.webp)
Wayan Koster menjabat sebagai Gubernur Bali ke-9 sejak 5 September 2018. Masa jabatannya akan berakhir pada Selasa (5/9/2023). Sebelum menjadi Gubernur Bali, Wayan Koster menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada 2004-2018.
Dari penelusuran detikBali di situs Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK pada Senin (4/9/2023), Wayan Koster diketahui telah melaporkan hartanya terakhir pada 1 Maret 2023 untuk mengakhiri masa jabatannya. Pria kelahiran Buleleng, 20 Oktober 1962 itu memiliki total harta kekayaan senilai Rp 7,41 miliar.
Bagaimana perjalanan harta kekayaan Wayan Koster selama menjadi Gubernur Bali 2018-2023? Berikut ini rincian harta kekayaan yang dimiliki Ketua DPD PDI Perjuangan Bali tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harta Wayan Koster 2018
Harta kekayaan Wayan Koster sebelum menjabat sebagai Gubernur Bali Rp 7,51 miliar. Harta kekayaan tersebut dilaporkan pada 25 November 2019 untuk periode 2018.
Harta tersebut terdiri dari tanah dan bangunan yang tersebar di Jakarta Barat dan Buleleng sebesar Rp 6,76 miliar. Kemudian harta kekayaan yang berasal dari alat transportasi dan mesin terdiri dari tiga mobil sebesar Rp 580 juta. Harta bergerak lain sebesar Rp 97,3 juta serta kas dan setara kas Rp 71,7 juta.
Harta Wayan Koster 2019
Tahun pertama Wayan Koster menjabat sebagai Gubernur Bali harta kekayaannya mengalami penurunan, yakni total Rp 7,48 miliar. Rinciannya tanah dan bangunan sebesar Rp 6,76 miliar.
Harta berupa alat transportasi dan mesin yakni mobil Rp 580 juta. Harta bergerak lain sebesar Rp 97,3 juta. Kas dan setara kas mengalami penurunan, yakni Rp 45,7 juta dari sebelumnya 71,7 juta.
Harta Wayan Koster 2020
Pada tahun 2020, harta kekayaan Wayan Koster mengalami penurunan menjadi Rp 7,31 miliar dari sebelumnya Rp 7,48 miliar. Rinciannya tanah dan bangunan Rp 6,76 miliar.
Penurunan terjadi pada harta alat transportasi dan mesin Rp 430 ribu dari sebelumnya Rp 580 juta. Namun, harta bergerak lain naik menjadi Rp 106 ribu dari sebelumnya Rp 97,3 juta. Sementara, kas dan setara kas turun Rp 17,2 juta.
Harta Wayan Koster 2021
Tahun ketiga menjabat, harta kekayaan Wayan Koster naik menjadi Rp 7,93 miliar dari sebelumnya Rp 7,31 miliar. Rinciannya tanah dan bangunan naik menjadi Rp 7,41 miliar dari sebelumnya Rp 6,76 miliar. Wayan Koster tercatat membeli tanah seluas 8840 meter persegi di Buleleng, Bali seharga Rp 424,3 juta.
Kemudian, alat transportasi dan mesin senilai Rp 379 juta, harta bergerak lainnya Rp 116 juta, dan kas dan setara kas Rp 3,1 juta.
Harta Wayan Koster 2022
Harta kekayaan pada 2022, tercatat Wayan Koster memiliki harta total Rp 7,98 miliar. Rinciannya tanah dan bangunan Rp 7,41 miliar, alat transportasi dan mesin Rp 430 juta, harta bergerak lainnya sebesar Rp 119 juta, dan kas dan setara kas Rp 20,7 juta.
Total harta kekayaan Wayan Koster mengalami peningkatan yang signifikan pada 2021, dengan total mencapai Rp 7,93 miliar, naik dari Rp 7,31 miliar pada 2020. Namun, pada 2022, terjadi peningkatan menjadi Rp7,98 miliar.
Selain itu, terdapat beberapa hal yang menarik perhatian dalam laporan harta kekayaan ini. Tanah tercatat bertambah pada 2022, yakni seluas 8840 meter persegi di Buleleng, seharga Rp 424,3 juta.
Selain itu, alat transportasi dan mesin mengalami kenaikan nilainya dari tahun ke tahun, mencapai Rp 430 juta pada 2022.
Koster memiliki beberapa kendaraan, termasuk Toyota Avanza 1,5 Veloz MT 2014 senilai Rp 130 juta, Toyota Avanza 1,5 Veloz MT 2015 senilai Rp 150 juta, dan Toyota Fortuner 2017 senilai Rp 300 juta, pada 2018 hingga 2019.
Namun, pada 2020 hingga 2022, hanya tersedia dua mobil, yakni Toyota Avanza 1,5 Veloz 2014 dan Toyota Fortuner 2017. Begitu juga dengan harta bergerak lainnya yang terus bertambah nilainya mencapai Rp 119 juta pada tahun yang sama.
Namun, yang lebih mengejutkan adalah penurunan drastis dalam jumlah kas dan setara kas yang dimiliki oleh Wayan Koster. Dari Rp 71,79 juta pada 2018, jumlah ini merosot hingga hanya Rp 3,16 juta pada 2021. Dalam laporan harta kekayaan tersebut, Wayan Koster tercatat tidak memiliki utang selama 2018-2023.
Artikel ini ditulis oleh Muhamad Ramdan Fahlevi peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(nor/hsa)
