Klarifikasi RSUD Wangaya soal Pasien Meninggal Usai Ditolak di IGD

Round Up

Klarifikasi RSUD Wangaya soal Pasien Meninggal Usai Ditolak di IGD

Tim detikBali - detikBali
Senin, 26 Sep 2022 06:49 WIB
Ilustrasi jenazah
Ilustrasi jenazah. Foto: Thinkstock
Denpasar -

Viralnya postingan senator asal Bali Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa atau disingkat Arya Wedakarna soal pasien asal Buleleng meninggal dunia usai diduga ditolak RSUD Wangaya, Denpasar membuat pihak rumah sakit angkat bicara.

Direktur RS Wangaya AA Made Widiasa mengungkap kejadian tersebut bukanlah menolak pasien. Pihaknya menjelaskan kejadian itu lantaran kapasitas Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang sedang penuh.

"Pada saat kejadian kapasitas Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Wangaya penuh," ungkapnya dalam keterangan resminya yang diterima detikBali, Minggu (25/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kondisi IGD penuh, jika dipaksakan menerima pasien baru maka akan berisiko bagi pasien IGD yang juga tengah dirawat dan membuat pelayanan tidak optimal.

Kronologi Versi RSUD Wangaya

ADVERTISEMENT

Made Widiasa menjelaskan kejadian berawal pada Sabtu (24/9/2022) sekitar pukul 20.30 Wita. Saat itu pasien diantar oleh pengantar pasien menggunakan sepeda motor.

Petugas keamanan RSUD Wangaya melaporkan kepada petugas IGD ada pasien baru. Kemudian petugas keamanan menjelaskan kepada pengantar pasien bahwa IGD sedang dalam kondisi penuh.

"Pada saat kejadian tersebut IGD dalam kondisi penuh," jelas Made Widiasa.

Saat kejadian, di IGD RSUD Wangaya terdata ada 13 pasien yang sedang menjalani perawatan darurat. Bahkan kata Made Widiasa, ada beberapa pasien yang juga mengantre di ruang tunggu IGD.

"Bahkan di ruang tunggu ada beberapa pasien yang sedang mengantre untuk mendapatkan pelayanan," cetusnya,.

Melihat kondisi tersebut, dokter jaga IGD menemui pengantar pasien dan menyarankan untuk ke rumah sakit terdekat dalam hal ini RS Manuaba.

Hal ini dilakukan supaya pasien dapat pelayanan yang lebih cepat. Pengambilan dasar keputusan tersebut, karena jarak rumah sakit Manuaba dirasa paling dekat dengan RSUD Wangaya dengan estimasi waktu 5 menit, lanjut Widiasa.

Ketika disarankan untuk ke rumah sakit terdekat, pengantar pasien meminta untuk diantar ambulans.

"Namun demikian berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO) RSUD Wangaya mengenai Merujuk Pasien Kerumah Sakit Lain No. 040/018/IGD/RSUDW/2018 penggunaan Ambulance Wajib didampingi Dokter dan Perawat," tegas Widiasa.

Mengingat kondisi IGD yang sedang penuh maka penggunaan ambulans tidak dapat dilakukan oleh karena perawat dan dokter sedang melakukan penanganan pasien.

Meski demikian diakuinya bahwa saat ini pihaknya sedang berproses menambah kapasitas bed di ruang IGD untuk mengantisipasi lonjakan pasien.

"Ya kita harapkan ke depan bisa menambah kapasitas bed baru," pungkas Widiasa.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads