Senderan Pelinggih Padmasana yang ada di SMPN 3 Bebandem kembali jebol akibat tergerus aliran sungai akibat hujan lebat pada Jumat (2/12/2022) sehingga kini jarak antara tebing dengan Pelinggih hanya 40 cm saja. Jika seandainya kembali jebol otomatis bangunan Padmasana akan runtuh.
Kepala Sekolah SMPN 3 Bebandem, I Made Wijana (55) sangat berharap senderan Padmasana tersebut segera ditangani oleh pihak terkait. Karena jika tidak segera diperbaiki otomatis bangunan Padmasana akan ikut tergerus. Mengingat posisi bangunan berada tepat di atas aliran sungai.
"Untuk saat ini Pelinggih Padmasana memang masih berdiri tapi tidak ada yang berani ke sana, karena tanahnya sudah sangat labil. Jarak antara Pelinggih dengan tebing hanya 40 cm, bahkan pondasi dari Padmasana sudah kelihatan," kata Wijana, Sabtu (3/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk tiga bangunan sekolah yang juga rentan jebol yaitu ruang praktek komputer, ruang laboratorium dan ruang OSIS saat ini sudah dikosongkan dan peralatan yang ada di sana sudah dipindah ke tempat yang lebih aman. Tapi tentu membuat aktivitas belajar mengajar sedikit terganggu.
"Untuk saat ini jarak tebing dengan ketiga bangunan tersebut hanya 2 meter, tapi tentu jika tidak segera mendapat penanganan tentu juga akan tergerus sedikit demi sedikit apalagi intensitas hujan masih cukup tinggi," kata Wijana.
Oleh karena itu, Wijana sangat berharap kepada Dinas terkait agar segera melakukan penanganan, agar kondisinya tidak semakin parah. Karena jika Pelinggih Padmasana tersebut sampai jebol tentu akan anggaran yang akan dikeluarkan juga akan semakin banyak.
"Kalau bisa, sebaiknya ditangani dulu secara darurat supaya Pelinggih Padmasana tidak sampai jebol sembari menunggu penanganan secara permanen. Karena kita juga berharap supaya ketiga bangunan yang juga ikut terdampak bisa dimanfaatkan seperti biasa," kata Wijana.
Sementara itu, Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR dan Perkim Kabupaten Karangasem I Made Wiguna mengatakan terkait dengan jebolnya senderan Padmasana di SMPN 3 Bebandem tersebut pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai agar bisa dilakukan penanganan dengan cepat.
"Untuk melakukan penanganan sepertinya membutuhkan anggaran yang sangat besar, mengingat tinggi tebing sepertinya lebih dari 10 meter. Tapi mudah-mudahan bisa ditangani dengan cepat, kita akan terus lakukan koordinasi supaya kondisinya tidak semakin parah," kata Wiguna.
Untuk diketahui, tembok penyengker di area Padmasana SMPN 3 Bebandem pertama kali jebol pada Senin (17/10/2022). Berdasarkan hasil rapat, pihak SMPN 3 Bebandem memutuskan membuat sanggah pengayengan agar para siswa tetap bisa melaksanakan persembahyangan.
(nor/dpra)