Jembatan Putus, Siswa di Mendoyo Harus Digendong Ortu Seberangi Sungai

Jembatan Putus, Siswa di Mendoyo Harus Digendong Ortu Seberangi Sungai

I Ketut Suardika - detikBali
Kamis, 06 Okt 2022 18:29 WIB
Ketua Tempek 1 Banjar Nusamara Dewa Komang Putra Wiarsana (44), mengendong anaknya yang pulang sekolah melintasi sungai, Kamis sore (6/10/2022)
Ketua Tempek 1 Banjar Nusamara Dewa Komang Putra Wiarsana (44), mengendong anaknya yang pulang sekolah melintasi sungai, Kamis sore (6/10/2022). Foto: I Ketut Suardika
Jembrana -

Jembatan gantung Nusamara, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana yang putus hampir setahun lalu karena banjir bandang 5 November 2021, berdampak juga pada akses menuju sekolah anak-anak di Tempek I Banjar Nusamara. Anak kecil usia sekolah dasar (SD) terpaksa harus digendong orang tuanya menyeberangi sungai saat berangkat dan pulang sekolah.

Ketua tempek I Banjar Nusamara Dewa Komang Putra Wiarsana (44) menuturkan, saat ini warga sangat kesulitan akses jalan karena jembatan satu-satunya putus sejak tahun lalu. Sehingga untuk akses jalan terutama warga harus menyeberang sungai selebar kurang lebih 50 meter.

"Kalau airnya pas kecil masih bisa nyeberang," ungkap Wiarsana, ditemui detikBali di lokasi, saat akan menyeberang sungai dengan anaknya, Kamis (6/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi jembatan gantung Nusamara, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, yang putus total sejak hampir setahun lalu.Kondisi jembatan gantung Nusamara, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, yang putus total sejak hampir setahun lalu. Foto: I Ketut Suardika

Karena jembatan putus, lanjutnya, tidak hanya akses warga untuk aktifitas di kebun, namun untuk anak-anak sekolah pun menjadi terganggu. Sedihnya lagi, kata Wiarsana, dirinya harus menggendong anak menyeberangi sungai dan ini setiap hari ia lakukan untuk mengantar anaknya sekolah.

ADVERTISEMENT

"Ya begini aktivitas saya, setiap hari ngantar anak sekolah. Pagi antar siangnya jemput. Kalau waktu musim penghujan atau musim banjir sudah tentu air ini meluap, anak kami tidak berani sekolah," tuturnya.

Untuk di Tempek I dari 21 KK yang terisolasi jumlah anak sekolah SD ada sebanyak 6 orang, anak SMP ada 3 orang dan anak SMA 2 orang. "Setiap pagi dan siang pasti ramai aktivitas anak sekolah yang melewati sungai," ungkapnya.

Wiarsana berharap pemerintah segera memperbaiki atau membangun jembatan baru yang lebih kokoh agar aktivitas warga tidak terganggu. "Semoga cepat dibangun jembatan baru," harapnya.




(nor/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads