Sampah yang dibuang sembarangan di pinggir Jalan Nasional Denpasar-Gilimanuk, dalam kawasan hutan Taman Nasional Bali Barat semakin mengkhawatirkan. Karena itu, petugas kebersihan sejak beberapa hari terakhir membersihkan sampah yang berserakan di pinggir jalan yang masuk dalam kawasan hutan.
Dari pantau detikBali, Rabu (31/8/2022), sampah yang sebagian besar sampah plastik, merupakan sampah bekas bungkus makanan dan minuman. Sampah yang sudah dibersihkan oleh petugas kebersihan ini dibungkus dalam kantong. Beberapa kantong sampah terlihat masih belum diangkut petugas.
Meskipun sudah ada petugas yang membersihkan sampah di pinggir jalan dalam kawasan hutan, masih banyak sampah yang berceceran hingga masuk ke dalam hutan.
Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) Agus Ngurah Krisna Kepakisan menyebutkan, ada beberapa faktor penyebab masalah sampah yang ada di kawasan TNBB. Yakni sampah kiriman dari laut, kemudian sampah yang dibuang pengendara mobil yang melintas dan sampah dari masyarakat sekitar.
"Taman Nasional ini kan dibelah jalan raya yang menghubungkan Bali dan Jawa jalur utama, banyak sampah yang dibuang saat melintas," kata Agus saat ditemui detikBali disela-sela mengikuti kegiatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) di Karang Sewu Gilimanuk, Rabu (31/8/2022).
Menurut Agus, mengenai jumlah sampah di sepanjang lintas jalur utama Denpasar-Gilimanuk kawasan hutan TNBB dalam setahun ini sampai sekitar 3 ton sampah ditemukan.
Sampah yang banyak berserakan di kawasan hutan ini bisa mengancam keberlangsungan habitat satwa.
"Iya ini mengkhawatirkan membahayakan habitat satwa di hutan," ucapnya.
Agus mengaku, untuk pembersihan sampah sudah sering dilakukan di sepanjang jalan nasional yang membelah hutan kawasan TNBB. Namun, masih banyak sampah yang belum teratasi dan berserakan. Bahkan, kata Agus, sempat melihat pengendara truk yang sengaja membuang sampah di pinggir jalan.
"Malam itu saya jalan, ada truk itu dia nurunin sisa-sisa sampah jerami itu, saya suruh angkat lagi, saya tunggu itu," ungkapnya.
Untuk kebersihan sampah, pihaknya sudah menempat 9 petugas kebersihan untuk memungut sampah di masing-masing titik di antaranya, di Pulau Menjangan ada 4, di kantor balai ada 3 orang dan di kantor seksi di Prapat Agung TNBB ada 2 orang.
"Kalau setiap hari kita ambilin sampah (di kawasan hutan) seperti itu bisa berton-ton lagi kita temukan," ungkapnya.
Untuk mengatasi masalah sampah ini pihaknya sudah merekrut tenaga honor dari masyarakat setempat, di samping juga dengan kegiatan clean up, bersih-bersih sampah bersama kelompok yang melibatkan para pelajar dan siswa, serta kampanye tentang sadar sampah melibatkan lembaga yang bergerak dalam kebersihan lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampah dipungut, kemudian dipilah lalu ditimbang. Itu yang kita kerjakan," imbuhnya.
Dalam menjaga kebersihan, mulai dari pinggir jalan nasional yang membelah hutan TNBB, peran serta masyarakat sangat penting. Di antaranya, dengan tidak membuang sampah sembarangan di kawasan hutan. Karena selain bisa menjaga lingkungan tetap bersih, satwa yang ada di hutan juga bisa terjaga keberlangsungan hidupnya.
(nor/nor)