Pegawai Hotel yang Bertugas di G20 Diminta Gunakan Pakaian Adat Bali

Road to G20

Pegawai Hotel yang Bertugas di G20 Diminta Gunakan Pakaian Adat Bali

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Kamis, 03 Nov 2022 19:07 WIB
Gubernur Bali Wayan Koster dalam acara Festival Pangan Bali 2022, Kamis (3/11/2022) sore, di Lapangan Timur Puputan Margarana Renon, Denpasar, Bali, Kamis (3/11/2022).
Gubernur Bali Wayan Koster dalam acara Festival Pangan Bali 2022, Kamis (3/11/2022) sore, di Lapangan Timur Puputan Margarana Renon, Denpasar, Bali, Kamis (3/11/2022). Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali
Denpasar -

Gubernur Bali, Wayan Koster meminta para pegawai hotel yang bertugas selama KTT G20 agar menggunakan endek dan pakaian adat Bali.

"Terutama acara tanggal 15-16 November 2022, semua pegawai hotel yang menjadi tempat penyelenggaraan G20 harus berbusana adat Bali. Lalu, dua hari sebelumnya, tanggal 13-14 menggunakan busana endek Bali," katanya saat membuka Festival Pangan Bali 2022, Kamis (3/11/2022).

Wayan Koster mengaku telah menyampaikannya kepada general manager di 24 hotel yang ditunjuk sebagai lokasi menginap para delegasi hingga kepala negara selama KTT G20 berlangsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sudah minta untuk menggunakan produk lokal selama KTT G20. Saya tugaskan dan perintahkan mereka gunakan beras Bali, sayur Bali, buah Bali, ayam Bali, babi Bali, sapi Bali, dan semuanya Bali. Juga harus ada cocktail arak Bali," tambahnya.

Ketika disinggung terkait jumlah kepala negara yang telah mengkonfirmasi kehadirannya dalam KTT G20, kata Koster, telah ada 17 negara. "Sudah 17 (yang konfirmasi datang). Putin akan datang tapi belum konfirmasi," ujarnya singkat.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Wayan Sunada menjelaskan, pihaknya memastikan keseluruhan produk pangan dalam pagelaran KTT G20 berasal dari produk petani Bali.

"100 persen (menggunakan produk lokal). Tadi, Pak Gubernur juga sudah memanggil GM hotel agar menggunakan produk lokal, baik beras, buah, dan daging. Untuk dagingnya juga sudah kami lakukan treatment agar bisa digunakan pada G20," sebutnya.

Sunada menjelaskan, masyarakat harus mengkonsumsi dan menggunakan berbagai produk lokal Bali dibandingkan produk impor. Karena menurutnya produk lokal Bali lebih sehat dibandingkan produk impor.

"Bayangkan saja kalau impor mulai dari pasca panen, penyimpanan, sampai ke tempat tujuan dan masuk lagi ke pasar itu sudah beberapa hari. Tapi, kalau kita menggunakan produk lokal Bali itu kan dipetik langsung dan bisa dinikmati langsung karena dekat (lokasi panen)," ungkapnya.




(irb/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads