Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 5 Denpasar, Putu Eka Juliana Jaya alias Wawa, mengaku, kisruh yang terjadi di sekolahnya sudah mulai menemui titik terang. Putu Eka Juliana Jaya didampingi kuasa hukumnya juga telah melakukan pertemuan dengan guru dan murid bersama Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar di SMPN 5 Denpasar pada Jumat (28/10/2022).
"Terkait dengan kasus di SMPN 5 Denpasar kemarin sudah mendapatkan titik terang. Tidak ada masalah, sudah kondusif," ungkap Wawa kepada detikBali, Sabtu (29/10/2022).
Wawa sebelumnya sempat menjadi sorotan lantaran demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan murid SMPN 5 Denpasar. Ia bahkan disebut sebagai pemimpin diktator oleh para demonstran.
Wawa menilai aksi demonstrasi guru dan murid tersebut merupakan ulah provokator yang berasal dari oknum guru SMPN 5 Denpasar.
"Saya yang sebenarnya sebagai korban berbesar hati berbesar jiwa memaafkan ini (guru diduga provokator). Saya menganggap mereka tidak mengerti apa yang dilakukan oleh oknum-oknum guru itu," timpalnya.
Wawa juga berharap para siswa yang terprovokasi agar sadar dan kembali dalam pembelajaran secara normal. Ia menjelaskan kegiatan belajar mengajar di SMPN 5 Denpasar sudah kembali normal.
"Dan guru mengajar seperti biasa, Waka (wakil kepala) menjalankan tupoksinya sehingga saya menjalankan tupoksi saya sebagai kepala," lanjutnya.
Wawa berharap kejadian yang terjadi di sekolahnya beberapa waktu lalu menjadi yang terakhir di Bali bahkan Indonesia.
"Semoga ini menjadi yang pertama dan terakhir di seluruh Indonesia. Tindakan pembinaan dari Pemkot Denpasar dan Aparat Kepolisian wajib dikedepankan agar tidak menjadi yurisprudensi bagi sekolah SMP lain di Bali dan se-Indonesia," pungkas dia.
Buntut Demo Siswa SMPN 5 Denpasar, Kepsek Tuding Guru Provokator
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala SMPN 5 Denpasar, Putu Eka Juliana Jaya alias Wawa menuding sejumlah guru menjadi provokator aksi demo yang dilakukan oleh para muridnya, Kamis (20/10/2022). Demo siswa tersebut menuntut Wawa untuk mundur sebagai kepala sekolah.
Wawa menyebut provokasi yang dilakukan sejumlah guru membuat murid-muridnya kompak melakukan aksi demo. Menurutnya, para siswa yang berdemo itu tidak mengetahui apa yang sedang mereka lakukan.
"Para oknum guru ini telah melakukan provokasi sehingga serempak 24 kelas di sekolah kami berhamburan keluar dan mengatakan hal yang mereka sama sekali tidak tahu apa artinya," kata Wawa kepada detikBali, Minggu (23/10/2022).
"Saya ingin melakukan mediasi terutama kepada beberapa oknum guru yang ditengarai melakukan upaya-upaya di luar komunikasi dan koordinasi," imbuhnya.
Selain itu, kini Wawa menggandeng pengacara Togar Situmorang. Penunjukan kuasa hukum itu dilakukan agar kegiatan belajar mengajar di SMPN 5 Denpasar berjalan lancar.
"Terkait penunjukan lawyer yakni Pak Togar, itu memang benar. Tujuannya untuk menciptakan kondusivitas sekolah lebih cepat," kata Wawa.
Wawa menambahkan, dirinya berkeinginan agar masing-masing pihak bertugas sesuai tupoksi. Ia menegaskan, penunjukan pengacara tersebut nantinya untuk melakukan upaya mediasi antara dirinya dengan beberapa guru yang diduga menjadi provokator demo siswa.
"Dan untuk guru-guru lain yang tidak terlibat, silakan untuk melanjutkan tugas sesuai tupoksi masing-masing," imbuhnya.
Wawa tak menutup kemungkinan bakal membawa kasus tersebut ke ranah hukum. Hal itu bakal ditempuh jika mediasi buntu.
"Apabila upaya gagal, baru akan ada lanjutan upaya hukum. Semua sudah kami serahkan kepada penasehat hukum kami Pak Togar," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, para siswa SMPN 5 Denpasar melakukan demo dan kompak menuntut agar Putu Eka Juliana Jaya tidak lagi menjadi menjabat sebagai kepala sekolah, Kamis (20/10/2022). Beberapa orang siswa sempat kerauhan saat aksi demo tersebut.
Para siswa juga sempat menyanyikan lagu 'Spema Tolak Lause'. Menurut seorang siswi di sekolah tersebut, Lause merupakan sebutan yang kerap digunakan pada kepala sekolah.
Sementara itu, sejumlah guru ternyata turut merasa tidak nyaman dengan berbagai peraturan dan sikap dari sang kepsek. Bahkan, para guru sudah mengirim petisi tentang keluh kesah mereka ke Disdikpora Denpasar. Setelah aksi demo tersebut, SMPN 5 Denpasar sempat dijaga personel kepolisian guna memastikan kondusivitas sekolah.
(nor/hsa)