Dinas Kesehatan Kota Denpasar mencatat 230 kasus demam berdarah dengue (DBD) sepanjang Maret 2023. Adapun rincian sebaran kasus DBD tersbut, yakni Denpasar Barat 54 kasus, Denpasar Utara (42), Denpasar Timur (27), dan Denpasar Selatan (107).
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Gede Dharmayuda mengatakan kasus kematian akibat DBD dalam sebulan terakhir masih nihil. Menurutnya, kasus DBD sepanjang Maret 2023 tergolong tinggi jika dibandingkan dengan catatan kasus DBD pada Maret 2022 yang hanya 115 kasus dan dua kasus kematian.
"Faktor tingginya kasus masih karena cuaca dan juga dari perilaku orang-orang Kota Denpasar yang belum banyak berubah. Dalam artian belum begitu peduli dengan penanggulangan PSN (pemberantasan sarang nyamuk)," ucap Dharmayuda, Minggu (2/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, angka kasus DBD di Denpasar Maret itu cenderung menurun jika dibandingkan dengan pada Februari 2023 yang mencatat 236 kasus dan satu kasus kematian. Dharmayuda berharap teknik wolbachia yang tengah dikembangkan Pemerintah Kota Denpasar dapat menekan penularan penyakit akibat gigitan nyamuk tersebut.
"Proses wolbachia sampai Minggu kemarin sudah berhasil mengembangkan telur nyamuk sebanyak 100 ribuan dan telur nyamuk itu sudah mengandung Wolbachia. Pengembangbiakannya akan dilakukan di Teuku Umar Barat, Denpasar," imbuhnya.
Menurutnya, sebanyak 24 desa dan kelurahan di Denpasar telah ditargetkan sebagai lokasi disebarkannya nyamuk dengan teknologi tersebut. Rencananya, sebanyak 10 juta nyamuk wolbachia akan disebar untuk menekan kasus DBD di Denpasar.
"April ini kami akan mulai sosialisasi dan membuat campaign bahwa masyarakat mulai menerima wolbachia. Kami akan turun ke kecamatan dan desa yang sudah terpilih untuk perilisan nyamuk wolbachia," katanya.
Dharmayuda menjelaskan sosialisasi tersebut dilakukan agar masyarakat dapat memahami tentang teknologi wolbachia. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan agar tidak timbul penolakan warga demi menekan kasus DBD.
"Saya berharap masyarakat Kota Denpasar bisa menerima strategi teknologi wolbachia. Karena mengubah perilaku sangat susah sekali dan mengontrol musim juga susah sekali. Otomatis kami akan mencoba pergantian nyamuk dengan menghilangkan nyamuk Aedes aegypti diganti dengan nyamuk wolbachia," tandasnya.
Untuk diketahui, wolbachia merupakan hasil kolaborasi dari World Mosquito Program (WMP). Wolbachia berfungsi menurunkan penyebaran virus yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk demam berdarah yang memiliki bakteri wolbachia jika menggigit atau menyerap darah seseorang yang demam berdarah, tak akan lagi menularkan virus. Teknik tersebut sebelumnya telah diujicobakan di Yogyakarta, dan berhasil menurunkan kasus hingga 77 persen.
(iws/hsa)