Distan Bali Awasi Peredaran Daging Babi Jelang Galungan, Waspadai Meningitis

Distan Bali Awasi Peredaran Daging Babi Jelang Galungan, Waspadai Meningitis

Rizki Setyo Samudero, Ni Made Lastri Karsiani Putri, I Putu Adi Budiastrawan, Putu Krista - detikBali
Senin, 31 Jul 2023 16:54 WIB
Kegiatan mepatung daging babi jelang Galungan, Dinas Kesehatan ingatkan untuk memasak daging dengan baik dan waspadai meningitis, Senin (31/7/2023). (Putu Krista/detikBali)
Foto: Kegiatan mepatung daging babi jelang Galungan, Dinas Kesehatan ingatkan untuk memasak daging dengan baik dan waspadai meningitis, Senin (31/7/2023). (Putu Krista/detikBali)
Denpasar -

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Provinsi Bali telah mempersiapkan tujuh ribu ton hewan babi menjelang hari raya Galungan 2023. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada mengungkapkan jika jumlah stok tersebut tidak hanya untuk Galungan saja, tetapi untuk upacara keagamaan lainnya.

"Kami tidak memprediksi Galungan saja, dari Januari-Desember kami (siapkan) tujuh ribu ton per tahun (untuk keagamaan). Sedangkan ketersediaan kami itu 20 ribu ton per tahun," jelas Sunada saat dihubungi detikBali, Senin (31/7/2023).

Terlebih, lanjut Sunada, angka tersebut surplus 13 ribu ton untuk stok kebutuhan lainnya. Apalagi, Sunada memastikan jika babi yang disiapkan untuk Galungan sudah terbebas dari penyakit meningitis dan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sudah tangani dengan baik, sudah kami lakukan disinfektan, kami juga pantau kandang-kandang babi yang ada di peternakan kami. Kalau ada yang sakit tidak boleh dipotong," jelasnya.

Saat ini, penyumbang hewan ternak babi terbanyak di Bali ada di Karangasem. Namun, Sunada tak tahu persis berapa ton yang tersedia di Karangasem.

ADVERTISEMENT

"Bervariasi sih di daerah lain. Anakannya itu banyak, induknya yang kurang. Tapi kalau indukannya ada di Karangasem untuk siap dipotong," ucap Sunada.

Sunada kembali menegaskan jika kesiapan daging babi di Bali sangat cukup, apalagi untuk hari raya Galungan.

"Berapa pun diperlukan ada stok cukup, kami tidak pernah kekurangan babi," tandasnya.

10 Dokter-10 Staf Cek Daging Babi di Denpasar

Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar menerjunkan sedikitnya 10 dokter hewan dan 10 staf untuk melakukan pemeriksaan post mortem pada daging babi yang dijual di pasaran. Tujuannya untuk menjamin masyarakat Denpasar dapat mengkonsumsi daging babi yang aman, sehat, dan utuh.

Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar AA. Gde Bayu Brahmasta menjelaskan hal tersebut dilakukan juga mengingat ada kegiatan nampah atau memotong hewan yang biasa dilaksanakan masyarakat pada satu hari sebelum pelaksanaan Galungan atau Penampahan Galungan.

"Pemeriksaan dilaksanakan selama dua hari pada Senin 31 Juli 2023 dan Selasa 1 Agustus 2023 bertepatan dengan Rahina Penampahan Galungan dan menyasar 36 pasar tradisional di Kota Denpasar," ucap Bayu dalam siaran persnya, Senin (31/7/2023).

Bayu mengharapkan masyarakat juga dapat ikut andil dalam memperhatikan kesehatan hewan sebelum disembelih menjelang Galungan. Menurutnya, hal tersebut dapat dilakukan dengan pengecekan hewan baik sebelum dan sesudah disembelih oleh dokter hewan berwenang.

"Pemkot Denpasar melalui Dinas Pertanian dan UPT. Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Denpasar mengimbau masyarakat agar memeriksa kesehatan hewan sebelum disembelih dan daging yang hendak dikonsumsi nantinya," katanya.

Ia juga menjelaskan para petugas yang diterjunkan selama dua hari tersebut juga akan melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat agar pengolahan daging babi dilakukan dengan baik dan benar.

Sedangkan, bagi para penjual daging babi di pasar diimbau agar dapat memotong daging di Rumah Potong Hewan (RPH) Denpasar yang berlokasi di Pesanggaran, Denpasar. Sebab, di sana telah dijamin memiliki sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) dan diawasi langsung oleh dokter hewan, baik itu ante mortem maupun post mortem.

