara minimal 1 miliar baru mereka semua bisa menggunakan kaos tersebut.

Wahyu: Ohh, aku baru paham kalau maksud kamu seperti itu, Dan.

Koda

Kemudian mereka memesan kopi untuk yang kedua kalinya dan mengingat masa lalu mereka yang sudah pernah mengenakan kaos termahal KPK itu.

36. Hukuman Pencuri Sandal Vs Koruptor

Abstraksi

Di pagi hari yang indah, Diwan lagi asyik menyantap makanan kesukaanya yaitu soto, di warung langganan sebelah Masjid Jami'. Setelah merasa kenyang, Diwan kemudian berdiri dari duduknya untuk beranjak pulang menuju rumah.

Orientasi

Dalam perjalanannya pulang menuju rumah, tak di sangka tiba-tiba Diwan tertimpa musibah. Diwan terserempet oleh kawanan pemuda pengendara motor yang melaju kencang dan ugal-ugalan. Kejadian tersebut mengakibatkan diwan jatuh ke jalan.

Tidak ada luka berat yang di alami oleh Diwan, namun yang membuatnya marah adalah tali sandal putus dan tidak dapat digunakan kembali.

Dengan rasa penuh marah, Diwan terpaksa pulang menuju rumah dengan berjalan kali tanpa menggunakan sandal. Karena jarak rumah masih cukup jauh, di tengah perjalanan Diwan merasakan sakit pada kaki karena tidak menggunakan sandal. Diwan pun memutuskan untuk membeli sandal di toko terdekat.

Sesampainya di toko terdekat, Diwan mulai melihat-lihat dan bertanya merek dan jenis sandal serta harganya. Namun, lagi-lagi nasib sial menghampirinya saat Diwan melihat isi dompetnya. Ternyata tak ada satu pun merek sandal yang harganya sesuai dengan isi dompetnya. Dengan perasaan sangat terpaksa, Diwan pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah tanpa menggunakan sandal.

Krisis

Diwan melintas di Masjid Jami' dan dia melihat banyak sandal yang ditinggalkan pemiliknya berjamaah. Kemudian, tanpa berpikir panjang Diwan langsung mengambil sandal paling bagus yang ada di Masjid Jami' tersebut.

Malangnya nasib Diwan saat mengambil sandal. Sang pemilik mengetahui sandalnya diambil oleh Diwan. Diwan pun dikejar-kejar oleh pemilik sandal tersebut. Sang pemilik sandal kemudian membawa Diwan ke kantor polisi atas tindakan kriminalitas yang telah dilakukan.

Setelah dilakukan penyelidikan, Diwan dijatuhi sanksi pasal pencurian, lalu kasusnya akan disidangkan satu pekan kembali. Malang banget si Diwan, hanya perkara sepele saja dapat bikin dia dibawa di hadapan meja hijau.

Reaksi

Akhirnya tiba juga hari persidangan, Diwan berada di tempat duduk tersangka disertai muka yang tertunduk.

Hakim: Baiklah, Diwan, umur 23 tahun, saudara ternyata ketahuan mencuri sandal seharga 30.000 rupiah. Oleh sebab itu, Anda akan dikenakan sanksi 5 tahun penjara.

Diwan: Looh?! Pak, ini tak adil bagi saya, mengapa hukuman saya lebih berat daripada hukuman koruptor?

Koda

Lalu hakim menjelaskan kepada Diwan bahwa ia mencuri sandal dan merugikan seseorang dengan nilai 30.000 rupiah saja. Sementara para koruptor melakukan korupsi uang senilai 2 miliar, dan itu sama saja merugikan 200 juta rakyat Indonesia.

Nah, bila dihitung-hitung, koruptor cuma bikin rugi 10 rupiah saja masing masing orang. Dengan begitu, kerugian yang dilakukan oleh Diwan lebih besar dibandingkan aksi yang dikerjakan oleh para koruptor.

37. Contoh Teks Anekdot: Orang Pintar

Abstraksi

Di dalam sebuah kelas sedang terjadi kegiatan belajar mengajar.

