Satpol PP sepertinya dibuat pusing tujuh keliling oleh kelakuan pengemis di Jembrana. Pasalnya, jumlah mereka makin menjamur dan selalu datang acap kali dipulangkan ke daerah asalnya.
Dari pantauan DetikBali, Minggu (19/2/2023), di salah satu toko di Kecamatan Negara, terlihat pengemis duduk di pinggiran sambil menunggu anak-anaknya mengiba pada pengunjung toko.
Terlihat, beberapa pengunjung memberikan sejumlah uang receh, tetapi tidak sedikit juga pengunjung yang tidak menghiraukan aksi pengemis tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak sedikit warga yang risih dengan keberadaan pengemis. Seorang pengunjung toko, Komang Tri Ariastini (34), mengaku risih dengan keberadaan pengemis itu di beberapa tempat yang ramai pengunjung.
"Sebenarnya risih, saya diikuti terus kalau tidak diberikan uang. Tetapi, kasihan juga, ya saya kasih," ungkapnya.
Menurut Tri, jumlah pengemis di beberapa toko dan supermarket yang ada di Kota Negara meningkat akhir-akhir ini. Bahkan beberapa pengemis mengajak anak-anak mereka dan tidur di emperan pertokoan pada malam hari.
"Pernah lihat ada anak-anak minta-minta, namun diawasi dari kejauhan oleh orang tuanya," terang dia.
Kepala Satpol PP Jembrana I Made Leo Agus Jaya menjelaskan sudah sering mengamankan dan memulangkan pengemis ke daerah asalnya. Tetapi, tidak berlangsung lama, mereka kembali lagi mengemis di wilayah perkotaan di sini.
"Sudah sering kami amankan (pengemis), tetapi beberapa hari kemudian muncul kembali," kata Leo.
Bahkan, sambung dia, sejumlah pengemis juga memiliki jadwal untuk datang ke Jembrana. Pada bulan-bulan tertentu di Jembrana, lalu bulan berikutnya di kabupaten lain yang ada di Bali.
"Jadwalnya berubah-ubah, dan saat penertiban mereka juga pintar bersembunyi," terang Leo.
Leo juga membenarkan sebagian besar pengemis berasal dari Karangasem. "Tempat mereka mengemis tidak pasti. Umumnya, di depan pertokoan dan datang langsung ke pemukiman warga," kata Leo.
Sebetulnya, persoalan pengemis menjamur di Jembrana sudah pernah dibahas saat rapat dengan Satpol PP Provinsi Bali. Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Satpol PP Karangasem disebutkan mengemis menjadi pekerjaan utama mereka yang kebanyakan dari daerah Banjar Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem.
"Katanya sudah menjadi tradisi dan pekerjaan utama warga. Namun dengan menjamurnya pengemis di wilayah Jembrana ini, kami akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Jembrana untuk menindaklanjuti," jelas Leo.
"Dinas sosial yang berwenang apakah dikembalikan ke daerah asal atau bagaimana, biasanya dikembalikan ke daerah asalnya," tandasnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap dua dari sembilan kabupaten/kota di Bali, yaitu Gianyar dan Karangasem, menjadi daerah paling rawan kemiskinan ekstrem.
Menurut Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, faktor geografis menjadi penyebab utama dua daerah tersebut rawan kemiskinan ekstrem.
"Kalau Karangasem mungkin masih terkait dengan sebaran penduduknya. Saya melihat masih banyak masyarakat yang tinggal di kaki-kaki gunung terpencil dan lain-lain," imbuh Cok Ace kepada detikBali, Kamis (16/2/2023).
Lebih lanjut ia menjelaskan faktor geografis itu membuat aksesibilitas dan distribusi hasil pertanian yang terganggu berdampak pada penghasilan masyarakat.
"Itu nanti kalau infrastruktur diperbaiki bisa mengeliminasi kantong-kantong kemiskinan manakala akses, kami buka lebih luas lagi," terang Cok Ace.
(BIR/gsp)