Warga Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan, menggelar upacara melaspas untuk jembatan darurat yang dipasang di Yeh Kajang. Jembatan darurat itu sementara digunakan untuk menggantikan jembatan permanen yang sebelumnya ambruk diterjang arus sungai Yeh Kajang.
"Kemarin itu, Kamis (10/11/2022) pemasangan. Hari ini pengruakan, mecaru, agar masyarakat bisa memakainya," jelas Perbekel Desa Tua, I Wayan Budi Arta Putra, Jumat (11/11/2022).
Ia menyebutkan, pembuatan jembatan darurat itu dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat. Harapannya, jembatan darurat itu bisa memudahkan pergerakan masyarakat setempat sehari-hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biar mudah masyarakat kami lalu lalang," katanya.
Budi Arta Putra menjelaskan, jembatan darurat itu memiliki panjang sekitar 18 meter dengan lebar satu meter lebih 20 centimeter. Jembatan itu dibuat dari pipa besi yang bagian atasnya dilapisi plat. Bagian pinggirnya dilengkapi dengan sling agar aman untuk dilalui.
Dengan dimensi seperti itu, jembatan darurat itu hanya bisa dilalui satu sepeda motor dan pejalan kaki. "Cuma bisa dilalui satu sepeda motor dan pejalan kaki," katanya.
Meski jembatan darurat telah tersedia saat ini, pihaknya tetap berharap pembangunan jembatan Yeh Kajang yang permanen tetap direalisasikan pemerintah. Terlebih Gubernur Bali, Wayan Koster, sempat meninjau kerusakan jembatan Yeh Kajang pascabencana pada 17 Oktober 2022 lalu.
"Kami tetap berharap jembatan permanen segera dibangun. Karena itu merupakan akses petani, siswa, dan masyarakat umum sehari-hari. Intinya jembatan itu salah satu penunjang kegiatan ekonomi warga kami," pungkasnya.
Sebagai informasi, Jembatan Yeh Kajang di Desa Tua, Kecamatan Marga, terputus pada Senin (16/10/2022) pagi. Air Tukad Yeh Kajang pagi itu sempat meluap. Lantaran diduga tidak kuat dengan debit air dan dorongan sampah, jembatan itu ambles. Akibatnya, akses lalu lintas antara Kecamatan Marga dan Baturiti melalui Desa Tua lumpuh total.
(iws/dpra)