Di tangan orang kreatif, kayu bekas bisa diolah menjadi barang berharga dan bernilai ekonomi tinggi. Seperti dilakukan oleh I Putu Edit Andi Pratama (34) warga Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Bali. Ia 'menyulap' kayu bekas menjadi aksesoris jam tangan yang unik. Terlebih lagi, umumnya jam tangan berbahan logam, stainless, dan karet.
"Hanya pada mesinnya yang bukan berbahan kayu," kata Edit, saat ditemui detikBali di rumahnya, Sabtu (25/6/2022).
Saat ditemui, Edit langsung menunjukkan bengkel kerjanya. Di dalam ruangan berukuran sekitar 3 x 4 meter itulah, Edit mengerjakan jam tangan kayu yang dia rintis sejak 2018 silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keunggulan jam tangan saya adalah prosesnya full hand made," jelasnya.
Edit menceritakan awal mula ketika dirinya memulai membuat jam tangan kayu itu. Semula ia melakakukan riset dengan mencari contoh aksesoris berbahan kayu. Ia pun sempat gagal, terutama ketika proses pembuatan tali jam tangan. Meski begitu, Edit melakukannya dengan tekun secara otodidak hingga jam tangan kayunya terwujud.
"Buatnya otodidak, nggak ada belajar di mana, itu murni otodidak," ungkap Edit, yang sebelumnya sempat bekerja sebagai pembuat patung beton.
Tali jam tangan kayu itu terdiri dari beberapa part. Part-part tersebut selanjutnya dirakit satu per satu hingga menjadi seutas tali jam tangan. Hampir seluruh prosesnya menggunakan tangan. Penggunaan mesin hanya saat proses pemotongan kayu. Adapun jenis kayu yang digunakan antara lain sonokeling, maple, dan kayu-kayu lain yang berkualitas baik dan memiliki tekstur bagus.
Bagian paling mudah menurut Edit adalah saat membuat tempat mesin jam tangan. Lempengan kayu dibuat berbentuk kotak atau bulat, disesuaikan dengan keinginan. Terpenting, menurut Edit, jam kayu itu diupayakan terlihat alami dan tekstur kayunya tidak hilang.
"Itu untuk menonjolkan bahwa jam tangan ini memang terbuat asli dari kayu," imbuhnya.
Pesanan Meningkat
Jam tangan buatan Edit dijual dengan harga mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 600 ribu. Harga tersebut tergantung bentuk dan tingkat kerumitan pembuatan.
Sempat merosot saat awal-awal pandemi, kini pesanan jam tangan kayu produksi Edit perlahan meningkat. Edit pun mencari bahan kayu lebih banyak lagi untuk memenuhi permintaan tersebut. Ia kembali berburu kayu bekas dari pabrik mebel dengan tetap mementingkan kualitas.
Seluruh proses kreatif membuat jam tangan itu dilakukan Edit seorang diri.
Saat ini, Edit tak hanya membuat jam tangan kayu, tetapi juga sempat membuat motor berbahan kayu. Baru-baru ini. Vespa kayu buatan tangannya dipajang di helatan Vespa World Days 2022 di Nusa Dua.
"Saya sudah membuat satu vespa kayu, waktu event VWD saya bawa ke sana," imbuhnya.
(iws/iws)