Sejumlah sopir angkot yang biasa mangkal di Terminal Amlapura, Karangasem, Bali, mengeluh lantaran sepi penumpang. Terlebih saat ini sebagian besar masyarakat sudah menggunakan sepeda motor saat hendak pergi ke pasar. Para sopir bagai bernyanyi sunyi karena kehilangan pelanggan.
Salah satu sopir angkot yang ditemui di Terminal Amlapura, I Nengah Suarta (44) mengatakan dirinya sudah kesulitan mendapat penumpang sejak 2010 silam. Saat ini, sehari dia hanya dapat sekitar 3-4 penumpang. Itupun harus menunggu sekitar 5 jam baru dapat penumpang.
"Kalau dulu baru mulai parkir saja sudah ada yang naik dan nggak sampai satu jam sudah langsung berangkat, tapi kalau sekarang sudah nunggu berjam-jam tapi hanya dapat 3-4 penumpang saja," kata Suarta, Minggu (17/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suarta mengaku sudah menjadi sopir angkot sejak 1995. Dulu, ia bisa mendapat penghasilan hingga Rp 300 ribu dalam sehari. Ia sebenarnya ingin berhenti jadi sopir angkot, hanya saja dirinya belum mendapat pekerjaan lain.
"Sekarang dapat Rp 100 ribu per hari sudah syukur. Itupun belum termasuk beli bensin. Bahkan kadang hanya dapat Rp 30 ribu per hari," kata Suarta.
Hal serupa juga dikatakan sopir angkot lainnya I Wayan Sumerta (45). Pria asal Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem itu menyebut sudah banyak sopir angkot yang beralih profesi.
"Saya memprediksi jika kondisi ini terus terjadi, penumpang semakin sedikit, dalam 5 tahun ke depan mungkin sudah tidak ada lagi angkot yang beroperasi," kata Sumerta.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Karangasem I Made Agus Budiasa tak menampik bahwa masyarakat sudah sangat jarang memanfaatkan angkot. Pihaknya juga tidak bisa memaksakan hal tersebut lantaran saat ini hampir semua masyarakat memiliki sepeda motor.
"Sekarang balik lagi ke pilihan masing-masing. Kalau memang masyarakat memilih untuk menggunakan mode transportasi lain seperti sepeda motor, kita tidak bisa memaksakan untuk mereka naik angkot," kata Budiasa, Minggu (17/7/2022).
(iws/iws)