Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali tengah menggodok tarif LRT. Penyusunan tarif kereta ringan itu salah satunya memperhatikan aspek pendapatan nontiket dan subsidi.
"Kami belum mendapat nilai (harga tiket) yang pas sampai saat ini, tapi hitungan kami nilai (harga tiket) wajarnya," kata Kepala Dinas Perhubungan Bali IGW Samsi Gunarta kepada detikBali, Senin (5/6/2023).
Samsi menjelaskan Dinas Perhubugan juga perlu melakukan kajian terkait pendapatan tiket LRT. Aspek lain yang dikaji adalah nilai investasi membangun angkutan massal berbasis rel itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Samsi, tiket LRT juga tidak memberatkan masyarakat. Tujuannya, agar mereka mau meninggalkan kendaraan pribadinya dan beralih ke kereta ringan tersebut.
Pembangunan LRT Bali membutuhkan biaya mencapai Rp 10 triliun. Pemprov Bali bekerja sama dengan Korea Selatan melalui Korea National Railway untuk menyusun kajian prastudi kelayakan untuk LRT Bali pada 2021.
Kajian ini berisikan rencana pembangunan LRT dengan rute Bandara Ngurah Rai-Seminyak sepanjang 9,46 kilometer. Hasilnya, proyek LRT Bali, berdasarkan kajian tersebut dibagi menjadi dua fase yaitu, fase 1-A rute Bandara-Stasiun Central Park sepanjang 5,3 kilometer dan fase 1-B rute Stasiun Central Park-Seminyak sepanjang 4,16 kilometer.
(gsp/gsp)