Hanya Saat Ramadan, Sate Susu Sapi Bang Neman Jadi Takjil Khas Kampung Jawa

Hanya Saat Ramadan, Sate Susu Sapi Bang Neman Jadi Takjil Khas Kampung Jawa

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Sabtu, 25 Mar 2023 18:27 WIB
Bang Neman (48) ketika tengah membakar sate susu sapi di Pasar Ramadhan yang digelar di kawasan Masjid Raya Baiturrahman, Jalan Ahmad Yani No. 72A, Denpasar, Bali, Sabtu (25/3/2023)
Foto: Bang Neman (48) ketika tengah membakar sate susu sapi di Pasar Ramadhan yang digelar di kawasan Masjid Raya Baiturrahman, Jalan Ahmad Yani No. 72A, Denpasar, Bali, Sabtu (25/3/2023). Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali
Denpasar -

Setiap bulan Ramadan menu sate susu sapi menjadi takjil khas di lingkungan Masjid Raya Baiturrahman, Denpasar. Kawasan ini juga biasa dikenal dengan Kampung Jawa.

Menu sate susu sapi bisa dengan mudah didapatkan di Pasar Ramadhan yang digelar di kawasan Masjid Raya Baiturrahman, Jalan Ahmad Yani.

DetikBali berkesempatan berbincang dengan salah satu penjual sate susu sapi, Seniman atau yang kerap disana Bang Neman (48).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya berjualan kurang lebih sudah 15 tahun dan memang dari dulu, setiap Ramadan selalu jualan sate susu sapi. Untuk kalenjar susu sapi ini saya biasa beli di langganan di Pasar Badung," tuturnya, Sabtu (25/3/2023).

Setiap harinya, Bang Neman membeli sekitar 10 kilogram kalenjar susu sapi dengan harga Rp 70 ribu per kilo.

ADVERTISEMENT

Kemudian, kalenjar susu sapi tersebut diolah dengan cara direbus kurang lebih selama empat jam menggunakan rempah-rempah, salah satunya daun salam. Proses tersebut bertujuan untuk melembutkan tekstur kalenjar susu dan mengurangi aroma daging sapi.

"Nanti setelah selesai (direbus) baru dipotong kotak-kotak dan dikasih bumbu dasar kuning," ungkapnya. Adapun bumbu dasar kuning yang dimaksud, terdiri dari bawang merah, bawang putih, tomat, cabai, kunyit, kemiri, dan ketumbar.

Setelah semua proses selesai, sate susu sapi dibakar hingga matang. Adapun harga per porsinya Rp 25 ribu yang berisikan 10 tusuk, dilengkapi dengan sambal.

Dua jenis sambal yang dihidangkan, yakni sambal kuning dengan tekstur kental, dan sambal plecing dengan rasanya yang pedas.

"Pelanggan saya ada dari Gianyar, Negara, dan Karangasem. Mereka jauh-jauh ke sini (untuk beli sate) karena memang rasanya dan ini adanya cuma setahun sekali. Dari saya pribadi jujur terus terang ini bisa menambah stamina," kata Bang Neman.

Selama berjualan di Pasar Ramadhan di kawasan Masjid Raya Baiturrahman tersebut, Bang Neman mampu menjual sekitar 2.000 sampai 3.000 tusuk sate per harinya.

Di sisi lain, kata Bang Neman tak hanya menawarkan sate susu sapi saja, namun ada juga sate usus, sate sumsum, dan sate lilit.

Ketika Pasar Ramadhan usai, ia biasa berjualan di kedai miliknya, bernama Warung Sate Gule Bang Neman.




(efr/irb)

Hide Ads