Potensi Gelombang Tinggi di Pelabuhan Gilimanuk 3-4 Juni 2022

Potensi Gelombang Tinggi di Pelabuhan Gilimanuk 3-4 Juni 2022

I Ketut Suardika - detikBali
Jumat, 03 Jun 2022 06:25 WIB
Cuaca cerah di Selat Bali, Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, beberapa waktu lalu.
Cuaca cerah di Selat Bali, Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, beberapa waktu lalu. Foto: I Ketut Suardika
Jembrana -

Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, dan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, sempat dihentikan operasional selama 5 jam, pada Senin (30/5/2022).Penyebabnya, angin kencang di Selat Bali yang membahayakan penyeberangan.

Kondisi cuaca tidak menentu ini, masih berpotensi terjadi lagi, sehingga masyarakat diimbau untuk lebih waspada. BMKG mengeluarkan peringatan dini di Pelabuhan Gilimanuk Bali yang berlaku hingga 4 Juni 2022 pukul 20.00 Wita.

Waspada potensi angin kencang di Laut Bali dan Selat Lombok bagian Utara, serta gelombang tinggi mencapai dua meter. Terutama di Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, dan Samudera Hindia selatan Bali hingga NTB. Potensi gelombang tinggi mencapai dua meter atau lebih, terutama di Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, dan Samudera Hindia selatan Bali hingga NTB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jembrana, Aminudin Al Roniri menyampaikan, prakiraan cuaca tersebut untuk masyarakat, terutama nelayan agar meningkatkan kewaspadaan saat melaut atau beraktivitas di laut.

"Masyarakat yang beraktivitas di laut harus ekstra waspada, termasuk aktivitas pelabuhan," jelas Roni saat dikonfirmasi, Kamis (2/6/2022).

Roni menambahkan, bulan Juni 2022 memang sudah memasuki musim kemarau, tetapi masih sering terjadi hujan. Penyebabnya, karena adanya pengaruh suhu muka laut yang hangat di sekitar Bali.

Penyebab kedua, karena adanya fenomena la nina lemah yang terjadi sampai dengan bulan Mei lalu, sehingga hingga awal bulan Juni hujan ringan masih ada meskipun sudah memasuki musim kemarau.

Selain hujan ringan yang masih sering terjadi, angin hingga puting beliung, serta petir juga berpotensi terjadi selama musim kemarau yang disertai hujan ringan. Karena hujan dan angin kencang masih rawan terjadi, masyarakat perlu mewaspadai dampaknya, seperti tanah longsor dan banjir di daerah rawan.

"Waspadai longsor dan banjir di daerah yang pernah ada kejadian," tukasnya.

Dampak lain yang bisa terjadi karena angin dan hujan, yaitu pohon tumbang, terutama di pinggir jalan. Peristiwa ini sudah sering terjadi, mengingat di wilayah Jembrana banyak pohon perindang dan melintasi hutan.




(irb/irb)

Hide Ads