Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng menambah pasokan vaksin anti rabies (VAR) sebanyak 1.000 vial untuk penanganan kasus gigitan hewan penular rabies (HPR). Ribuan vial VAR itu sudah didistribusikan ke semua fasilitas kesehatan (Faskes) yang menjadi rabies center di Buleleng.
Kepala Dinkes Buleleng Sucipto mengatakan stok VAR sempat kosong dikarenakan permintaan meningkat setelah bocah berusia 5 tahun asal Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, meninggal diduga akibat rabies.
"Kemarin memang sempat kosong, karena viralnya video itu. Jadi, permintaan VAR meningkat. Tapi pagi tadi sudah semua didistribusikan ke rabies center. Totalnya ada sekitar 1.000 lebih vial VAR," kata Sucipto dikonfirmasi detikBali, Senin (19/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sucipto menyebut kasus gigitan HPR, khususnya anjing, saat ini tergolong masih tinggi. Untuk itu, Dinkes Buleleng terus berkoordinasi terkait stok VAR di semua rabies center agar tidak sampai ada kekosongan.
Sucipto merinci, Kabupaten Buleleng saat ini memiliki sebanyak 23 rabies center yang terdiri dari 20 puskesmas dan tiga rumah sakit pemerintah.
"Jadi kalau sampai ketersediaan stok kami yang ada di depo vaksin ini sudah berkisar 500, kami langsung koordinasi dengan Dinkes Provinsi Bali dan Kemenkes. Kami tidak ada kendala terkait VAR. VAR selalu tersedia di Buleleng," jelasnya.
Sucipto menambahkan bocah berusia 5 tahun tersebut merupakan kasus kematian pertama akibat rabies pada 2023. Ia menyayangkan keluarga tidak langsung membawa korban ke faskes atau rabies center untuk memperoleh VAR.
"Kami harap agar masyarakat berperan aktif juga jika ada yang tergigit anjing segera datang ke faskes atau rabies center untuk mendapat vaksin. Karena kebijakan kami di Buleleng, setiap ada gigitan anjing langsung divaksinasi tidak menunggu observasi lagi," pungkasnya.
(nor/gsp)