Piala Dunia U-20 Batal, DPRD Bali Putar Otak-Doa Keadilan Koster

Round Up

Piala Dunia U-20 Batal, DPRD Bali Putar Otak-Doa Keadilan Koster

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 02 Apr 2023 09:57 WIB
Petugas membawa karangan bunga di GBK Arena, Jakarta, Kamis (30/3/2023). Karangan bunga tersebut merupakan bentuk dukungan sekaligus kekecewaan berbagai pihak setelah batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym.
Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Denpasar -

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali sempat memberikan izin saat menyiapkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Perhelatan akbar tersebut seharusnya berlangsung pada 20 Mei-11 Juni nanti di enam wilayah di Tanah Air.

Bahkan, Dewan Bali merestui usulan anggaran sebesar Rp 5,9 miliar untuk venue drawing Piala Dunia U-20 yang rencananya mengambil tempat di Gedung Ksirarnawa, Art Center Denpasar.

"Karena kami ada dalam suasana yang sama waktu itu, mendukung suksesnya World Cup U-20 di Bali," kata Wakil Ketua DPRD Bali I Nyoman Sugawa Korry saat ditemui detikBali di Kantor DPRD Bali, Sabtu (1/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia tidak ingin dana yang dikeluarkan tersebut sia-sia lantaran drawing Piala Dunia U-20 batal digelar. Tak hanya itu, FIFA bahkan membatalkan penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah ajang sepakbola bergengsi tersebut.

"Karena nasi sudah menjadi bubur, bagaimana aset yang kami bangun," imbuhnya. Korry menambahkan Fraksi Golkar menyayangkan sikap Koster yang menolak Timnas Israel yang berbuntut pada pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah.

ADVERTISEMENT

DPRD, kata Korry, sebetulnya sudah mewanti-wanti dampak luas dari kebijakan Koster menolak tim kesebelasan Israel. Ia sudah menduga sikap orang nomor wahid di Pulau Dewata itu akan berdampak besar.

"Kami mengharapkan Bali tunduk pada keputusan pemerintah pusat," kata politikus Golkar tersebut. Lebih lanjut Korry menjelaskan bahwa insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, khususnya Pemprov Bali.

"Mari kita jadikan ini pengalaman berharga dan memang kita sependapat untuk tidak mencampurkan urusan politik dengan olahraga," terang dia. Meski demikian, ia tetap menghargai sikap politik Koster yang kontroversial.

"Beliau punya sikap politik. Kami hargai. Cukup dengan penjelasan yang nanti disampaikan," imbuh dia. Ia berharap apa yang telah terjadi menjadi pengalaman berharga untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Sementara itu, Koster menanggapi pembatalan ini dengan meminta doa dari masyarakat untuk keadilan. "Saya mengajak masyarakat Bali mendoakan bersama agar FIFA tergerak hatinya untuk tetap berlaku adil dengan mencoret Timnas Israel dalam Kejuaraan Dunia FIFA U-20," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima detikBali, Kamis (30/3/2023).

Bagi Koster, FIFA seharusnya bisa lebih adil menerapkan sanksi terhadap Israel seperti halnya yang mereka lakukan terhadap Rusia atas serangan militernya kepada Ukraina.

"Sama dengan sikapnya ketika mencoret Timnas Rusia dalam Kejuaraan Dunia FIFA Tahun 2022 di Qatar," ungkap politikus PDIP tersebut. Penolakan terhadap Israel, sambung Koster, juga sesuai dengan amanat UUD 1945 yang dipegang teguh presiden pertama Soekarno.

Sementara itu, FIFA tak mengungkap alasan pasti penyebab pembatalan tersebut. Namun, dalam pernyataannya, FIFA menyebutkan Indonesia gagal terkait dengan situasi yang terjadi saat ini.

"FIFA sudah memutuskan, karena situasi saat ini, untuk membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20," bunyi pernyataan itu di situs FIFA.




(efr/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads