Koster Janjikan Insentif Pendidikan-Kesehatan agar Nyoman dan Ketut Tak Punah

Buleleng

Koster Janjikan Insentif Pendidikan-Kesehatan agar Nyoman dan Ketut Tak Punah

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Senin, 21 Agu 2023 17:52 WIB
Gubernur Bali Wayan KosterΒ menghadiriΒ kegiatan Gubernur Menyapa ke Satuan Pendidikan di SMAN 1 Singaraja, Buleleng, Senin (21/8/2023). (Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Gubernur Bali Wayan KosterΒ menghadiriΒ kegiatan Gubernur Menyapa ke Satuan Pendidikan di SMAN 1 Singaraja, Buleleng, Senin (21/8/2023). (Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Gubernur Bali Wayan Koster bakal menyiapkan beasiswa hingga kuliah untuk orang Bali yang memiliki nama Nyoman dan Ketut. Namun, program beasiswa tersebut baru akan digelontorkan jika Koster terpilih kembali sebagai Gubernur Bali untuk periode kedua.

"Nanti di periode berikut, periode kedua. (Berbentuk) beasiswa penuh. (Sampai kuliah?) iya," kata Koster saat mengunjungi SMAN 1 Singaraja dalam kegiatan Gubernur Menyapa ke Satuan Pendidikan, Senin (21/8/2023).

Tak hanya beasiswa, Koster juga akan memberikan intensif kesehatan kepada anak bernama Nyoman dan Ketut. Alasannya, nama anak ketiga dan keempat khas Bali itu terancam punah. Ia pun mendorong warga Bali untuk memiliki empat anak demi menyelamatkan nama Nyoman dan Ketut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Intensif) kesehatan juga," ujar gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng, itu.

Koster kemudian mencontohkan beberapa negara yang memberikan insentif untuk warganya. Salah satunya, Singapura yang memberikan insentif agar warganya bersedia memiliki anak lebih dari satu.

"Sekarang Singapura berhasil menjalankan pengendalian penduduk. Dulu defisit, sekarang dia memberikan insentif supaya ibu-ibunya mau punya anak lebih dari satu," imbuh Koster.

Koster lantas membeberkan persentase nama-nama khas Bali yang masih eksis. Adapun, jumlah anak pertama dengan nama Putu, Gede, dan Wayan, sekitar 39 persen. Berikutnya, nama anak kedua Made, Kadek, Nengah, 36 persen. Nyoman atau Komang tersisa 18 persen dan nama Ketut hanya 6 persen.

"Mari kita selamatkan Ketut. Kalau nggak kita selamatkan, tinggal di museum nanti dia," imbuhnya.

Koster kembali mengingatkan para siswa yang hadir untuk memiliki empat anak ketika sudah menikah kelak. Dengan begitu, nama Nyoman dan Ketut tidak punah.

"Jadi adik-adik nanti kalau sudah waktunya berkeluarga rencanakanlah empat anak. Udah tenang saja setiap tahun buat pokoknya. (Pas) nikah janjian sama pasangannya nanti empat anak, ya. Tidak wajib, kalau bisa," kata Koster.

"Nanti saya di periode kedua akan memberikan insentif program Ketut dan Nyoman. Ditanggung sekolahnya, dikasih insentif untuk Nyoman dan Ketut, setuju kan?" tandasnya.




(iws/dpw)

Hide Ads