Orientasi
Sang guru yang sedang mengajar pada ssat itu melakukan tanya jawab dengan para muridnya.

Krisis

Ibu guru: "Anak-anak, apa tandanya seseorang dikatakan pintar?"

Ulfi: "Orang dikatakan pintar kalau dia rajin membaca Bu."

Ibu Guru: "Bagus! Ada lagi?"

Bono: "Rajin menulis juga Bu tentunya."

Ibu Guru: "Ya Bono, kamu betul."

Ulfi: "Tapi rajin menyontek juga Bu."

Bono: "Iya Bu, kalau tidak menyontek kita tak akan bisa apa-apa. Misalnya, dalam membuat pesawat terbang dari kertas, kalau tidak menyontek caranya tentu tak kan bisa. Betul kan Bu guru?"

Reaksi

Ibu Guru: "Oh iya ya betul juga kamu Bon."

Bono: "Yes! Berarti hari ini kita boleh menyontek teman-teman agar jadi orang pintar."

Koda

Ibu Guru (Bingung).

38. Contoh Teks Anekdot: Anak

Abstraksi

Setiap hari orang tua Iwan selalu bekerja.

Orientasi

Mereka jarang pulang ke rumah karena harus mengisi acara seminar hingga diklat. Satu bulan tidak bertemu, ayahnya rindu. Ia menelepon anaknya untuk menguji, apakah si anak juga rindu.

Krisis

"Wan, apakah kau sayang orang tuamu?"

"Sayang, aku selalu merindukan ayah dan ibu saat sendiri di rumah," kata Iwan berbohong.

Reaksi

Bapaknya lega mendengar perkataan Iwan. Ia berdoa, "Ya Tuhan, terima kasih sudah titipkan anak yang baik, berikan ia hukuman jika ia salah."

Koda

Seketika Iwan pingsan.


39. Contoh Teks Anekdot: Perlombaan

Abstraksi

Kakak dan Adik baru saja tiba di rumah membawa bingkisan dari perlombaan 17-an.

Orientasi

Di ruang tamu mereka berdua duduk di kuris. Kemudian adeknya mulai bercerita.

Krisis

"Kak, tadi aku ikut lomba makan kerupuk!"
"Wah, keren. Kamu menang, gak?" tanya sang Kakak.
"Iya dong, tapi ada yang aneh, kak," ucap sang Adik.
"Aneh kenapa?"
"Anak-anak disana ikut lomba makan kerupuk, tapi orang dewasanya malah lomba makan temen sendiri, kak!"

Reaksi

Sang Kakak hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak habis pikir.


40. Contoh Teks Anekdot: Tikus

Abstraksi

Alkisah, pada suatu hari terjadi migrasi tikus besar-besaran dari seluruh dunia.

Orientasi

Ketika mereka sampai pada satu gorong-gorong besar, mereka memperebutkan kekuasaan.

Siapa yang berhak tinggal dan menjadi pemimpin di tempat itu. Tikus pejantan yang besar saling beradu argumen.

Krisis

Seekor tikus dari Amerika dengan sombongnya berkata. "Kami tikus Amerika sangatlah pintar. Buktinya kami bisa membuat perusahaan film yang terkenal di seluruh dunia." (Disney Film dengan ikon Mickey Mouse)

Tikus pejantan dari Perancis tidak mau kalah, "Kalian lupa ya, kalau tikus dari Perancis itu mahir memasak. Bahkan hasil masakannya puji oleh koki manusia yang terkenal." (Film Ratatouille).

Dari ujung terowongan, tikus pejantan dari Thailand dengan santainya berkata, "Mari kuceritakan satu hal, aku pernah jalan-jalan ke Indonesia. Ternyata di sana, pemerintahannya dipimpin oleh para tikus (koruptor)."

Reaksi dan Koda

Akhirnya kekuasaan para tikus pun dipimpin oleh tikus dari Indonesia.


41. Contoh Teks Anekdot: Mimpi dan Irisan Roti

Abstraksi

Tiga orang musafir melakukan perjalanan jauh dan melelahkan. Mereka bersama dalam suka dan duka.

