Kasus gigitan anjing di Buleleng terus mengalami peningkatan sepanjang tahun 2022. Tercatat sejak awal Januari hingga pertengahan Juni 2022 telah terjadi setidaknya sebanyak 88 kasus gigitan anjing. Dimana 74 kasus diantaranya terkonfirmasi positif rabies, serta 6 orang dinyatakan meninggal dunia yang diduga akibat rabies.
Terbaru terjadi di Desa Sari Mekar, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, yang mengakibatkan seorang warga bernama, Nyoman Puri (62) meninggal dunia dengan riwayat pernah digigit anjing milik tetangganya. Dia dinyatakan meninggal dunia dengan status suspect rabies.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, dr. Sucipto mengatakan kasus gigitan anjing di Buleleng saat ini kondisinya sangat mengkhawatirkan. Dimana dari hasil pemeriksaan sampel yang dikirim untuk diteliti terdapat sebanyak 82 persen sampel yang dinyatakan positif mengidap rabies.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sebenarnya sudah termasuk darurat Buleleng untuk rabies karena 82 persen dari sampel yang diperiksa mengidap rabies mestinya itu sudah warning dan memang kasus gigitan anjing belakangan ini banyak sekali dan termasuk tinggi" kata dr. Sucipto saat dikonfirmasi, Selasa (14/6/2022).
Menurutnya, kesiapan pemerintah dalam menangani kasus rabies saat ini sudah lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Hal itu karena saat ini setiap Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah di Buleleng sudah dijadikan sebagai rabies center oleh pemerintah.
Namun yang menjadi sumber permasalahan saat ini yakni kesadaran masyarakat yang masih kurang untuk tidak meliarkan anjing peliharaannya. Karena bukan hanya anjing liar saja yang menjadi momok utama dalam penyakit rabies ini, akan tetapi juga dari anjing peliharaan yang diliarkan oleh majikannya.
"Yang punya anjing agar anjingnya dikandangkan dan diikat salah satu pencegahan sebenarnya kan itu, Cuma sekarang masyarakat yang belum sadar risikonya, saat ini 6 orang lho yang meninggal, padahal vaksin itu ada, itu yang kita sayangkan" ujarnya.
Lebih lanjut dia mengimbau agar masyarakat bisa meningkatkan kesadaran untuk tidak meliarkan anjing peliharaan. Serta apabila mengalami gigitan anjing agar segera melakukan tindakan antisipasi awal seperti membersihkan luka dengan air mengalir dan antiseptic.
"Setelah itu lakukan pengawasan terhadap anjing yang menggigit serta mendatangi fasilitas kesehatan terdekat untuk memperoleh VAR (Vaksin Anti Rabies)" tukasnya.
Sementara itu Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Buleleng, Made Suparma mengatakan bahwa kasus gigitan anjing di Buleleng hampir terjadi setiap hari. Dimana dari data yang dihimpun oleh Distan Buleleng kasus gigitan sudah terjadi sebanyak 88 kasus, yakni sebanyak 74 kasus dinyatakan positif rabies, 8 kasus negatif dan 6 sisanya tanpa sampel.
"Hampir setiap hari terjadi kasus gigitan anjing di desa-desa. Rata-rata terjadi 3 kasus setiap hari," kata Suparma, Selasa (14/6/2022).
Suparma menyebut jika Distan sudah sempat melakukan vaksinasi di Desa Sari Mekar, setelah ada kejadian anjing yang menyerang warga di desa itu. Saat itu vaksinasi baru mencapai 40 persen dengan angka 140 ekor anjing yang divaksin, dari total 332 populasi anjing di Desa Sari Mekar. Dimana idealnya dalam satu wilayah keberhasilan vaksinasi minimal mencapai 70 persen.
"Total populasi anjing di Buleleng saat ini sekitar 93.397 ekor yang sudah di vaksin itu sebanyak 20.895 ekor atau sekitar 22 persen. Kita juga sudah rutin lakukan vaksinasi, tapi belakangan ini kami terapkan vaksinasi emergency. Jadi kalau ada kejadian kami turun melakukan vaksinasi," jelasnya.
Kemudian ketika ditanya, terkait dengan eliminasi anjing rabies yang ada di Desa Sari Mekar, Suparma mengaku siap untuk menurunkan tim melakukan eliminasi apabila ada permintaan dari pihak desa untuk melakukan eliminasi.
"Saat ini belum ada permintaan eliminasi dari pihak desa, kami saat ini masih menunggu surat permintaan dari pihak desa" tukasnya.
(kws/kws)