Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap tingkat ketimpangan penduduk Bali pada September 2022 menyusut. Gini ratio, yang mengukur tingkat ketimpangan pengeluaran, tercatat 0,362 atau turun 0,001 poin dibandingkan Maret 2022.
Berdasarkan data BPS yang dikutip detikBali, Rabu (18/01/2023), tingkat ketimpangan penduduk Bali pada Maret 2022 di kisaran 0,363 atau turun 0,013 dari September 2021.
Ini berarti, tren ketimpangan pengeluaran terus menurun. Namun, secara rinci, penurunan disumbang oleh gini ratio pedesaan dibandingkan perkotaan yang relatif sama pada Maret 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran Bali pada September 2022 untuk kelompok 40 persen terbawah tercatat 18,81 persen.
Hal itu menandakan bahwa pengeluaran penduduk Bali berada pada kategori ketimpangan rendah.
Sementara, jika dirinci berdasarkan wilayahnya, daerah perkotaan atau pedesaan sama-sama masuk kategori ketimpangan rendah masing-masing 18,38 persen dan 22,06 persen.
Gini ratio merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan. Diketahui, tingkat kemiskinan di Bali juga tercatat turun.
Jumlah penduduk atau orang miskin di Bali berkurang. Yakni, dari 205,68 ribu orang pada Maret 2022 menjadi hanya 205,36 ribu per September 2022.
Mengutip data BPS Bali pada Rabu (18/01/2023), secara persentase, kemiskinan per September berada di level 4,53 persen. Angkanya turun 0,04 persen poin dibanding Maret 2022 atau 0,19 persen poin terhadap September 2021.
"Jumlah penduduk miskin Bali turun 0,32 ribu orang dibanding Maret 2022 dan 6,10 ribu orang terhadap September 2021," tulis BPS dalam keterangan resmi.
(BIR/iws)