TKI asal Badung Meninggal di AS, Jenazah Dipulangkan ke Bali 12 Februari

TKI asal Badung Meninggal di AS, Jenazah Dipulangkan ke Bali 12 Februari

Tri Widiyanti - detikBali
Kamis, 09 Feb 2023 09:20 WIB
Ilustrasi Karangan Bunga di Makam Orang Meninggal
TKI asal Badung, Bali, meninggal di AS karena sakit saat bekerja menjadi kru kapal pesiar MSC. Jenazah akan dipulangkan pada Minggu, 12 Februari 2023. (Getty Images/iStockphoto/ProfessionalStudioImages).
Badung -

Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKI asal Badung, Bali, I Ketut Budi Artajaya (52) meninggal di Amerika Serikat. Dia dilaporkan sakit dan meninggal di kabin kamar kapal pesiar pada 12 Oktober 2022.

Mendiang sebelumnya bekerja sebagai bartender kru kapal pesiar Mediterranean Shipping Company (MSC) berbasis di Jenewa, Swiss.

Jenazah Artajaya akan dikirimkan menggunakan pesawat Turkish Airlines dan diperkirakan tiba pada Minggu (12/2/2023) nanti sekitar pukul 19.30 Wita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kadisperinaker Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan mengaku baru menerima informasi terkait kematian PMI yang beralamat di Perum Cempaka Mas Blok I/19 Banjar Cepaka, Desa Dalung, Kuta Utara Badung, ini pada Kamis (9/2/2023) pagi.

"Kami mendapat informasi dari perusahaan almarhum bekerja (PT Bali Paradise Citra Dewata) dan dari BP3MI Bali perwakilan P3MI pusat, tadi pagi. Jenazah akan dibawa ke Bali via Jakarta itu 12 Februari 2023 tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai pukul 19.30 Wita. On schedule, semoga tak ada halangan," ungkap Merthawan.

Berdasarkan catatan laporan medis yang diterima detikBali dari Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Badung, Artajaya meninggal karena cardiac arrest (henti jantung).

Merthawan mengaku akan menjemput dan mengantar hingga ke rumah duka karena PMI tersebut merupakan pekerja legal.

"Dia meninggal karena sakit dan bukan kriminal, jadi karena dia legal kami dari Disperinaker Badung akan menjemput di bandara sampai ke rumah duka," kata mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung ini.

Terkait keterlambatan pengiriman jenazah ke Bali, Merthawan mengaku hal itu dikarenakan prosedur dari Amerika Serikat.

"Kami tak tahu mengapa lama sekali, prosedur pemulangan jenazah itu beda-beda tiap negara. Kalau yang dulu di Dubai, Kampial mayatnya meninggal dua hari sudah sampai. Tetapi, kalau Amerika lama banget iya kami sudah berusaha kontek-kontek itu kan kewenangan negara di sana. Iya, kami tidak bisa ngawur karena memang ini meninggalnya karena sakit bukan kriminal," tandasnya.




(BIR/gsp)

Hide Ads