Melihat Megahnya Pura Istana Kanjeng Ratu di Gilimanuk

Jembrana

Melihat Megahnya Pura Istana Kanjeng Ratu di Gilimanuk

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Kamis, 24 Nov 2022 07:35 WIB
Pura Istana Kanjeng Ratu di Hutan Cekik, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, Rabu (23/11/2022).
Pura Istana Kanjeng Ratu di Hutan Cekik, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, Rabu (23/11/2022). Foto: I Putu Adi Budiastrawan/DetikBali
Jembrana -

Pura Istana Kanjeng Ratu yang berlokasi di Hutan Cekik, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, kini kondisinya sudah semakin megah. Tak seperti dulu, pura yang dirintis mulai tahun 1990 ini kini sudah direnovasi hingga memiliki rumah (Istana).

Pura Kanjeng Ratu di Gilimanuk merupakan salah satu tempat pemujaan sosok penguasa pantai selatan. Seluruh masyarakat pesisir banyak meyakini adanya sosok Kanjeng Ratu ini, namun di setiap daerah memiliki keyakinan yang berbeda mengenai cara dan tempat pemujaannya.

Salah satunya yang paling menyita perhatian, Istana Kanjeng Ratu yang lokasinya berdekatan dengan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Pasalnya, selain memiliki Padma, di dalam kawasan utama pura juga memiliki bangunan rumah (Istana) tempat pemujaan Kanjeng Ratu, terlebih dekorasi bernuansa hijau sangat erat kaitannya dengan Ratu Pantai Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu tokoh penggagas Pura Istana Kanjeng Ratu, I Nengah Tamba saat ditemui di rumahnya, Rabu (23/11/2022) menjelaskan, keberadaan Pura Istana Kanjeng Ratu di Gilimanuk sudah dirintis bersama warga lainnya sejak tahun 1990. Padma kecil yang bernuansa hijau tersebut saat ini sudah dibuatkan Istana megah dengan dana swadaya.

"Awalnya kami bersama beberapa teman yang memang senang berwisata religi, seperti mengunjungi pura-pura yang ada di Bali, saat sembahyang di Pura Tirta Segara Rupek, melihat ada sebuah pelinggih kecil dengan nuansa kain hijau, di sana kami yakini sebagai tempat pemujaan Kanjeng Ratu Pantai Selatan," ungkap Tamba.

ADVERTISEMENT

Pria yang kini menjabat Bupati Jembrana 2021-2024 ini juga menjelaskan, setelah merasa nyaman dan hening saat bersembahyang di sana, kemudian mengajak para warga serta rekan sesama pengusaha untuk merenovasi pura tersebut sehingga lebih nyaman dan membuatkan tempat yang layak untuk beribadah.

"Dulu banyak semak-semak di sana, bahkan terkadang hewan liar juga kami takutkan saat bersembahyang di sana, jadi kami bersama warga dan teman-teman yang ada di Denpasar mulai patungan membuat tempat yang nyaman, suka dukanya banyak sekali saat itu," papar Tamba.

Ia menuturkan, jauh sebelum terjun ke dunia politik sudah mulai merintis Pura Kanjeng Ratu hingga kini memiliki anggaran untuk memperbaiki dan dibuatkan rumah (Istana). "Saat itu saya belum bekerja, masih merintis usaha, dan ya memang di sanalah saya dan rekan-rekan menemukan ketenangan, sehingga menjadi tanggung jawab kami untuk merawatnya," imbuh Tamba.

Pura Istana Kanjeng Ratu di Hutan Cekik, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, Rabu (23/11/2022).Pura Istana Kanjeng Ratu di Hutan Cekik, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, Rabu (23/11/2022). Foto: I Putu Adi Budiastrawan/DetikBali

Tamba menegaskan, Pura Istana Kanjeng Ratu merupakan pura umum untuk seluruh umat Hindu, bukan pura keluarga, sehingga siapa pun dapat bersembahyang ke pura tersebut. "Mari kita jaga sama-sama apa yang sudah dirintis ini, sehingga ketika ada pamedek yang memiliki keyakinan sama, dapat merasakan indahnya pura ini," ujarnya.

Saat ini ia mengaku tidak ikut pengurusan dana yang didapatkan untuk pengelolaan pura tersebut. "Saya di manajemen pengelolaan pura tidak ikut, diserahkan kepada pangempon pura. Kita harapkan semeton seperti Pemangku, dan fasilitas rusak bisa dibantu dengan dana tersebut. Untuk piodalan pura jatuh saat rahina warespati paing, wuku dukut," jelasnya.

Tamba juga berpesan, dengan adanya Pura Istana Kanjeng Ratu di Kelurahan Gilimanuk ini, agar dirawat bersama-sama, sehingga anak cucu di kemudian hari dapat melihat bagaimana keanekaragaman kepercayaan umat Hindu di Bali.




(irb/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads