Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan akan menggencarkan sosialisasi pemberian vaksin COVID-19 booster II (kedua). Sebab, ada kecenderungan bahwa minat warga untuk memperoleh vaksin booster kedua rendah.
"Masih ada hambatan-hambatan. Ini tampaknya keinginan masyarakat untuk mendapatkan vaksin booter kedua masih rendah. Jadi perlu disosialisasikan lagi lewat para camat, perbekel (kepala desa), atau bendesa adat," kata Sekretaris Daerah atau Sekda Tabanan, I Gede Susila, Rabu (25/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Susila pemerintah pusat memang sudah mencabut status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Namun, pemberian vaksin booster kedua tetap penting meskipun untuk memperkuat kekebalan tubuh.
"Jadi perlu dipacu lagi. Bahwa, vaksinasi booster kedua ini perlu untuk memperkuat kekebalan tubuh karena COVID-19 ini kan masih bermutasi. Nanti kami akan kerja sama lagi dengan TNI/Polri melalui Forkompinda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah)," tukasnya.
Susila menyebut para tenaga kesehatan atau nakes di Tabanan sudah siap untuk memberikan layanan kepada masyarakat umum. Hanya saja, pelaksanaan vaksinasi booster kedua masih menunggu kesiapan aplikasi Pcare yang merupakan bagian dari sistem informasi satu data vaksinasi COVID-19.
"Kalau tenaga kesehatan kami sudah siap. Tapi Pcare sejauh ini, sampai tanggal 25 ini, tampaknya belum siap," jelasnya.
Susila menyebutkan Dinas Kesehatan (Diskes) Tabanan juga sudah mengajukan vaksin kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk menunjang pemberian vaksin booster kedua. "Kalau jumlah (vaksin yang akan diterima) belum bisa kami pastikan. Ini yang paling penting kan tidak ada yang kedaluwarsa," sebut Susila.
Ia menambahkan jumlah sasaran vaksinasi booster tahap kedua di Tabanan diperkirakan mencapai 232 ribu orang. Jumlah tersebut berdasarkan jumlah warga yang sudah memperoleh vaksin booster pertama.
"Tapi nanti akan dilihat lagi apa sudah memenuhi syarat pemberian. Karena rentang waktu pemberiannya kan minimal 6 bulan setelah mendapatkan vaksin booster pertama," pungkasnya.
(iws/gsp)