Gunung Api Ili Lewotolok di Lembata Kembali Keluarkan Lava Pijar

Gunung Api Ili Lewotolok di Lembata Kembali Keluarkan Lava Pijar

Djemi Amnifu - detikBali
Kamis, 02 Jun 2022 01:44 WIB
Update visual Gunung Api Ile Lewotolok Rabu (1/5/2022) pukul 20.00 WITA,  teramati lelehan lava dengan jarak luncuran lebih kurang 1000m-1500m ke arah timur.
Update visual Gunung Api Ile Lewotolok Rabu (1/5/2022) pukul 20.00 WITA, teramati lelehan lava dengan jarak luncuran lebih kurang 1000m-1500m ke arah timur. (Foto: Istimewa)
Kupang -

Gunung Api Ili Lewotolok Kabupaten Lembata, NTT kembali mengeluarkan letusan. Pengamatan pada Rabu (1/6/2022) antara pukul 06:00-12:00 WITA, Gunung Api Ili Lewotolok (1423 mdpl) mengeluarkan guguran lava pijar dan awan panas yang bisa mencapai 3,5 km dari puncak ke arah tenggara-timur.

Kondisi cuaca cerah dan berawan, angin bertiup lemah ke arah tenggara dengan suhu udara 23.7-30.4 derajat celcius. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 300-500 meter di atas puncak kawah. Teramati guguran lava dengan jarak luncur 200-1500 meter mengarah ke timur.

Untuk kegempaan guguran 12 kali dengan amplitudo amplitudo 1.4-6.4 mm, durasi 54-213 detik. Hembusan 52 kali dengan amplitudo 1.7-10.7 mm, durasi 20-168 detik. Tremor non-harmonik sebanyak 30 kali dengan amplitudo 1.7-10.9 mm, durasi 79-367 detik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Stanislaus Ara Kian, A.Md, dari Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok dalam laporannya yang diperoleh detikBali, Rabu (1/6/2022) malam, menyebutkan keterangan lain berupa guguran lava pijar dan awan panas berpotensi terjadi dengan radius bisa mencapai 3.5 km dari puncak ke arah tenggara-timur.

Menurut Stanislaus Ara Kian, tingkat aktifitas Gunung Api Ili Lewotolok berada pada level III (Siaga). Dalam tingkat aktivitas level III (siaga) masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok.

ADVERTISEMENT

"Masyarakat Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok," pesan Stanislaus.

Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya maka masyarakat yang berada disekitar Gunung Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

Selain itu mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ili Lewotolok maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar mewaspadai ancaman lahar terutama saat musim hujan.

Seluruh masyarakat maupun instansi terkait lainnya juga diminta dapat memantau perkembangan status maupun rekomendasi Gunung Ili Lewotolok setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play. Para pemangku kepentingan di sektor penerbangan dapat mengakses fitur VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation).

Ia juga mengingatkan semua pihak agar menjaga kondusivitas suasana di Pulau Lembata, tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ili Lewotolok yang tidak jelas sumbernya. Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Ili Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads