Senator Australia Pauline Hanson yang sebelumnya viral karena video penghinaan Bali terkait penyakit mulut dan kuku (PMK) ternyata dikenal sebagai politikus kontroversial. Namanya menjadi buah bibir usai menyebut Bali penuh dengan kotoran sapi.
"Bali berbeda dengan negara lain, karena sapi bebas berjalan di mana-mana, kotoran sapi bertebaran, dan orang berjalan di atasnya, dan terbawa di pakaiannya, dan orang itu kembali ke negara ini [Australia]," katanya dalam unggahan video di akun Instagram @senatorpaulinehanson, Jumat (5/8/2022), kala mengomentari wabah PMK.
Dikutip dari detikTravel, Minggu (7/8/2022), Pauline Hanson merupakan politikus Australia yang dikenal dengan pandangan kontroversial soal ras dan imigrasi. Ia lahir pada 27 Mei 1954 di Brisbane, Queensland, Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2016, warga Muslim di Queensland menilai Hanson mengungkapkan komentar rasis terhadap mereka. Mengutip ABC News, ini merupakan respons dari imbauan Hanson soal mengakhiri imigrasi Muslim di Australia.
"Kita berada dalam bahaya terbawa arus umat Muslim, yang menganut budaya dan ideologi yang tak sesuai dengan kita," kata Hanson.
"Islam tak boleh berada secara signifikan di Australia jika ingin hidup dalam komunitas yang terbuka, sekuler, dan kohesif," lanjutnya.
The Conversation melaporkan Hanson dapat dideskripsikan sebagai politikus sayap kanan dengan pandangan populis radikal, seperti mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Aliran populis radikal sendiri memandang imigran dan pengungsi sebagai ancaman terhadap keamanan, keselamatan, dan budaya tertentu.
Dalam pandangan Hanson, warga yang bukan asli Australia harus mengasimilasi atau menganut nilai dan budaya Australia. Jika tidak, lebih baik mereka pergi dari negara itu.
Dilansir dari Britannica, Hanson merupakan salah satu pendiri partai Satu Negara. Ia menjadi pemimpin partai tersebut sejak 1997 sampai 2002, kemudian dari 2014 sampai saat ini.
Hanson merupakan ibu dari empat anak. Ia sempat membuka toko makanan fish-and-chip sebelum terjun ke politik. Toko itu kemudian ditutup pada awal 1997.
Berdasarkan situs resmi pemerintah Australia, Hanson sempat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Australia untuk Oxley, Queensland, pada 1996.
Ia juga sempat terpilih sebagai Senat untuk Queensland pada 2016 dan terpilih kembali pada 2022.
(nor/nor)