Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karangasem berencana membangun tempat pengolahan sampah terpadu (TPST). Langkah tersebut diambil karena tempat pembuangan akhir (TPA) Butus semakin overload.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karangasem I Nyoman Tari mengatakan rencana tersebut saat ini masih dalam proses. Jika prosesnya berjalan lancar, maka dua tahun lagi TPST sudah bisa mulai dibangun.
"Ini merupakan solusi kami untuk mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Karangasem, terutama yang ada di perkotaan. Mengingat TPA Butus saat ini sudah mulai overload," kata Tari saat ditemui setelah rapat Pansus di DPRD Kabupaten Karangasem, Selasa (5/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tari mengatakan saat ini kiriman sampah menuju ke TPA Butus rata-rata mencapai 45 ton sehari. Padahal, sampah tersebut berasal dari perkotaan saja, mengingat masing-masing desa sudah tidak diizinkan lagi membuang sampah ke TPA Butus.
"Nantinya TPST tersebut juga akan dibangun di sekitar TPA Butus. Terkait dengan seperti apa pengelolaannya nanti tergantung alat yang digunakan. Yang jelas jika ada TPST permasalahan sampah di Karangasem akan dapat teratasi," beber Tari.
Tari juga menyebutkan selama ini sampah yang dikirim ke TPA Butus masih berbentuk sampah campuran. Padahal, DLH sudah memberikan imbauan kepada masyarakat agar membuang sampah yang sudah dipilah.
Namun, kata Tari, kesadaran masyarakat masih sangat rendah sehingga hampir sebagian besar sampah yang dibuang merupakan sampah campuran. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab TPA Butus kini kian overload.
Sedangkan pemulung di TPA Butus hanya sekitar 70 orang. Merekalah yang memilah sampah di sana dengan mencari sampah plastik yang masih bisa didaur ulang. Namun, hal tersebut tidak efektif.
"Saya harap pembangunan TPST dapat terwujud di Karangasem. Karena kalau tidak sampah akan semakin menggunung di TPA Butus karena tidak diolah," pungkas Tari.
(nor/nor)