Hamparan hijau dan cuaca sejuk sangat terasa ketika memasuki kawasan Pura Kereban Langit yang berlokasi di Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Kawasan Pura Kereban Langit Sading viral karena dikabarkan memiliki keistimewaan pada air sucinya yang berada di dalam kawasan goa pura tersebut. Air suci tersebut dipercaya dapat mendatangkan keturunan dan mampu mengobati penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh medis.
Menuju ke lokasi Pura Kereban Langit, jika dari Kota Denpasar, Anda dapat menempuh jarak 20 menit (baik motor maupun mobil). Di sana mata Anda akan dimanjakan dengan kawasan hijau persawahan sebelum memasuki pura. Pura tersebut terletak di bawah dan sebelum memasuki kawasan pura, Anda disarankan memakai kamen atau kebaya ringan dan selendang.
Wanita sedang haid dilarang memasuki kawasan pura ini. Biasanya yang datang adalah para pemedek warga Desa Sading, ada juga dari Kota Denpasar dan Tabanan, namun banyak juga wisatawan dari luar Bali yang hendak bersembahyang di pura ini. Tujuan para pemedek ini bermacam-macam, yang paling sering diminta adalah nunas sentana (memohon keturunan) dan nunas tamba (memohon pengobatan).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemangku Pura Jero Mangku I Ketut Witera (68) menuturkan, nama Pura Kereban Langit sudah diberikan sejak dahulu kala, maknanya adalah pura yang beratapkan langit, sangat unik karena pura ini berlokasi di dalam gua. Pura ini dalam prasasti belum ada sejarahnya. Pura ini ditemukan pada tahun 1923 M oleh pemerintahan Sri Udayana.
"Beliau memiliki pewisik Ida betara betari yang nangkil di Gunung Agung agar Munas Tirta mencari di sini yang diutus Brahmana dan patih-patih beliau. Tirta dibawa ke kerajaan untuk diberikan ke istrinya, diminum kemudian istrinya hamil, melahirkan kembar buncing yang bernama Sri Masula dan Sri Masuli," ungkapnya, kepada detikBali ditemui, Sabtu (4/6/2022).
Kemudian, Sri Udayana, katanya, menunjuk raja terdekat di wilayahnya, yaitu Raja Puri Sading. Status pura ini kemudian dimiliki oleh Kerajaan Puri Sading sampai sekarang.
"Saya sebagai pemangku untuk memelihara pura ini sampai piodalan, kebersihan, dan pembangunan fisik," ucapnya.
Ditanya apakah benar air di kawasan Pura Kereban Langit mampu mendatangkan keturunan dan menyembuhkan penyakit, Jero Mangku membenarkan. Kabar itu menyebar setelah raja yang belum punya keturunan menjadi punya keturunan.
"Itu dari mulut ke mulut menyambung dibuktikan dengan kenyataan," ungkap dia.
Untuk melakukan nunas sentana dan nunas tamba syaratnya pemedek harus membawa banten atau pejati (upakara) dan bungkak hijau satu orang satu (kelapa hijau). Pada prosesi nunas sentana ini nantinya pemangku akan memercikkan Tirta (air) Slaka agar pemedek diberikan keturunan atau diberikan kesembuhan dan keberkahan.
"Untuk nunas tamba jenis penyakit yang tidak kelihatan di medis, seperti sering pusing, gemetaran, santet (sejenis itu), alhamdulillah astungkara sembuh. Karena banyak yang sembuh, banyak yang memberikan sesangi (bayar utang/kaul), seperti tedung (payung) dan wastra (pakaian putih kuning)," beber mantan PNS di Pemkab Badung ini.
![]() |
Sebelum melakukan nunas sentan, nunas tirta, dan nunas tamba, pemedek diwajibkan melakukan prosesi melukat di Taman Beji yang jaraknya tidak jauh dari Pura. Melukat di Taman Beji yang ada 5 pancoran, yaitu:
1. Pengleburan: melebur hal yang negatif
2. Pengelukatan: membersihkan unsur negatif
3. Prayasita: membersihkan diri
4. Pewintenan sari: membersihkan diri
5. Kemakmuran: supaya kehidupan setelah bersih dilebur supaya sejahtera
Pemedek I Wayan Arya Agustiawan (28) dan Ni Putu Sri Wahyuni (28), yang merupakan penduduk asli Desa Sading, ketika ditemui detikBali mengaku baru menikah tujuh bulan mereka berharap dapat segera diberi keturunan.
"Iya kita ingin segera diberi momongan pengen cepat punya anak meski baru menikah 7 bulan tapi kita berusaha. Ya harapannya laki-laki, tapi kalau nanti dapatnya perempuan ya gk apa-apa," ungkap Ni Putu Sri Wahyuni.
Hal yang sama disampaikan oleh pemedek Putu Suta Wiguna asal Tabanan, yang mengaku melakukan pemelukatan dan nunas tirta untuk mendapatkan keberkahan dan segera diberikan titipan (anak) ketika kelak dia menikah.
"Kebetulan saya mau menikah sebentar lagi ya saya ke sini karena ingin segera mendapatkan titipan (keturunan anak) ketika menikah nanti," katanya.
(irb/irb)