Azqian Mahrus (17), remaja asal Jembrana yang ditemukan tewas dan jasadnya terdampar di Pantai Selemadeg, Tabanan, Bali, ternyata dilaporkan hilang saat pulang dari liburan tahun baru di Denpasar. Hal itu diungkapkan oleh sang paman bernama M Ali Basyari.
"Sebelumnya korban ini bersama lima temannya berangkat ke arah timur (Denpasar). Pada 1 Januari 2023 sekitar pukul 09.00 Wita ke rumah ibu temannya yang ada di wilayah Denpasar untuk liburan tahun baru dengan menggunakan 3 sepeda motor," kata Ali saat ditemui detikBali, Kamis (5/1/2023).
Saat hendak pulang dari Denpasar pada 2 Januari 2023, hujan turun. Mahrus bersama teman-temannya pun berteduh di daerah Bonian, Kecamatan Selemadeg, Tabanan. Mahrus yang mengendarai motor milik rekannya bernama Ahmad Iffan kemudian menitipkan handphone (HP) ke temannya dan pamitan membeli bensin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena lama menunggu, korban tidak kunjung datang, sehingga teman-teman yang lain berusaha mencari korban sampai di Jembrana. Sampai di rumah ternyata korban belum sampai di rumah," kata Ali.
Hingga 3 Januari 2023, Mahrus tak juga pulang ke rumahnya di Banjar Munduk Ranti, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Jembrana. Keluarga pun melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Melaya dan diarahkan ke Polsek Selemadeg. Terungkap, korban pergi dengan meninggalkan motor di Jalan Raya Soka, Tabanan.
"Motor temannya ditemukan di parkiran warung daerah Soka, kemudian keluarga melakukan pencarian dengan menyisir pantai namun hasilnya nihil," imbuhnya.
Barulah saat Galungan, tepatnya Rabu (4/1/2023), Mahrus ditemukan oleh prajuru Pura Luhur Srijong di Pantai Selemadeg, Tabanan, dalam keadaan sudah meninggal. Mahrus ditemukan tanpa mengenakan pakaian.
"Kami menerima laporan adanya penemuan mayat di Pantai Srijong dan perwakilan keluarga langsung menuju Tabanan, ternyata benar itu Azqian Mahrus ," kata Ali.
Menurut Ali, polisi masih melanjutkan pemeriksaan terhadap saksi-saksi terkait kematian Mahrus. Termasuk terhadap 5 teman korban, pemilik warung yang menemukan sepeda motor yang digunakan korban, serta prajuru Pura Luhur Srijong.
"Dari informasi masih dilakukan pemeriksaan oleh pihak kepolisian, namun dari tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," imbuhnya.
Ali menambahkan, Mahrus merupakan anak yatim piatu sejak 5 tahun lalu yang kini tinggal bersama kerabatnya. Menurutnya, Mahrus adalah sosok pria pendiam dan jarang bepergian.
"Korban ini baru pertama kali keluar Jembrana. Mainan ke Kota Negara saja jarang-jarang, karena korban ini sibuk berjualan teh poci."
"Kami hanya ingin yang terbaik saja dan jenazah korban segera dapat kami makamkan secara Islam," tutur Ali.
(iws/gsp)