Laris Manis Jual Pernak-pernik Galungan

Klungkung

Laris Manis Jual Pernak-pernik Galungan

Putu Krista - detikBali
Sabtu, 29 Jul 2023 22:39 WIB
Penjual pernak-pernik penjor hari raya Galungan di sepanjang jalan Galiran, Kabupaten Klungkung, Bali, Sabtu (29/7/2023).
Penjual pernak-pernik penjor hari raya Galungan di sepanjang jalan Galiran, Kabupaten Klungkung, Bali, Sabtu (29/7/2023). Foto: Putu Krista/detikBali
Klungkung -

Penjor menjadi salah satu ciri khas hari raya Galungan dan Kuningan yang jatuh setiap enam bulan sekali (210 hari). Umat Hindu di Bali akan memasang penjor di depan rumah masing-masing. Penjor sendiri terbuat dari bambu, jahitan kering, jahitan basah, dan pernak-pernik lainnya.

Menjelang Galungan dan Kuningan, penjual pernak-pernik penjor menjamur di kawasan Jalan Raya Galiran, Kabupaten Klungkung, Bali. Sejak seminggu jelang Galungan, para pedagang ambu (daun enau muda), bambu, daun endongan, dan tamiang berjajar di trotoar jalan raya setempat.

Salah satu pedagang asal Lokasari, Sidemen, Kabupaten Karangasem, Nengah Ngoji (45) sudah berjualan sejak tiga hari lalu di samping traffic light Galiran. Ia bersama teman-temannya berjualan di tempat itu sejak bertahun-tahun lalu, dan setiap hari menjual 30-50 batang bambu seharga Rp 45-75 ribu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biasanya orang tidak membeli bambu setiap enam bulan sekali, karena jika yang sebelumnya masih bagus akan disimpan dan digunakan lagi untuk Galungan. Kemarin jual 30 batang saja, semua bambu ini dipanen di rumah," kata Ngoji, sambil melayani pembeli, Sabtu (29/7/2023). Ngoji menambahkan sebagian besar pedagang merupakan petani langsung, jadi menjual dengan harga lebih murah dan bisa ditawar.

Menurutnya, kehadiran pedagang dadakan jelang hari raya kerap menimbulkan kemacetan. Meski begitu, pengakuan Ngoji, petugas setempat sudah memberikan izin berjualan sementara. "Jualan sebentar saja, penampahan Galungan siang sudah selesai dan tidak berjualan lagi," katanya.

ADVERTISEMENT

Salah satu pembeli I Komang Lempung asal Sidemen, menyebut menghabiskan uang Rp 150 ribu untuk membeli perlengkapan satu penjor Galungan. Ia lebih memilih membuat penjor sendiri, selain lebih murah, suasana perayaan Galungan lebih terasa. "kalau beli langsung penjor siap dipasang depan rumah biasanya Rp 300 ribuan," tambahnya.

Selain penjor, sarana lain seperti buah-buahan dan jajanan pasar juga menjadi incaran pembeli. Hal ini seperti terlihat di Pasar Umum Galiran Klungkung yang sudah ramai sejak pukul 05.00 Wita.

Salah satu pedagang bernama Putu Suastini mengatakan harga buah-buahan tidak mengalami kenaikan signifikan, hanya naik seitar 5-10 persen. Seperti pisang hijau yang dijual Rp 70 ribu per tandan.

"Biasanya kalau hari-hari biasa atau ada upacara paling mahal cuma Rp 60 ribu, naik cuma Rp 10 ribu, tidak banyak karena sepi juga," katanya kepada detikBali. Menurutnya, harga buah-buahan akan kembali normal setelah Galungan.




(irb/iws)

Hide Ads