Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Wayan Sunada menyebut, penyelenggaraan Festival Pangan Lokal Bali 2022 menelan biaya Dana Instensif Daerah (DID) sebesar Rp 1,9 miliar. Kegiatan yang digelar 3-6 November 2022 diikuti 80 booth UMKM dari seluruh Bali.
"Target pengunjung kira-kira sampai 500 orang, supaya seperti arahan Pak Gubernur agar dagangan di stan bisa habis hari ini, dan supaya besok bisa didatangkan kembali. Untuk target omzet, jelas lebih besar dari yang kami keluarkan (Rp 1,9 miliar), " ucap Sunada di Lapangan Timur Puputan Margarana Renon, Denpasar, Bali.
Ia pun mengaku optimis bahwasanya pagelaran tersebut akan mampu mendatangkan banyak pengunjung. Terlebih, produk-produk yang dijual dalam festival tersebut merupakan hasil petani, nelayan, hingga perajin dari seluruh kabupaten/kota di Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kata Sunada, dari sekian puluhan booth yang berpartisipasi, terdapat empat OPD teknis, di antaranya Dinas Pertanian dan Pangan Bali, Dinas Koperasi dan UKM Bali, Dinas Perikanan dan Kelautan, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Lalu ada dua OPD pendukung, yakni Dinas Kebudayaan dan Biro Umum. Di sisi lain, Gubernur Bali Wayan Koster berharap seluruh produk yang ditawarkan para UMKM tersebut bisa laku terjual selama penyelenggaraan festival.
"Sesuai peraturan Gubernur Bali Nomor 99 tahun 2018 agar dapat menghubungkan antara konsumen dengan produsen, dan produsen dengan pasarnya, yaitu orang Bali sendiri. Jumlah orang Bali ada 4,3 juta, jadi orang Bali harus didorong menggunakan produk lokal Bali," sebutnya, Kamis (3/11/2022) sore.
Menurutnya, hal tersebut guna membuat perekonomian berputar sehingga ke depannya dapat berpengaruh pada peningkatan tenaga kerja agar dampaknya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali sendiri.
Dirinya pun mengimbau para pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali agar dapat membeli berbagai produk selama festival. Sehingga kian mempermudah para UMKM dalam memasarkan produknya dan kian dikenal.
(irb/hsa)