Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Adi Ardhana menyebut proyek Turyapada Tower di Buleleng memerlukan tambahan biaya sebesar Rp 200 miliar. Biaya tersebut akan dirancang di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bali 2024.
Menurut Adi, tambahan biaya itu akan digunakan untuk melengkapi fasilitas di area tower yang diberi nama Taman Teknologi Turyapada Tower Komunikasi Bali Smart (KBS) 6.0 Kerti Bali itu. "Untuk melengkapi semuanya perlu satu tahun," jelas Adi Ardhana kepada detikBali, Sabtu (29/7/2023).
Disinggung terkait investasi dalam proyek Turyupada Tower, Adi enggan menanggapi lebih detail. Ia menyebut urusan bisnis merupakan ranah Komisi II DPRD Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kembali kami lihat dulu situasinya gimana. Urusan bisnis itu urusan Komisi II. Urusan duitnya di sini (Komisi III)," jelas kader PDI Perjuangan itu.
Sebelumnya, pembangunan menara yang berlokasi di Buleleng itu sepenuhnya bersumber dari APBD Provinsi Bali, yakni Rp 450 miliar. Secara total beserta pembangunan kawasan di sekitarnya, akan menghabiskan lebih dari Rp 500 miliar.
Gubernur Bali Wayan Koster memastikan pembangunan Turyapada Tower akan selesai pada Desember 2023. Target tersebut sudah termasuk pembangunan menara, fasilitas, dan kawasan di sekitarnya.
"Kalau (Menara Turyapada) ini sudah jadi, wisatawan akan datang ke sana. (Soal wisatawan yang akan datang) tidak bisa ditarget. Kalau (menara Turyapada) daya tariknya seperti itu, bisa 2-3 ribu (wisatawan). Bisa lebih," kata Koster di kantor perwakilan Bank Indonesia, Selasa (27/6/2023).
Dia mengeklaim menara tersebut memiliki fasilitas terlengkap di dunia dan paling ikonik di Indonesia. Bahkan, ia menyandingkan menara tersebut dengan Tokyo Tower, Menara Eiffel, Toronto Tower, hingga Macau Tower. Beberapa fasilitas yang akan dibangun antara lain, restoran putar, restoran statis, planetarium, skywalk, dan jembatan kaca.
(iws/irb)