Filosofi Penjor Saat Hari Raya Galungan di Bali

Filosofi Penjor Saat Hari Raya Galungan di Bali

Ni Luh Made Yari Purwani Sasih - detikBali
Jumat, 28 Jul 2023 06:30 WIB
Penjor sering ditemukan di sekitar pura jelang Nyepi. Penjor berbentuk tiang bambu melengkung berukuran tinggi yang dihias pernak-pernik. Apa itu penjor?
Penjor. Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali
Denpasar -

Tradisi umat Hindu di Bali yang khas saat Hari Raya Galungan adalah pemasangan penjor di depan pintu masuk rumah masing-masing warga. Penjor adalah wujud rasa syukur umat Hindu atas kemakmuran yang telah dikaruniai oleh Sang Hyang Widi Wasa.

Simak beberapa informasi mengenai filosofi penjor yang telah detikBali rangkum dari laman kominfo.go.id dan bali.kemenag.go.id.

Makna

Penjor merupakan perwujudan rasa bakti dan sebagai ungkapan terima kasih atas kemakmuran yang diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi. Bentuk penjor yang menjulang dengan ujung melengkung merepresentasikan Gunung Agung dan pertiwi yang merupakan simbol kehidupan, kesejahteraan, dan keselamatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di dalam lontar Jayakasunu, penjor melambangkan Gunung Agung. Kemudian, di lontar Basuki Stawa disebutkan bahwa gunung (giri) adalah naga raja, yaitu Naga Basuki.

Mitologi dari penjor yang dihias sedemikian rupa, merupakan simbol naga. Sanggah yang ditempatkan pada bambu penjor adalah simbol leher dan kepala Naga Taksaka.

ADVERTISEMENT

Gembrong yang dibuat dari janur merupakan gambaran rambut naga. Sampian penjor dengan porosannya yang berbentuk melengkung adalah gambaran ekor Naga Basuki.

Hiasan sepanjang bambu dari bawah hingga atas penjor, yang terdiri dari gantung-gantungan padi, ketela, jagung, kain, dan sebagainya, adalah simbol bulu Naga Ananta Bhoga, sebagai tempat tumbuhnya sandang dan pangan.

Waktu Pemasangan Penjor

Pemasangan penjor dilakukan pada saat hari Penampahan Galungan, yaitu sehari sebelum Hari Raya Galungan.

Bahan-bahan

Untuk membuat penjor, bahan-bahan yang diperlukan terdiri dari sebatang bambu yang ujungnya melengkung, dihiasi dengan janur atau daun enau yang masih muda, serta daun-daunan lainnya.

Selain itu, sebagai pelengkapnya, bahan yang diperlukan terdiri dari pala bungkah (umbi-umbian), pala gantung (kelapa, mentimun, pisang, dll), palawija (jagung, padi, dll), jajanan, dan sanggah Ardha Candra yang dibuat dari bambu dengan bentuk dasar persegi empat dan atapnya melengkung setengah lingkaran.

Waktu Pencabutan Penjor

Pencabutan penjor dilakukan pada Buda Kliwon Pahang atau disebut pula dengan Buda Kliwon Pegatwakan atau Pegat Warah. Hari tersebut merupakan hari berakhirnya seluruh rangkaian upacara Galungan. Setelah dicabut, penjor akan dibersihkan dan dibakar.

Demikianlah beberapa informasi mengenai filosofi penjor. Semoga bermanfaat!




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads