Sebanyak 400 ekor tukik atau anak penyu dilepasliarkan oleh Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih, Desa Perancak, Jembrana, Bali, Senin (25/7/2022). Wisatawan asing pun tampak antusias mengikuti pelepasliaran tukik yang dilakukan di Pantai Perancak.
Seorang wisatawan asal Prancis, Natalis mengaku baru pertama kali mengikuti kegiatan pelepasliaran tukik. Semula ia mengetahui tempat pelestarian penyu Kurma Asih dari internet.
"Saya sangat bahagia ikut langsung melepas penyu ke laut," kata Natalis yang datang bersama anaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih I Wayan Anom Astika Jaya mengatakan, tukik yang dilepasliarkan itu merupakan hasil penetasan semi alami. Telur penyu yang ditetaskan tersebut hasil konservasi dari sejumlah pantai di Jembrana. Sarang penyu terbanyak ditemukan di Pantai Desa Perancak, Pengambengan, Air Kuning, Yeh Kuning, dan Delodberawah.
"Hampir setiap hari melepaskan tukik, pagi dan sore. Karena waktu yang baik untuk melepasliarkan penyu pagi dan sore hari," ungkapnya.
Menurut Anom, total sarang yang ditetaskan di Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih sebanyak 256 sarang dengan rata-rata telur dalam satu sarang 85 butir. Puncak bertelurnya penyu bulan Mei, Juni dan Juli. Sedangkan, saat ini hingga bulan Agustus mendatang merupakan musim menetas telur penyu.
Anom menambahkan, telur penyu tersebut dibawa ke Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih untuk ditetaskan secara semi alami. Hal itu dilakukan untuk mengindari serangan predator dan pencurian telur oleh oknum tertentu,
"Pelestarian penyu ini sebagai upaya menyelamatkan penyu. Harapannya dengan tukik yang dilepasliarkan bisa sampai dewasa," terangnya.
(iws/iws)