Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjuk agen pemulihan untuk memonitor pengguna atau pemakai narkoba di desa-desa di Bali. Penunjukan agen pemulihan dilakukan sejalan program Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM).
"(IBM) ini dicanangkan di desa-desa yang sudah ditunjuk, yang sudah diklaim bahwa desa itu menjadi desa IBM. Diawali oleh masyarakat yang ditunjuk sebagai agen pemulihan," kata Kepala BNN Bali R Nurhadi Yuwono saat focus group discussion (FGD) di Denpasar, Jumat (31/3/2023).
Menurut Nurhadi, agen pemulihan di desa-desa bertugas untuk melakukan kegiatan riil berupa monitor lingkungan bila ada pengguna narkoba. Agen pemulihan bertugas supaya pecandu narkoba bersedia untuk direhabilitasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Katakan salah satu keluarganya atau anaknya yang menggunakan (narkoba), ada rasa malu, ada rasa tabu (bahwa) ini aib. Padahal anak-anak ini, pengguna ini harus dilakukan rehabilitasi. Inilah fungsi agen pemulihan," jelas Nurhadi.
Selain itu, agen pemulihan berikutnya bertugas untuk melakukan pendampingan dan memonitor pecandu narkoba yang sudah selesai dilakukan rehabilitasi.
Sebab, ketika pecandu narkoba selesai melakukan rehabilitasi, belum tentu ia langsung diterima ketika pulang ke kampung halamannya.
"Karena apa, karena lingkungan sekitar dia belum tentu menerima, pasti dikucilkan. Kalau ini dia dikucilkan, dia dijustifikasi 'ah kamu orang brengsek kamu ini,' ada kemungkinan para pengguna ini bisa balik lagi ke habitatnya ke lingkungannya ke komunitas (narkoba)," ungkap Nurhadi.
Jenderal polisi bintang satu itu menegaskan bahwa ia tidak ingin pecandu yang sudah direhabilitasi kembali ke dalam komunikasi pemakai narkoba. Sebab, angka prevalensi pengguna narkoba sangat sulit untuk diturunkan.
"Angka prevalensi ini sulit diturunkan, jadi jangan sampai angka prevalensi naik terus. Jangan sampai," harapnya.
Nurhadi menegaskan hingga saat ini sudah ada sebanyak 28 IBM di Bali. Namun, dia tak merinci di desa-desa mana saja yang sudah terdapat program IBM.
(BIR/iws)