Jembatan Gantung Kalinegoro di Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, dilaporkan rusak. Pemerintah desa mengimbau warga supaya tidak melewati jembatan gantung dan mencari akses jalan lainnya.
Keberadaan jembatan ini menghubungkan antara Dusun Jati, Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan dengan Dusun Teluk, Desa Sumberarum, Kecamatan Tempuran. Jembatan gantung ini melintang sepanjang 100 meter lebih persis di atas Sungai Progo.
Salah satu warga, Siti Kurniawati (29), mengatakan sudah melaporkan kerusakan jembatan tersebut. Pihaknya pun saat melintas waswas karena jembatan mulai rusak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waswas (melintas). Kalau hujan licin. Ibu saya pernah jatuh (sampai motornya muter) ditolong orang," kata Siti kepada wartawan, Jumat (16/5/2025).
Keberadaan jembatan tersebut dirasakan sangat bermanfaat bagi warga setempat. Salah satunya memperpendek jarak tempuh.
"Kalau (nggak ada jembatan) ke Tempuran harus muter lewat Tanjung atau Borobudur (lebih jauh). Tadi (baru lewat) waswas," bebernya.
Sekretaris Desa Kalinegoro, Arya Putra Ghari, saat dimintai konfirmasi mengatakan jembatan gantung menghubungkan Dusun Jati, Kalinegoro, Mertoyudan dengan Dusun Teluk, Sumberarum, Tempuran.
![]() |
"Dulu, tidak ada jembatan. Terus mulai inisiasi di 2017 atau 2018 sama Pak Sudjadi DPR RI Fraksi PDIP (almarhum). Itu dicarikan alokasi anggaran, dilaksanakan pembangunan. Selesai kurang lebih 2019 awal," kata Arya.
"Jembatan gantung pakai sling. Lebih 100 meter, bentangannya panjang. Mungkin 2022 atau 2023 sudah mulai rusak sedikit-sedikit. Sampai yang terakhir itu. Kondisinya sudah seperti itu (kerusakan)," sambungnya.
Arya mengatakan, pada tahun 2024 kepala desa sudah meminta pihaknya melakukan pengecekan di lokasi jembatan.
"Kita buat laporan, kita foto. Cuma, hanya lewat WA (WhatsApp), tidak ada kelanjutan. Ini kita akan bersurat. Kemarin bersurat, kita buatkan sudah sampai atau belum ke DPUPR kabupaten," tegasnya.
Jembatan gantung tersebut, katanya, sesuai informasi dari DPUPR Kabupaten Magelang, status jembatan belum diketahui.
"Karena proyek nasional. Sampai sejauh ini belum diserahterimakan. Kalau diserahterimakan ke desa, kita juga repot (perawatan). Kita nggak mungkin mampu untuk pemeliharaan itu," katanya.
"(Kerusakan) Retak, jaringnya bolong, tengah ada yang lepas (baut). Ada besi bawah untuk penyangga itu lepas juga ada," tambah Arya saat ditanya mengenai jenis kerusakan yang diderita jembatan.
Upaya yang dilakukan Pemdes Kalinegoro, kata dia, membuat pengumuman melalui media sosial. Kemudian, mempersilakan warga untuk melalui jalan lainnya.
"Iya (pengumuman pakai medsos). Yang lewat situ kan banyak. Apalagi yang Tempuran, mau akses ke Pasar Sraten (Mertoyudan), lebih dekat lewat situ. Kadang wisatawan di sana (Tempuran) ada pemandian air panas, banyak juga yang lewat sana. Biar lebih berhati-hati, waspada," imbuhnya.
Perawatan jembatan, sepengetahuannya, baru sekali dilakukan. Pihaknya tidak mengetahui dari mana yang melakukan perawatan.
"Sepengetahuan saya, sekali. Dulu kita laporkan ada semacam baut mur yang sudah karatan, kurang kencang, pernah kita laporan. Dan pernah ada yang benerin. Entah itu dari mana. Tapi, kita laporannya ke DPUPR," tuturnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Kabupaten Magelang, Priyo Suwarso mengatakan, sudah ada yang ke sana melaksanakan inventarisasi kerusakan.
"Kalau saya dapat dari grup WA sudah banyak (lapor kerusakan). Itu proses hibahnya sampai sekarang belum selesai. Belum tercatat di aset Pemda. Seharusnya iya (masih milik PUPR)," kata Priyo.
"Tapi, kalau dulu ada kerusakan kecil-kecil, saya bantu (perbaiki). Cuma lepas baut, kita pernah (perbaiki). Dulu ada yang lepas. Sekali atau dua kali," ujarnya.
Setelah nantinya menerima laporan dari desa, pihaknya akan melaporkan pada Kementerian PU.
"Atau desa langsung ke kementerian saja. Kita (DPUPR) tembusannya saja," pungkasnya.
(apu/afn)