Dari pantauan detikBali, Senin sore (25/7/2022) beberapa nelayan Desa Perancak terlihat membawa jukung atau miniatur perahu di pantai Perancak. Memanfaatkan tiupan angin, miniatur perahu yang dibawa, lalu dilombakan dengan miniatur perahu nelayan lain di Pantai Perancak.
Salah satu nelayan Desa Perancak, I Gede Udiana (45) menuturkan, saat ini cuaca sedang bagus, angin kencang dan sering terjadi gelombang tinggi. Nelayan jarang untuk melaut, lebih sering mengisi waktu luang dengan hiburan dengan lomba perahu miniatur. "Kalau disini nelayan biasanya menyebut, lomba jukung-jukungan," kata Udiana.
Menurutnya, lomba miniatur perahu ini sebagai hiburan di waktu luang saat tidak melaut. Bentuk mirip dengan perahu nelayan asli. Namun, miniatur perahu ini sengaja dibuat model perahu zaman dulu yang masih menggunakan layar.
"Ini jukung-jukungan nelayan model lama. Ini untuk mengingat tradisi jukung, sebelum memakai mesin seperti sekarang," ujar Udiana.
Permainan lomba Miniatur perahu ini terlihat menarik. Dalam permainan ini, satu miniatur perahu dikendalikan oleh 2 orang nelayan. Perahu yang sudah terpasang layar kemudian dibawa satu orang ke tengah laut yang masih dangkal lalu dilepas.
Berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai, sudah ada yang menunggu satu orang lagi untuk menghentikan laju perahu ketika sudah sampai di pinggir pantai. "Kita bergantian membawa jukung ke tengah, lalu kembali dilepas lagi," ucapnya.
"Selama ini belum pernah dibuat lomba resmi, tapi kami senang karena ini hiburan buat kami para nelayan Desa Perancak," imbuhnya.
Miniatur perahu ini, kata Udiana, dibuat menggunakan bahan kayu ringan dari kayu bayur dan pule dengan ukuran rata rata 1,5 meter. "Untuk biaya pembuatan satu jukung ini, habis sekitar Rp 1 juta," ungkapnya.
Kegiatan yang dimulai sejak tahun 2021 lalu, lanjut Udiana, Selain sebagai hiburan, pembuatan miniatur jukung ini sebagai upaya pelestarian jukung tradisional. "Dulu kan sebelum ada mesin tempel, semua jukung menggunakan layar sebagai pendorong. Jadi biar mengingatkan cikal bakal jukung nelayan disini," ungkapnya.
Meski baru sebatas hiburan para nelayan jeda melaut, Udiana berharap, ini bisa menjadi bagian tradisi di Jembrana untuk melestarikan bentuk jukung tradisional tempo dulu, lewat permainan lomba jukung jukungan. "Kalau ada dukungan dari kabupaten buat lomba resmi, kita siap," katanya.
(kws/kws)