TPA Suwung, Denpasar, Bali, akan ditutup pada Oktober 2022. Penutupan akan dilakukan setelah tiga Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) selesai dibangun. Para pemulung yang menggantungkan hidup di tanah seluas 32 hektare itu, mengaku memilih pulang kampung jika TPA Suwung ditutup.
"Saya cuma sempat dengar desas-desus, tapi kalau benar ditutup, ya saya pilih pulang kampung saja atau pindah kerja secepatnya. Kalau saya masih bisa nyupir, tapi yang kasihan kan teman-teman yang memang cuma bisa mulung, masak pemerintah tega sih," kata salah satu pemulung di TPA Suwung, Tedi (32).
Tedi sendiri telah menjadi pemulung sejak tahun 2021. Pandemi menjadi alasannya banting setir dari seorang supir menjadi pemulung di TPA Suwung. Setiap hari ia biasa memulung plastik dan botol-botol pukul 12.00-15.00 Wita. Tedi tinggal bersama teman-temannya di kawasan yang telah disediakan bagi pemulung di dekat TPA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami satu perantauan, jadinya saudara semua. Bagi kami TPA Suwung ini sangat bisa menghidupi kami. Kalau dapat barangnya sedikit, paling kecil saya dapat Rp 700 ribu karena di sini ditimbangnya setiap dua minggu sekali. Tapi, kalau lagi banyak barang bisa lebih dari Rp 1,2 juta," akunya.
Ia pun berharap pemerintah bisa melakukan penataan ulang TPA Suwung tanpa harus menutupnya secara permanen. Terlebih, banyak orang khususnya perantau yang mengadu nasib di tempat tersebut.
Tak berbeda jauh dari Tedi, pemulung lainnya, yaitu Marsuki (32), mengharapkan hal yang sama. Agar pemerintah bisa memikirkan ulang terkait rencana penutupan TPA Suwung tersebut.
"Insyaallah TPA Suwung enggak ditutup karena ini masih tetap jadi mata pencaharian pertama kami. Kalau memang ditutup dan harus pulang, saya mungkin akan nguli atau kerja serabutan, asal enggak nyuri dan penghasilannya halal," aku pria asal Probolinggo ini.
![]() |
Ia menuturkan, pertama kali bekerja sebagai pemulung karena ajakan dari salah satu bos di TPA Suwung, yang saat itu sedang pulang kampung. Dikarenakan dagangan kayunya sepi akibat pandemi, Marsuki memutuskan untuk menerima ajakan menjadi pemulung di TPA Suwung sejak tahun lalu.
Untuk diketahui, penutupan TPA Suwung dilatarbelakangi beberapa hal, seperti kapasitas sampah telah penuh dan adanya G20. Untuk menggantikanTPA Suwung, saat ini tiga TPST tengah dikebut penyelesaiannya sebelum G20. Adapun tiga TPST tersebut, yakni TPST Kesiman Kertalangu, TPST Padang Sambian, dan TPST Tahura.
(irb/irb)