Air bah pada Oktober 2022 tidak hanya memutus jembatan di Desa Tua dan Geluntung, Kecamatan Marga, Tabanan. Di waktu yang sama, bencana kala itu juga merusak jembatan penghubung Desa Senganan dan Biaung di Kecamatan Penebel.
Warga sekitar berharap agar perbaikan terhadap jembatan tersebut secepatnya dilakukan. Sampai saat ini, jembatan tersebut masih dalam keadaan rusak.
Agar bisa dilalui, warga sekitar khususnya para petani melakukan perbaikan secara swadaya dengan membangun jembatam dari bambu. Perbaikan tersebut dilakukan agar jembatan bisa diakses.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk sementara pakai jembatan dari bambu agar bisa dilalui saja," jelas Kelian Subak Ganggangan I Made Jonita, Sabtu (8/4/2023). Ia menyebutkan jembatan penghubung Desa Senganan dan Biaung itu merupakan akses penting bagi warga setempat. Khususnya petani yang hendak membawa hasil kebun atau hasil pertanian baik ke Penebel maupun ke Kecamatan Tabanan.
"Kami berharap segera ada perbaikan. Adanya jembatan itu (Senganan-Biaung) membantu warga membawa hasil kebunnya untuk dijual ke kota," sebutnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Tabanan I Made Dedi Darmasaputra belum bisa dikonfirmasi terkait waktu rencana perbaikan.
Meski demikian, sebelumnya Dedi sempat menjelaskan bahwa beberapa jembatan yang mengalami kerusakan akibat bencana pada pertengahan Oktober 2022 lalu akan dibenahi di tahun ini.
Salah satunya jembatan di Yeh Kajang, Desa Tua, Kecamatan Marga. Jembatan tersebut menghubungkan Kecamatan Marga dan Baturiti melalui Desa Tua dan Apuan.
Perbaikan juga akan dilakukan pada jembatan di Desa Geluntung, Kecamatan Marga. Anggaran perbaikan tersebut akan memanfaatkan Bantuan Keuangan Khusus atau BKK dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
Ia menjelaskan perbaikan dua jembatan di kecamatan tersebut masih dalam proses perencanaan dan siap memasuki tahap pelelangan. Bila dalam proses lelang tidak ada hambatan, akan dilakukan pada Mei 2023.
(efr/irb)