Dari pantauan detikBali, genangan air yang merendam pemukiman warga rata-rata setinggi lutut orang dewasa. Tampak sekitar 200 rumah warga di Banjar Munduk, Desa Pengambengan tergenang air.
Tampak juga anak-anak yang bermain dan mandi dengan genangan air banjir tersebut. Genangan air ini bertambah akibat hujan kembali turun pada Kamis dini hari (13/10/2022).
Padahal genangan air sebelumnya terjadi sejak Minggu (9/10/2022) belum seluruhnya surut, sehingga banyak warga yang mulai mengeluh dengan kondisi genangan air yang bertambah banyak.
"Air naik lagi dari kemarin malam sampai masuk rumah. Susah kalau sudah banjir, kalau lama begini tidak bagus juga untuk kesehatan," kata Amalia (40), warga setempat ditemui detikBali, Jumat (14/10/2022).
Apalagi, kata dia, saat punya hajatan selamatan hujan deras turun, sempat membuat dirinya stress karena air mulai menggenangi halaman rumahnya. "Manalagi saya punya hajatan kemarin, stress juga jadinya. Ini sudah agak surut sekarang," imbuhnya.
Muawanah (43) warga lain, merasa khawatir dan was-was ketika hujan mulai turun, apalagi saat malam hari hujan deras, dirinya tidak berani tidur khawatir genangan air depan rumahnya meluap.
"Kemarin malam setinggi pondasi rumah (setinggi 1 meter). Pastilah saya was was, takutnya hujan turun lagi. Apalagi saya ada orang tua sakit di rumah," ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Delfiana Safitri (23), warga yang sudah belasan tahun tinggal di Banjar Munduk ini harus berkali-kali mengeluarkan kasurnya dari dalam kamar karena takut terendam air.
"Capek kalau sudah ada banjir. Kemarin air di atas dengkul masuk rumah. Belum surut yang kemarin ni nambah lagi, kalau bentar hujan air masuk lagi ke rumah," keluhnya.
Bukan hanya aktivitas warga terganggu, genangan air hujan yang menjadi langganan di Banjar Munduk atau yang sering disebut warga Kampung Kedunen ini juga membuat beberapa anak-anak tidak bisa masuk sekolah.
"Nggak bisa sekolah banjir," kata Mohammad Farel Aditya (16), siswa kelas XI di salah satu SMK di Jembrana.
(nor/dpra)