"Total kerugian akibat bencana kemarin sekitar Rp 73 miliar. Namun usulan (perbaikan) yang fokus ke infrastruktur dan sudah kami ujikan sekitar Rp 49 miliar," jelas Kepala Dinas PUPRPKP Tabanan, I Made Deddy Darma Saputra, Sabtu (5/11/2022).
Di luar dari usulan anggaran sekitar Rp 49 miliar, sambungnya, merupakan kerusakan parahyangan seperti pura-pura atau tempat persembahyangan yang kecil atau milik sejumlah warga.
"Ada juga pura atau kahyangan besar yang usulan perbaikannya masuk melalui kami di Dinas PU. Namun fokus kami lebih dominan ke infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan terutama saluran irigasi atau bendungan," tegasnya.
Menurutnya, usulan yang telah disampaikan ke Pemprov Bali itu tengah berproses. Begitu juga dengan usulan yang diajukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan.
"Sekarang sedang berproses di provinsi. Mana yang akan diakomodasi melalui Biaya Tidak Terdug atau BTT di tahun ini. Mana yang akan diperbaiki melalui proses anggaran di 2023 (melalui Bantuan Keuangan Khusus atau BKK)," kata Deddy.
Ia mencontohkan, salah satu infrastruktur transportasi yang akan diupayakan perbaikannya melalui BTT adalah jembatan Yeh Kajang di Desa Tua, Kecamatan Marga, yang ambles diterjang banjir bandang. Jembatan itu berada di ruas jalan penghubung antara kecamatan Marga dan Baturiti.
"Itu salah satunya yang diusulkan agar bisa diperbaiki melalui BKK," pungkasnya.
(iws/hsa)