Detik-detik Menegangkan Pemisahan Kepala dari Badan Bayi di RSUD Jombang

Detik-detik Menegangkan Pemisahan Kepala dari Badan Bayi di RSUD Jombang

Tim detikJatim - detikBali
Selasa, 02 Agu 2022 08:31 WIB
Ilustrasi Kaki Bayi
Foto: Ilustrasi Kaki Bayi (Getty Images/iStockphoto)
Bali -

Momen menegangkan terjadi saat proses persalinan di RSUD Jombang, Jawa Timur. Seorang ibu kehilangan bayinya dalam persalinan itu. Bahkan tim medis melakukan tindakan pemisahan kepala dari badan bayi agar bisa dikeluarkan dari rahim sang ibu.

Tindakan itu menjadi salah satu opsi yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan nyawa sang ibu. Bayi yang meninggal itu adalah buah hati dari pasangan Yopi Widianto (26) dan Rohma Roudotul Jannah (29).

Kisah pilu itu bermula pada Kamis (28/7/2022), sekitar pukul 09.00 WIB, Rohma yang diantar suaminya tiba di RSUD Jombang. Ternyata pintu rahim istrinya sudah bukaan 5. Saat itu, Rohma ditempatkan di ruangan bersalin, poli kandungan rumah sakit pelat merah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar pukul 17.00 WIB, Rohma ternyata sudah bukaan 8. Namun, petugas medis yang menanganinya masih terus melakukan observasi. Proses persalinan secara normal dilakukan sekitar pukul 18.30 WIB. Petugas medis menilai bukaan rahim Rohma tergolong cepat, sehingga tidak perlu operasi caesar.

"Saat itu disuruh lahiran normal, sedangkan istri saya sudah tanya dua tiga kali ke perawat, kok tidak caesar? 'Kita usahakan', begitu jawabannya," terang Yopi kepada wartawan di Sekretariat PWI Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, Senin (1/8/2022) seperti dikutip dari detikJatim.

ADVERTISEMENT

Yopi setia menemani istrinya selama proses persalinan. Diketahui, sang istri mengidap gula darah dan darah tinggi. Sekitar pukul 20.00 WIB, Rohma tak kuat lagi dan kondisinya sudah lemas.

"Kemudian divakum atau disedot hanya bisa keluar kepalanya, kondisi bayi sudah meninggal. Para perawat panik, menelepon dokter, dokter datang, ditangani tidak berhasil. Sampai 4 dokter tidak berhasil," ungkapnya.

Yopi melanjutkan, pukul 21.00 WIB proses persalinan sempat dihentikan sementara ketika kondisi kepala bayinya sudah keluar. Saat itulah, dokter meminta izin kepadanya untuk pemisahan anggota tubuh agar bayi bisa dikeluarkan dari rahim istrinya. Selain itu, untuk menyelamatkan nyawa istrinya.

"Saya setujui proses itu karena tidak ada cara lain agar bayi bisa keluar dan ibunya bisa selamat," jelasnya.

Adapun operasi pengeluaran bayi baru selesai tengah malam. Kemudian, Yopi membawa pulang jenazah bayi perempuannya setelah tubuh si bayi dijahit kembali pada Jumat (29/7/2022) sekitar pukul 00.30 WIB.

"Pasti saya kecewa. Meskipun bayi saya tidak selamat, setidaknya tanpa pemisahan tubuh," ujarnya.

RSUD Jombang Buka Suara

Di sisi lain, pihak RSUD Jombang buka suara terkait meninggalnya bayi milik pasangan Yopi Widianto (26) dan Rohma Roudotul Jannah (29) saat proses persalinan. Dilansir dari detikJatim, tim medis RSUD Jombang terpaksa memotong leher bayi yang sudah meninggal itu untuk dapat mengeluarkan tubuhnya dari rahim sang ibu.

Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan (Yanmed) RSUD Jombang dr Vidya Buana mengatakan persalinan normal sudah membuat kepala bayi keluar. Namun, terjadi kemacetan persalinan karena bahu bayi tersangkut (distosia bahu).

"Kepala sudah lahir, terjadi distosia bahu. Dalam proses melahirkan, kan terjadi penyulit itu sehingga bayi meninggal," kata dr Vidya saat jumpa pers di RSUD Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, seperti dikutip dari detikJatim, Senin (1/8/2022).

Ia menjelaskan bahwa tiga orang dokter spesialis turut dilibatkan untuk mengatasi kemacetan persalinan tersebut. Namun, sampai 10 menit lebih, berbagai upaya yang dilakukan tim medis tidak bisa mengeluarkan tubuh bayi dari rahim Rohma. Bayi perempuan itu meninggal dengan posisi kepala sudah keluar.

"Dokter sudah menerapkan segala teori di kedokteran terhadap bayi ini. Namun, tidak berhasil. Sehingga akhirnya diputuskan menyelamatkan ibunya," terangnya.

Dijelaskan, tim dokter saat itu mempunyai tiga opsi untuk mengeluarkan tubuh bayi sehingga nyawa Rohma bisa diselamatkan. Pertama, memaksa tubuh bayi keluar dengan risiko sang ibu mengalami robek pada jalan bayi.

Kedua, merobek tubuh bayi untuk mengeluarkan organ-organnya. Sehingga tubuh bayi yang menyusut bisa ditarik keluar. Ketiga, memotong kepala bayi, lalu mengeluarkan tubuhnya melalui prosedur operasi.

"Jadi, memisahkan dulu kepalanya supaya badannya bisa diangkat lewat operasi. Karena kalau dikembalikan lagi kepalanya juga tidak bisa. Itu sudah atas persetujuan keluarga, sudah kami jelaskan kepada keluarga," jelasnya.




(kws/kws)

Hide Ads