Orientasi

Setelah berhari-hari, mereka menyadari bahwa makanan yang mereka miliki tinggal seiris roti dan seteguk air di kendi. Mereka bertengkar tentang siapa yang berhak memakan dan meminum bekal tersebut.

Malam pun tiba. Seorang dari mereka memberi usul, "Sekarang, kita tidur. Saat bangun besok, kita ceritakan mimpi kita. Orang yang mendapatkan mimpi paling menakjubkan, berhak atas bekal kita."

Krisis

Pagi berikutnya, mereka bangun. "Inilah mimpiku," kata musafir pertama.

"Aku berada di tempat yang begitu indah dan tenang. Aku berjumpa dengan seorang bijaksana yang berkata, 'Kau berhak makan makanan itu sebab kehidupan masa lampau dan masa depanmu berharga."

"Aneh sekali," kata musafir kedua, "Sebab dalam mimpiku, aku melihat segala masa lampau dan masa depanku. Dalam masa depanku, kulihat seorang lelaki mahatahu, berkata, 'Kamu berhak akan makanan itu lebih dari kawan-kawanmu sebab kamu lebih berpengetahuan."

Reaksi dan Koda

Musafir ketiga berkata, "Dalam mimpiku aku tak melihat apa pun. Aku merasakan suatu kekuatan yang memaksaku bangun, mencari roti dan air itu, lalu memakannya di situ juga. Nah, itulah yang aku kerjakan semalam."

42. Contoh Teks Anekdot: Burung India

Abstraksi

Seorang saudagar memelihara burung dalam sangkar. Burung itu minta dibebaskan, tetapi ditolak.

Orientasi

Suatu hari, saudagar akan berangkat ke India, tanah asal burung itu. Ia bertanya kepada burungnya, barangkali binatang itu minta oleh-oleh dari sana. Burung itu minta saudagar pergi ke hutan di India, lalu mengabarkan tentang keadaan dirinya yang ada dalam kurungan kepada burung-burung lain yang masih bebas.

Saudagar itu menyampaikan pesan tersebut. Begitu ia selesai berkata, seekor burung yang serupa dengan burung piaraannya jatuh tak sadarkan diri dari sebuah pohon. Saudagar berpikir, burung itu tentulah saudara burung piaraannya.

Krisis

Ketika saudagar pulang, burung bertanya apakah ada kabar gembira?

"Tidak," jawab saudagar itu.

"Kabar buruk lah yang aku bawa. Seekor saudaramu tak sadarkan diri dan jatuh dekat kakiku ketika kusiarkan kabar tentang keadaanmu." Setelah kata-kata itu diucapkan, burung yang dalam sangkar itu pun tak sadarkan diri.

"Kabar kematian saudaranya menyebabkannya mati juga," pikir saudagar itu.

Reaksi

Dengan sedih, diambilnya burung itu dari sangkarnya, lalu diletakkannya di ambang jendela. Segera saja burung itu hidup kembali, terbang ke pohon terdekat.

"Kini kau tahu," kata si burung, "Bahwa yang kau kira kabar buruk itu, ternyata merupakan kabar baik bagiku."

Koda

Akhirnya, burung itu pun terbang bebas dan merdeka.


Ciri ciri Teks Anekdot

1. Karakter utama dari teks ini Humoris

2. Hadir dengan bentuk menyindir atau berupa sindiran

3. Adanya karakter hewan dan manusia di dalamnya

4. Ditujukan kepada orang yang sudah terkenal misalkan anggota DPR

5. Kisah yang di ceritakan umumnya termasuk dalam realita namun tidak

meninggalkan sifat anekdot itu yakni lucu

6. Adanya nuansa fiksi, dongeng di dalamnya

Kaidah Teks Anekdot

1. Memakai waktu lampau

2. Terdapat konjugasi atau kata penghubung

3. Adanya kalimat perintah

4. Memakai kata kata pernyataan rotoris

5. Terdapat kata kerja

6. Memakai kalimat seru

Artikel ini ditulis oleh Ni Made Maheswari Anindya Putri peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads