Rumah Tergerus Banjir, Puluhan Warga Karangasem Masih Mengungsi

Rumah Tergerus Banjir, Puluhan Warga Karangasem Masih Mengungsi

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Selasa, 11 Jul 2023 10:51 WIB
Kondisi rumah warga yang tergerus aliran sungai Unda di Desa/Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem hingga akhirnya membuat 4 KK mengungsi.
Foto: Kondisi rumah warga yang tergerus aliran sungai Unda di Desa/Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem hingga akhirnya membuat 4 KK mengungsi. (istimewa)
Karangasem -

Banjir akibat luapan sungai seusai hujan deras melanda sebagian wilayah Kabupaten Karangasem, Bali, beberapa hari lalu. Meski saat ini sudah surut, tapi puluhan warga masih mengungsi di rumah kerabat.

Ada yang rumahnya rusak, ada pula yang masih takut pulang karena daerah mereka rawan bencana.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Karangasem I Putu Eka Putra Tirtana mengatakan puluhan warga yang mengungsi berasal dari dua desa. Yakni, Desa Tribuana dan Desa Sidemen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk yang di Desa Tribuana tercatat ada 18 keluarga dengan jumlah 63 warga yang mengungsi, sedangkan untuk di Desa Sidemen ada empat keluarga dengan 15 warga. Mereka semua mengungsi di rumah kerabat yang lokasinya lebih aman," kata Tirtana, Selasa (11/7/2023).

BPBD sudah memberikan bantuan langsung berupa sembako, kompor, matras, selimut, alat kebersihan, dan sarung. Tirtana berharap bantuan tersebut bisa sedikit meringankan beban warga.

ADVERTISEMENT

"Untuk yang di Desa Tribuana bantuan sudah kami serahkan dari kemarin, sedangkan untuk Desa Sidemen saat ini tim sedang menuju ke lokasi untuk menyerahkan bantuan," kata Tirtana.

Sementara itu, Perbekel Desa Sidemen I Komang Putra mengatakan ada 15 warganya yang mengungsi, termasuk anak-anak. Mereka terdiri dari empat keluarga.

Putra menyebut belasan warganya itu terpaksa mengungsi karena rumah mereka tergerus aliran Sungai Unda. Derasnya arus membuat fondasi rumah tergerus. Mereka takut jika tetap tinggal di sana, rumah sewaktu-waktu bisa ambruk lantaran debit air sungai masih tinggi dan arusnya deras.

"Sebenarnya dulu saat mereka membangun rumah jaraknya cukup jauh dari sungai, tapi karena sering banjir membuat aliran sungai terus melebar dan akhirnya fondasi rumah warga tersebut ikut tergerus," kata Putra.

Dia berharap pemerintah kabupaten melalui dinas terkait segera mencarikan solusi agar masyarakat bisa kembali ke rumahnya masing-masing tanpa dihantui rasa takut.




(hsa/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads