Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung melakukan kajian dampak kerugian yang ditimbulkan dari insiden kebakaran di Pasar Semat Sari, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, Sabtu (6/5/2023). Hasilnya, BPBD Badung memproyeksikan kerugian ditaksir mencapai Rp 1,9 miliar.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Badung Wayan Darma menilai kerugian fisik puluhan kios yang terbakar sebesar Rp 1,2 miliar. Ditambah, kerugian barang atau isi kios sebesar Rp 700 juta, sehingga totalnya mencapai Rp 1,9 miliar.
"Kami sudah mengecek lapangan bersama aparat desa dan kepolisian. Memang dari pendataan ada sekitar 55 unit yang terbakar. Itu 25 kios dan 35 los," jelas Wayan Darma dihubungi detikBali, Sabtu malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data hasil cek lapangan ini akan dikaji kembali untuk dilaporkan ke Bupati Badung. Menurutnya, kebakaran menjadi penanganan bencana prioritas oleh BPBD. Terlebih, di dalamnya banyak kepentingan masyarakat yang terdampak.
"Ini sumber penghidupan, kebutuhan perut. Sudah sepatutnya kami prioritaskan penanganannya agar pedagang secepatnya bisa beraktivitas. Di samping untuk pemenuhan kebutuhan keluarga, juga pemenuhan kebutuhan orang lain," tegasnya.
Kapolsek Kuta Utara Kompol I Made Pramasetia menegaskan sejumlah saksi menyebut sumber api berasal dari los dagang sayur (kios timur) yang bersebelahan dengan toilet pasar. Keterangan ini sama dengan pengakuan penjaga pasar yang juga petugas kebersihan.
"Saksi lain juga menjelaskan sumber api berasal dari kios yang posisinya di selatan. Ada juga yang mendengar ledakan. Ini masih didalami untuk tahu penyebab pastinya," kata Pramasetia.
(BIR/iws)