Kopda Muslimin otak penembakan istrinya sendiri diketahui tega merencanakan pembunuhan demi bisa hidup bersama wanita idaman lain (WIL). Aksi penembakan itu terjadi pada Senin (18/7/2022).
Berikut fakta-fakta kasus pembunuhan dan penembakan istri anggota TNI berinisial RW yang didalangi oleh suaminya sendiri, Kopda Muslimin.
Pacar Ogah Hidup Bareng
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kopda Muslimin melakukan rencana pembunuhan terhadap istrinya sendiri demi hidup bersama pacar barunya. Namun, pacar Kopda Muslimin menolak ajakan hidup bersama karena ulahnya sendiri.
"Iya (Muslimin ditolak R karena menembak istri)," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar seperti dikutip dari detikJateng, Jumat (29/7/2022).
Hal itu diketahui karena wanita bernama R itu kini menjadi salah satu saksi yang diperiksa terkait peristiwa penembakan yang terjadi 18 Juli 2022 lalu. Kini R menjadi salah satu yang dilindungi oleh LPSK.
Muslimin sempat mengantar istrinya yang dibawa ke RS Hermina Banyumanik usai penembakan. Irwan mengatakan Muslimin kemudian pergi menemui R di daerah Papandayan Semarang dan pergi bersama ke Wonosobo.
"Saat ia kabur dari Rumah Sakit, M ini menghubungi R pacarnya minta dijemput di daerah Papandayan. R pun datang bawa motor, terus keduanya pergi ke Wonosobo," kata Irwan, Kamis (28/7/2022).
Muslimin bercerita soal upaya pembunuhan istrinya kepada R. Kemudian ia mengajak R hidup bersama di Wonosobo. Ternyata, Muslim ditolak R.
"Yang ironis, R menolak dan tak mau terlihat, akhirnya M berang dan pergi bawa motor R dan meninggalkan R sendirian di Wonosobo saat itu," ujarnya.
Meminta Maaf ke Orang Tua
Saksi yang merupakan tetangga, bernama Rokhim mengungkap percakapan terakhir Kopda Muslimin dengan orang tuanya. Kopda Muslimin diketahui pulang ke rumah orang tuanya, dan ditemukan meninggal dunia.
Menurut penjelasan sang ayah kepada Rokhim, Kopda Muslimin datang untuk meminta maaf atas perbuatannya. Mustakim juga disebut sempat menasihati dan menyarankan anaknya untuk menyerahkan diri, namun ditolak Muslimin. Anggota TNI yang diduga menjadi otak penembakan istrinya itu, mengaku lebih memilih bersembunyi karena khawatir mati di tangan petugas jika menyerahkan diri.
Ditemukan dalam Kondisi Mulut Berbuih
Kopda Muslimin ditemukan sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri dan mulut berbuih di rumah orang tuanya di Kabupaten Kendal. Jasad Muslimin lalu diangkat dan dipindahkan ke atas tempat tidur. Kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan autopsi guna mengetahui penyebab tewasnya.
"Ya saat ditemukan kondisinya sudah nggak sadar dan mulutnya mengeluarkan buih. Bapaknya juga sempat membersihkan mulutnya dan memindahkan ke atas tempat tidur," ujar Rokhim yang merupakan tetangga orang tua Kopda Muslimin.
Hasil Autopsi Diduga Keracunan
Hasil autopsi Kopda Muslimin alias Kopda M di RS Bhayangkara Semarang diduga tewas akibat keracunan. Kopda Muslimin otak penembakan istrinya sendiri sebelumnya ditemukan tewas di kamar rumah orang tuanya di Kabupaten Kendal, Kamis (28/7/2022).
Komandan Pomdam (Danpomdam) IV/Diponegoro Kolonel CPM Rinoso Rudi menjelaskan dari hasil autopsi kematian diperkirakan 6-12 jam sebelum pemeriksaan dilakukan pukul 13.30 Wib. Sehingga sesuai dengan keterangan saksi jenazah ditemukan pukul 07.00 Wib di rumah orang tuanya di Kendal.
"Dari hasil pemeriksaan luar tidak ditemukan luka akibat kekerasan benda tajam atau benda tumpul," kata Rinoso di RS Bhayangkara Semarang, Kamis (28/7/2022).
Pernah Coba Bunuh Istri Pakai Racun hingga Santet
Kopda Muslimin pernah melakukan percobaan pembunuhan terhadap istrinya dengan cara diracun hingga menyantet. Namun, rencananya tersebut selalu gagal. Hingga akhirnya Kopda Muslimin merencanakan penembakan dengan menyewa para pembunuh bayaran.
Sewa Komplotan Eksekutor dengan Upah Rp 120 Juta
Sebanyak 4 eksekutor penembakan istri TNI di Semarang mendapat upah dari Kopda Muslimin atau Kopda M mendapatkan upah Rp 120 juta.
Kopda Muslimin memberi uang ke komplotan pelaku setelah aksi penembakan dilakukan pada Senin 18 Juli lalu. Saat itu Kopda Muslimin tengah mendampingi istrinya yang ditembak, RW, saat menjalani penanganan medis di rumah sakit. Kopda Muslimin kemudian berkomunikasi dengan eksekutor terkait upah.
"Korban dibawa ke rumah sakit. Di rumah sakit suami korban melakukan peneleponan kepada eksekutor dengan dilakukan untuk memperoleh transaksi uang hasil pelaksanaan kegiatan. Kemudian suami korban keluar di minimarket 300 meter dari rumah sakit, diberikan uang Rp 120 juta sebagai kompensasi," jelasnya.
Fakta tersebut terungkap berdasarkan hasil pemeriksaan sementara terhadap sejumlah saksi, termasuk empat pelaku lapangan, yang terdiri dua orang tim eksekutor dan dua orang tim pengawas.
Simak Video 'Kopda M, Dalang Penembakan Istri yang Meninggal Usai Muntah-muntah':
(nor/nor)