Sekolah Inklusi di Desa Bengkala

Sekolah Inklusi di Desa Bengkala

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Rabu, 22 Feb 2023 14:25 WIB
Kegiatan Belajar di SDN 2 Bengkala, Buleleng, Bali Senin (13/2/2023). SDN 2 Bengkala merupakan sekolah inklusi di mana siswa tuli dan murid lainnya belajar bersama.
Kegiatan Belajar di SDN 2 Bengkala, Buleleng, Bali Senin (13/2/2023). SDN 2 Bengkala merupakan sekolah inklusi di mana siswa tuli dan murid lainnya belajar bersama. Foto: Made WIjaya Kusuma/detikBali
Buleleng -

Damar Narayani melangkah ke depan. Jemarinya menari, membentuk huruf dari buah yang digambar oleh gurunya di papan tulis.

"Apakah jawabannya itu benar?" tutur Damar dalam bahasa Kolok pada gurunya, Senin (13/2/2023). Bahasa Kolok adalah bahasa isyarat yang digunakan oleh warga Desa Bengkala, Buleleng, Bali saat berkomunikasi dengan penyandang disabilitas tuli. Mereka yang tuli di desa itu juga disebut Kolok.

Damar merupakan siswa kelas empat SDN 2 Bengkala. Maktab ini merupakan sekolah inklusi di Desa Bengkala karena sebagian siswanya merupakan penyandang disabilitas tuli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekolah ini menjadi maktab inklusi sejak 2007. Kini di SDN 2 Bengkala terdapat enam siswa tuli. Mereka duduk di kelas satu, dua, tiga, belajar secara terpisah di ruang kelas inklusi. Sementara yang sudah menginjak kelas empat, lima, dan enam digabung dengan anak lainnya.

SDN 2 Bengkala juga menerapkan materi yang sama bagi siswa Kolok maupun yang tidak. Saat para murid itu berbaur, akan ada dua guru yang mengajar. Satu guru menyampaikan dalam bahasa Kolok dan guru lainnya menyampaikan materi secara verbal. Walhasil, para siswa lainnya memahami bahasa Kolok dan bisa berkomunikasi dengan siswa Kolok.

"Kalau siswa digabung ada dua guru. Saya yang mengajar pakai bahasa isyaratnya," kata I Made Wisnugiri, guru SDN 2 Bengkala. Wisnugiri merupakan guru inklusi di maktab tersebut karena bisa berbahasa Kolok.

ADVERTISEMENT

Tak hanya Damar. Di kelas tersebut juga ada siswa Kolok lainnya yaitu Sita dan Sati. Si kembar itu duduk di kelas dua. Namun, hari itu, mereka belajar bersama karena tiga siswa Kolok lainnya tidak masuk sekolah.

Sita dan Sati juga pandai berbahasa Kolok. Jemari siswa berumur delapan tahun itu menari-nari saat menjawab pertanyaan dari gurunya, Wisnugiri.

Apa saja yang menarik dari SDN 2 Bengkala? Baca selengkapnya di sini.

SDN 2 Bengkala memilik daya tarik karena inklusif. Banyak orang datang ke sini untuk melihat proses belajar di maktab itu.

Salah satu yang berkunjung ke sekolah itu ialah vlogger asal Israel Nuseir Yasin atau Nas Daily. Yasin sempat membuat video dengan siswa Kolok di sekolah itu. Damar adalah salah satu model utama di video berdurasi satu menit tersebut.

Damar tak kesulitan dalam berakting di depan kamera. Ia mengikuti semua arahan dari Yasin. Ia gembira bisa terlibat dalam pembuatan video tersebut.

"Iya senang," ucap Damar kepada detikBali dalam bahasa Kolok yang diterjemahkan oleh Wisnugiri.

Damar tak pernah kesulitan dalam belajar di SDN 2 Bengkala. Apalagi, sekolah memberikan pinjaman tablet untuk mereka belajar.

Damar juga tak pernah mendapatkan perlakuan diskriminatif dari teman-teman lainnya. "Tidak pernah diganggu, sama yang lain," kata siswa perempuan itu.

Damar Narayani salah satu siswa tuli di SDN 2 Bengkala, Senin (13/2/2023). Damar duduk di kelas empat sekolah itu dan pandai bahasa Kolok.Damar Narayani salah satu siswa tuli di SDN 2 Bengkala, Senin (13/2/2023). Damar duduk di kelas empat sekolah itu dan pandai bahasa Kolok. Foto: Made WIjaya Kusuma/detikBali

Wisnugiri menerangkan SDN 2 Bengkala juga pernah dikunjungi oleh Surya Sahetapy, anak dari penyanyi Dewi Yull. Surya merupakan penyandang disabilitas dan merupakan pegiat disabilitas.

Surya datang ke sekolah itu untuk melihat kegiatan belajar dan mengajar di sana. Selain itu, ia juga menyerahkan sejumlah bantuan seperti tablet bagi SDN 2 Bengkala. Tablet tersebut kini digunakan oleh siswa di sana untuk belajar bahasa isyarat melalui Google maupun YouTube.

Wisnugiri kini menjadi satu-satunya yang mahir bahasa Kolok. Ia telah mengajar di SDN 2 Bengkala sejak 2011.

Sebelumnya, guru inklusi di SDN 2 Bengkala ada dua orang. Salah satunya adalah Ketut Kanta. Namun, Kanta telah pensiun pada 2018. "Saat ini saya menjadi guru inklusi satu-satunya," ujar pria berusia 35 tahun itu.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kemendikdasmen Beri Penghargaan ke Guru yang Dikatapel hingga Buta"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/gsp)

Hide Ads