.webp)
Deputi Bidang Kerjasama Internasional Badan Nasional penanggulangan Terorisme (BNPT), Andhika Chrisnayudhanto mengungkapkan jelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November 2022 mendatang, melakukan antisipasi terhadap potensi aksi radikal dan terorisme yang akan mengacaukan event tersebut. Karena itu, dari jauh hari sudah dilakukan sejumlah langkah pencegahan.
"Sesuai arahan Pak Kepala (BNPT) agar kita menjaga iklim G20 aman dan kita bekerjasama dengan aparat keamanan untuk menciptakan suasana kondusif," katanya ditemui di event ASEAN-US Workshop di Kuta, Badung, Bali Selasa (23/8/2022).
Dijelaskannya, indikasi aksi terorisme di dalam G20 pasti ada dan pihaknya sudah melakukan sharing antar instansi. Selain itu, BNPT juga intens mengamati media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin momentum, kan sudah pasti ancaman terbesar itu pasti ada kerjasama ada orang yang ingin melakukan upaya-upaya, dan (kami) dari pengawasan di media sosial itu bisa juga (dilakukan)," imbuh dia.
Seperti saat ini, pihaknya bekerjasama dengan Amerika, dan PBB untuk membahas kemungkinan isu radikalisasi ekstremisme berbasis kekerasan yang diduga akan terjadi menjelang KTT G20.
BNPT, kata Andhika, selaku penjaga keamanan event tersebut sudah melakukan pemetaan. Namun hal itu katanya tidak dapat diungkap ke Publik.
Hanya saja pihaknya mewaspadai aksi terorisme yang diduga akan mengancam dan mengganggu event tersebut, baik teroris yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri.
"Ya lima puluh lima puluh fifty-fifty lah luar negeri dan dalam negeri kita awasi," terangnya.
(kws/kws)
