Sebanyak 21 kepala keluarga (KK) terisolasi di Banjar Nusamara, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Pasalnya, jembatan yang menjadi akses satu-satunya warga rusak diterjang banjir hampir setahun lalu, tepatnya 5 November 2021.
Namun hingga saat ini belum diperbaiki atau dibangun jembatan pengganti.
Dari pantauan detikBali, tampak bekas jembatan gantung berwarna merah putus, namun material jembatan masih berada, di pinggiran sungai. Sebelumnya, jembatan dengan panjang 30 meter ini menjadi akses satu-satunya warga Banjar Nusamara, terutama Tempek I.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Tempek I, I Ketut Landra (79), mengaku mengalami kesulitan beraktivitas pergi ke kebun. Apalagi, saat musim hujan dan air sungai besar tidak bisa membawa hasil panen keluar.
"Itu sudah pekerjaan saya. Setiap hari saya ke kebun lewat sungai ini. Kalau air besar ya diam nggak bisa kerja," ujarnya.
Landra berharap, kondisi jembatan yang sudah hampir setahun putus ini bisa menjadi perhatian serius pihak pemerintah. Karena banyak warga yang mengandalkan akses jalan jembatan satu-satunya warga.
Sementara, Perbekel Desa Yehembang Kangin I Gede Suardika saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengatakan, aktivitas pendidikan, ekonomi dan sosial warga memang terganggu sejak jembatan putus. "Kalau hujan deras, air naik, warga tidak bisa melintas," jelasnya.
Pemerintah desa sudah mengusulkan perbaikan atau pembuatan jembatan pengganti. Dari usulan, pemerintah kabupaten mengusulkan pembangunan jembatan baru kepada pemerintah pusat, melalui BNPB karena termasuk bencana.
"Belum ada kabar lagi, kapan dibangun," ungkapnya.
(nor/hsa)