Bayu menerangkan daging babi aman dikonsumsi sepanjang pengolahanya tepat dan dimasak sempurna dengan suhu diatas 70 derajat celsius. Selain itu, Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan juga rutin melaksanakan pengecekan kesehatan hewan di peternakan, kesehatan daging di pasar, dan pengecekan post mortem dan ante mortem.

Diketahui, RPH Denpasar sejak Minggu (30/7/2023) telah memotong babi sebanyak 127 ekor, sedangkan pada Senin (31/7/2023) akan memotong babi sebanyak 240 ekor. Kemudian, hingga Selasa (1/8/2023), RPH Denpasar telah menerima pesanan pemotongan sebanyak 517 ekor.

41 Titik Pemotongan Babi di Jembrana Dipantau

Petugas medik veteriner dari Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana telah melakukan pengecekan di 41 titik tempat pemotongan babi jelang Galungan. Pengecekan tersebut mencakup pemeriksaan ante mortem dan post mortem untuk memastikan babi dalam keadaan sehat dan layak untuk dikonsumsi.

Berdasarkan data yang diperoleh detikBali, total estimasi ketersediaan hewan ternak babi siap potong mencapai 1.400 ekor. Dari jumlah tersebut, sekitar 725 ekor babi diperkirakan akan dipotong di 41 titik tempat pemotongan yang tersebar di seluruh wilayah Jembrana.

"Pemeriksaan ini untuk memastikan bahwa seluruh hewan ternak yang akan dipotong sudah diperiksa oleh tim medikvet di masing-masing kecamatan dan dinyatakan sehat dan layak konsumsi," ujar Kabid Keswan dan Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Widarsa dikonfirmasi detikBali, Senin (31/7/2023).

Widarsa menambahkan proses pengecekan kesehatan hewan ternak telah dimulai sejak H-2 Galungan. Pasalnya, pada hari tersebut, masyarakat cenderung melakukan pemotongan babi dalam rangkaian perayaan Hari Galungan, selain melakukan pemotongan pada hari Penampahan Galungan.

"Diperkirakan sekitar 725 ekor babi akan dipotong mulai hari ini. Potongan tersebut tersebar di 41 titik di seluruh wilayah Jembrana. Aktivitas pemotongan lebih banyak dilakukan hari ini mengingat besok ada Hari Purnama," kata Widarsa.

Hasil pengecekan medikvet menunjukkan seluruh hewan ternak dinyatakan sehat dan aman untuk dikonsumsi. Namun, Widarsa tetap mengimbau masyarakat untuk mengolah daging babi dengan matang agar dapat mengantisipasi timbulnya masalah kesehatan.

"Kami imbau agar masyarakat mengolah daging babi dengan maksimal. Ini untuk mengantisipasi timbulnya hal yang tak diinginkan," tandas Widarsa.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Koperindag) Jembrana I Komang Agus Adinata menjelaskan harga daging babi rata-rata mengalami kenaikan, namun tidak signifikan.

"Sudah hal biasa jika mendekati hari raya Galungan ada kenaikan. Sekarang ini untuk harga babi hidup di kisaran Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram. Sementara harga daging babi berkisar di sekitar Rp 90 ribu sampai Rp 110 ribu per kilogram," papar Agus.

Dinas Kesehatan Klungkung Minta Warga Waspada Meningitis

Dinas Kesehatan Klungkung mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai olahan daging mentah. Mengingat daging maupun darah babi mentah mengandung bakteri Streptococcus sp yang dapat menyebabkan penyakit meningitis.

PLT Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, Ida Ayu Megawati mengatakan Klungkung sudah sempat ramai mengenai kasus meningitis. Ia berharap jangan sampai terjadi lagi kasus meningitis gara-gara salah olah daging saat Galungan 2023.

"Beberapa waktu lalu ada kejadian (kasus meningitis). Sebenarnya tergantung dari pengolahan makanan yang dikonsumsi. Kami imbau mengolah makanan sebaik mungkin, sehingga tidak sampai ada terjangkit," Kata Megawati, Senin (31/7/2023)

Agar terhindar dari infeksi bakteri maupun parasit pada daging, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, memastikan daging yang akan dikonsumsi berasal dari ternak yang sehat.

Sebelum mengolah daging, harus cuci tangan. Serta paling penting memastikan daging dimasak sempurna sampai benar-benar matang.

"Kalau (daging diolah) setengah matang atau belum matang betul, biasanya ada bakteri yang menyertai. Ini yang harus dihindari," ungkap Megawati.

Menurutnya, penyakit meningitis sangat berbahaya bila terinfeksi ke manusia. Gejala meningitis atau radang selaput otak, meliputi kaku pada kuduk, demam, sakit kepala, hingga penurunan kesadaran. Bila terlambat penanganan, meningitis bisa berujung kematian.




(nor/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads