Kasus Bunuh Diri Meningkat di Jembrana, Faktor Putus Cinta Jadi Perhatian

Kasus Bunuh Diri Meningkat di Jembrana, Faktor Putus Cinta Jadi Perhatian

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Kamis, 21 Sep 2023 20:02 WIB
Ilustrasi Gantung Diri
Ilustrasi bunuh diri. Foto: Mindra Purnomo
Jembrana - Kasus bunuh diri di Jembrana pada 2023 tercatat mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Meski faktor ekonomi dan penyakit menahun menjadi pemicu utama kasus ini, permasalahan percintaan juga menjadi sorotan, terlebih korbannya kalangan anak muda.

Polres Jembrana mencatat hingga September 2023 sudah terjadi sebanyak 17 kasus bunuh diri. Pada 2022, jumlah kasus bunuh diri ini terjadi sebanyak 12 kasus.

Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Androyuan Elim menjelaskan faktor ekonomi dan penyakit menahun menjadi penyebab utama fenomena bunuh diri ini. Sebanyak 14 dari 17 kasus bunuh diri tahun ini dilakukan dengan cara gantung diri, sementara 3 kasus lainnya terjadi akibat meminum cairan berbahaya.

"Hanya sedikit kasus yang terkait dengan putus cinta, terutama di kalangan muda. Namun ini harus menjadi perhatian kita bersama," ungkap Elim dikonfirmasi detikBali, Kamis (21/9/2023).

Elim menjelaskan perkara bunuh diri akibat putus cinta hanya tercatat sebanyak 2 kasus selama 2023. Jumlah tersebut terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya lantaran nihil kasus bunuh diri karena percintaan.

"Kalau putus cinta itu biasanya dari kalangan muda yang memang tertutup dan enggan bercerita mengenai masalahnya," kata Elim.

Elim menyoroti salah satu kasus bunuh diri akibat putus cinta yang terjadi di Kecamatan Mendoyo satu bulan lalu. Menurutnya, permasalahan hubungan percintaan seperti ini sulit untuk dilakukan pendekatan, karena korban cenderung enggan berbicara kepada orang tua atau orang terdekat.

"Contohnya, korban di Mendoyo bunuh diri karena ditipu oleh seorang lelaki. Oleh karena itu, kasus bunuh diri akibat putus cinta harus menjadi perhatian kita semua," ujar Elim.

Elim menegaskan dalam kasus psikologis seperti ini, perlu ada pendekatan. Namun, mengingat masih tingginya angka bunuh diri di Jembrana, dia mengimbau kepada orang-orang terdekat untuk lebih memperhatikan perubahan perilaku dan komunikasi dengan individu yang mungkin mengalami masalah.

"Kasus seperti ini tidak boleh diabaikan, memang memerlukan perhatian dan pemahaman dari orang-orang terdekat. Jangan pernah cuek terhadap keluarga atau orang terdekat kita ketika mereka mengalami masalah atau menunjukkan perubahan perilaku," pungkas Elim.


(nor/nor)

Hide Ads